Minggu, 31 Agustus 2014

STRATEGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA TRANSPARANSI OHP PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 BANTAENG

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar akuntansi, kinerja Guru dalam pembelajaran akuntansi. Dalam pembelajaran akuntansi dengan penekanan pada penggunaan media transparansi OHP. Sekalipun tidak menutup kemungkinan Guru untuk menggunakan multi media serta multi metode dalam setiap pembelajaran akuntansi. Subyek penelitian kali ini siswa kelas XI IPS I. Semester genap SMA Negeri 02 Bantaeng Tahun Ajaran 2006 / 2007.
Dengan media transparansi OHP siswa menjadi lebih aktif dan kreatif serta fokus dalam kegiatan pembelajaran, dengan memamfaatkan diskusi dengan Guru atau antara siswa dengan siswa dalam kelompoknya maupun diluar kelompoknya. Melalui aktivitas dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi, pembuatan rangkuman materi dalam bentuk lembar transparansi .Media transparansi OHP dimanfaatkan siswa dalam membuat laporan hasil kerja kelompok, dan dipakai sebagai bahan diskusi kelas. Terbukti hasil tes akhir setiap siklus menunjukkan adanya peningkatan nilai rata - rata kelas untuk mata pelajaran akuntansi .
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan media transparansi overhead proyektor (OHP) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS I. SMA Negeri 02 Bantaeng Tahun Ajaran 2006 / 2007.
Kata kunci : media OHP , motivasi belajar ,hasil belajar ,pencatatan transaksi .
Zaenuddin Kabai .Guru SMA Neg 2 Bantaeng Kab. Bantaeng.Telp.081342537529.
Peningkatan hasil belajar Akuntansi khususnya pada pokok bahasan pencatatan transaksi kedalam jurnal dan neraca sisa pada perusahaan dagang, perlu adanya penyempurnaan proses belajar mengajar guna mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan.
SMAN 02 Bantaeng sebagai asalah satu lembaga pendidikan formal memiliki visi sebagai candradimuka generasi muda demi terwujudnya insan madani cerdas, makarya dan imani. Salah satu indikatornya adalah candradimuka dalam peningkatan nilai ujian nasional (UN). Adapun misi sekolah yaitu optimalisasi potensi siswa dalam pembelajaran, baik secara individu melalui belajar mandiri maupun lewat bimbingan belajar.
Pelajaran akuntansi, salah satu bagian dari pelajaran ekonomi jurusan IPS. SMA, yang kedudukannya sangat berpengaruh terhadap nilai ujian nasional , bahkan dalam soal ujian nasional (UN) pelajaran akuntansi dengan mata pelajaran ekonomi. Manakala soal ekonomi 40 nomor maka mata pelajaran akuntansi 19 nomor dan mata pelajaran ekonomi 21 nomor. Oleh karena itu penulis menilai bahwa pelajaran akuntansi adalah salah satu penentu terhadap nilai ujian nasional mengenai bindang studi ekonomi pada jurusan IPS di SMA Neg. 2 Bantaeng. Kendatipun kenyataannya menunjukkan bahwa motivasi dan hasil belajar akuntansi siswa masih jauh dari harapan . Dengan demikian merupakan suatu kewajaran manakala penulis mempermasalahkan : Apakah penggunaan media transparansi OHP pada pokok bahasan pencatatan tansaksi keuangan perusahaan dagang kedalam jurnal dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Guna : (1) Mengoptimalkan penggunaan media transparansi OHP pada pembelajaran akuntansi menuju peningkatan motivasi belajar siswa, (2) Mengetahui pengaruh penggunaan media transparansi OHP terhadap pokok bahasan karakteristik perusahaan dagang dan pencatatan transaksi perusahaan dagang kedalam jurnal sebagai upaya peningkatan hasil belajar akuntansi siswa SMA Negeri 2 Bantaeng.
Hasil penelitian ini Diharapkan dapat bermanfaat : (1) bagi siswa dapat memberi motivasi dan mengubah sikap siswa menjadi lebih baik dalam pembelajaran akuntansi yang menggunakan pendekatan proses .Selain itu Siswa dapat lebih berpikir kritis dan kreatif melalui visualisasi transparansi OHP,(2) bagi guru ; dapat mempermudah pelaksanaan pembelajaran ,dan sangat penting adalah dapat Meningkatkan pengetahuan guru dalam perencanaan pembelajaran akuntansi ,(3) bagi sekolah ; Hasil penelitian ini sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran., sekaligus dapat Meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa dan kinerja guru
Peningkatan Motivasi Belajar Melalaui Media Transparansi OHP. Sardiman (2003) menyatakan bahwa motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian melakukan aktifitas belajar. Makanya itu media transparansi OHP adalah salah satu media yang mampu menampilkan secara spontan dari apa yang telah dijelaskan oleh guru atau hasil diskusi kelompok.
Oleh karena itu dalam proses pembelajaran akuntansi memerlukan beberapa usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu guna mendorong dan meransang minat siswa agar fokus perhatiaannya terhadap pelajaran akuntansi dapat maksimal. Sebab sulit diingkari bahwa belajar tanpa motivasi maka hasil belajar maksimal sulit diwujudkan.
Arsyad (2002) dilihat dari segi fungsinya OHP sebagai pengantar hubungan yang efektif dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Sehingga dengan demikian motivasi belajar dengan menggunakan media transparansi OHP, berarti menggerakkan siswa untuk lebih meningkatkan aktifitas belajarnya. Agar kelak dapat lebih terampil dalam melakukan pencatatan transaksi perusahaan dagang kedalam jurnal. Baik itu jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, jurnal penjualan, jurnal pembelian, maupun jurnal memorial atau jurnal umum.
Iskandar dan Mustaji (dalam Agib 2006) menegaskan bahwa keutamaan media sebagai sumber belajar agar pebelajar banyak berinteraksi dengan sumber belajar. Tanpa itu maka optimalisasi hasil belajar sulit tercapai. Apatahlagi belajar menurut Agib (2006) adalah proses pemaknaan informasi baru. Olehnya itu agar supaya informasi baru dapat bermakna secara maksimal maka interaksi pebelajar dengan sumber belajar harus maksimal juga.
Peningkatan Hasil Belajar Melalui Media Transparansi OHP, menurut Suryabrata (2002) membawa perubahan (dalam arti behavioral changers, aktual maupun potensial) sendangkan perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru melalui usaha dengan sengaja.
Belajar sebagai proses atau aktivitas. Maka sudah barang tentu tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, sala satu diantaranya adalah faktor dari luar diri siswa. Kata Suryabrata (2002) faktor dari luar diri siswa yakni ; alat-alat yang dipakai dalam belajar atau media transparansi OHP. Agar proses belajar dapat berlangsung secara maksimal. Sehingga pada gilirannya hasil belajar akuntansi siswa dapat tercapai secara maksimal. Tanpa itu maka prestasi belajar sulit diwujudkan menjadi suatu kenyataan.
Begitu pula Sardiman (2003) memandang belajar adalah berubah. Artinya usaha untuk mengubah tingkah laku, sehingga belajar berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, kecakapan, kerampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Sehingga dengan belajar dapat melahirkan manusia berilmu, terampil maupun untuk mandiri dan mampu menyesuaikan diri terhadap dimana saja berada..
Hasil adalah perolehan nilai. Oleh karena itu hasil belajar adalah perolehan nilai dari proses belajar mengajar yang berwujud angka atau huruf pada tiap kegiatan penilaian atau evaluasi. Hal ini akan menggambarkan kemapuan belajar siswa apakah mencapai standar kompetensi atau belum. Siagian (1995) mengatakan bahwa belajar adalah suatu usaha mengetahui hal-hal baru, teknik baru, metode baru, cara berpikir baru, bahkan juga perilaku baru.Untuk itu pemakaian OHP dalam pokok bahasan tahap pencatatan akuntansi perusahaan dagang adalah suatu upaya guru dalam meningkatkan kemapuan belajar siswa agar prestasi siswa meningkat saat evaluasi.
Tahap pencatatan akuntansi perusahaan dagang. Kegiatan perusahaan dagang di satu sisi , proses pencatatannya dalam akuntansi tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Dilain sisi terdapat perbedaan dari istilah perangkat yang digunakan. Jika perusahaan jasa tidak dikenal adanya jurnal khsus tapi perusahaan dagang jurnal umum , khusus adalah merupakan suatu keharusan dalam memudahkan pencatatan. Memang disadari pada saat perusahaan dagang belum begitu berkembang maka pencatatannya masih mirip dengan perusahaan jasa. Akan tetapi setelah berkembang kearah peningkatan maka jurnal khusus merupakan suatu kemutlakan.
Pokok bahasan tahap pencatatan terdiri dari 5 (lima) indikator pencapaian hasil belajar : (1) mengklasifikasi perkiraan-perkiraan khusus hanya dijumpai dalam perusahaan dagang, (2) mencatat transaksi keuangan perusahaan dagang dalam jurnal umum, (3) mencatat transaksi keuangan kedalam jurnal khusus, (4) memindahkan data dari lajur khusus, lajur serba-serbi dari jurnal khusus dan jurnal umum ke perkiraan buku besar, (5) memindahkan data ke buku besar pembantu.
Perusahaan dagang menurut Soemarso (1993) adalah perusahaan yang kegiatannya melakukan pembelian dan penjualan barang dengan tujuan memperoleh laba. Pertanyaannya apakah perusahaan lainnya tidak terjadi terjadi penjualan ? Jawabnya tidak, sebab kalau perusahaan selain dari perusahaan dagang, penjualan barang bukan motif untuk mendapatkan laba akan tetapi kemungkinan hanya untuk mengganti, atau menambah yang diakibatkan karena perkembangan teknologi dan industri, sehingga barang yang sudah usang terpaksa dijual. Oleh karena itu secara garis besar siklus kegiatan perusahaan dagang. (1) Pembelian, (2) Pengeluaran uang, (3) Penjualan, (4) Penerimaan uang.
Pada dasarnya jurnal umum bagi perusahaan dagang manakala transaksinya belum begitu banyak masih dianggap efektif. Akan tetapi ketika transaksi yang jumlahnya besar dan heterogen maka jurnal khusus adalah sebuah alternatif. Soemarso (1993) mengatakan bahwa jurnal khusus dirancang untuk transaksi-transaksi yang sejenis ini, akan banyak menghemat wktu, tenaga dan biaya. Mengenai berapa banyak, bentuk dari jurnal khusus tergantung dari kebutuhan perusahaan. Hanya saja jurnal khusus umumnya meliputi : (1) Jurnal penjualan (seles journal) untuk mencatat penjualan kredit.(2) Jurnal Penerimaan (cash recieps journal) untuk mencatat transaksi penerimaan uang tunai segala sumber.(3) Jurnal pembelian (purchases journal) untuk mencatat pembelian barang dagang dan lainnya secara kredit.(4) Jurnal pengeluaran kas (cash payments journal) untuk mencatat uang kas segala tujuan.
Adapun manfaat dari jurnal khusus adalah : (1) menghemat waktu tenaga dan biaya, (2) di dalam jurnal khusus dapat disediakan kolom-kolom khusus untuk beberapa jenis transaksi-transaksi tertentu. dan pemindahbukuan transaksi tersebut dari jurnal ke buku besar terjadi selama satu periode, (3) setiap jurnal khusus dapat digunakan untuk mencatat satu jenis transaksi saja, sehingga memungkinkan pembagian tugas pwncatatan kepada beberapa orang.
Disamping keempat jurnal khusus tersebut diatas perusahaan dagang tetap mempunyai jurnal umum untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat ditampung dalam jurnal khusus. Begitupula buku besar pembantu (subsidary ledger) biasa juga disebut buku besar khusus (special ledger). Kadang juga disebut buku besar tambahan. Kegunaannya ialah untuk mencatat rincian transaksi yang terdapat dalam buku besar. Dengan demikian buku besar pembantu dikatakan sebagai bagian dari buku besar. Terdiri dari buku piutang , buku utang untuk mencatat rincian piutang dan utang yang terdapat di dalam buku besar utama.
Perbedaan buku besar utama dan buku besar pembantu terwujud dalam proses pencatatannya. Pencatatannya dalam perkiraan utang usaha dilakukan secara periodik, misalnya setiap minggu, atau setiap bulan berdasarkan pencatatan dalam jurnal khusus dan jurnal umum atau jurnal-jurnal lainnya. Sedangkan pencatatan dalam bukubesar pembantu dilakukan setiap saat .
Keutamaan media transparansi dalam pembelajaran akuntansi , Nasution (2003) menyatakan bahwa, belajar terjadi bila ada hasilnya yang diperlihatkan. Salah satu hasil yang dapat diperlihatkan dalam PBM adalah hasil kerja kelompok siswa dituangkan ke dalam transparansi kemudian diproyeksikan ke sebuah layar atau dinding melalui proyektor. Transparansi yang diproyeksikan adalah visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafis, tabel perkiraan atau jurnal dan bukubesar dengan menggunaka plastik transparansi. Kemampuan proyektor memperbesar gambar membuat media ini berguna untuk menyajikan informasi pada kelompok yang besar dan semua jenjang dan seluruh jernis kegiatan pembelajaran terutama mata pelajaran yang banyak menggunakan tabel seperti jurnal khusus dan buku besar pada akuntansi perusahaan dagang (Arsyad 1997). Selain itu OHP dirancang untuk digunakan didepan kelas sehingga guru dapat selalu berhadapan atau menatap siswanya. Penataan letak layar dan proyeksi bayangan sering menimbulkan layar yang berbentuk trapesium. Sering menggunakan pandangan siswa. Akan tetapi hal itu dapat diatasi dengan memiringkan layar.
Adapun kelebihan OHP menurut Arsyad (1997) begi pelajaran akuntansi adalah : (1) pantulan proyeksi gambar dapat dilihat jelas pada ruangan yang terang (tidak perlu ada ruangan gelap) sehingga guru dan murid tetap dapat saling melihat, (2) dapat mengjankau kelompok yang ,besar (3) guru selau dapat bertatap muka dengan siswa karena OHP dapat diletakkan didepan kelas, dan dengan demikian ia dapat mengendalikan kelasnya, (4) transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri oleh guru maupun siswa, baik secara manual maupun melalui proses cetak, salin dan kimia, (5) peralatannya mudah dioperasikan dan tidak memerlukan perawatan khusus, (6) memiliki kemampuan untuk menampilkan warna, (7) dapat disimpan dan digunakan berulang kali, (8) dapat dijadikan pedoman dan panutan bagi guru dalam penyajian matei pelajaran, (9) konsetrasi siswa kedepan bisa tercapai karena variasi menyadari manfaat tersebut maka dalam pembelajaran akuntansi terutama pada pokok bahasan jurnal dan buku besar gunak meningkatkan keterampilan siswa adalah merupakan suatu alternatif agar hasil belajar akuntansi dapat ditingkatkan minimal mencapai ketuntasan belajar.
A. Kosasih (2002) mengatakan bahwa media transparansi OHP dapat membangkitkan ransangan pada indra penglihatan. Sehingga dapat menciptakan komunikasi yang efekti antara guru dan siswa. Sementara pokok bahasan pencatatan transaksi perusahaan dagang kedalam jurnal khusus dan dari jurnal khusus ke buku besar sangat membutuhkan komunikasi ganda. Yakni disamping komunikasi dasar dari guru juga melalui transparansi OHP agar penyaluran pesan dapat lebih merangsang pikiran terdorong untuk terlibat secara penuh dalam proses pembelajaran. Jika hal ini terjadi maka secara pasti keterampilan siswa dalam pencatatan transaksi akan terwujud. Sehingga dengan demikian hasil belajar akuntansi akan ikut meningkat sesuai dengan harapan.Oleh karena itu dengan menggunakan medai transparansi Overhead Proyektor (OHP) pada pokok bahasan pencatatan transaksi perusahaan dagang motivasi dan hasil belajar akuntansi dapat meningkat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan tindakan kelas (PTK) dengan tujuan akan mendeskripsikan gambaran tentang konstribusi penggunaan OHP dalam pembelajaran akuntansi pada pokok bahasan pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang kedalam jurnal khusus , posting jurnal khusus kedalam buku besar utama serta buku besar pembantu ,pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Neg. 2 Bantaeng . .
Waktu penelitian adalah 3 bulan , yaitu mulai dari bulan januari sampai bulan maret 2007 . Kegiatan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan media OHP pada siswa kelas XI IPS 1 .SMA Newg. 2 Bnataeng .Secara terus menerus dilakukan pemantauan oleh peneliti .Adapun kegiatan yang dilakukan adalah : (1) melakukan studi pendahuluan , (2) menyusun skenario pembelajaran ,(3) menyusun pedoman observasi ,(4) menyusun pedoman wawancara ,(5) menyusun LKS, (6) menentukan bentuk soal,(7) menentukan berapa pertemun tiap siklus,dan berapa siklus yang akan ditempuh,(8) manentukan jadwal kegiatan ,(9) melaksanakan pembelajaran pada siklus I ,observasi ,evaluasi ,dan refleksi ,(10) pelaksanaan pembelajaran siklus II ,observasi, dan refleksi,(11) pelaksanaan pembelajaran siklus II ,observasi, dan refleksi,(12) pembuatanlaporan lengkap .
Adapun variabel yang akan diselidiki adalah motivasi belajar dan hasil belajar dengan menggunakan media transparansi OHP dengan pokok bahasan tahap pencatatan transaksi perusahaan dagang ke dalam jurnal khusus. Dan dari jurnal ke buku besar utama dan buku besar pembantu.
Definisi Operasional : (1) Strategi adalah cara-cara atau upaya dengan langkah-langkah tertentu yang di gunakan oleh guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar yang telah ditetapkan , (2) Motivasi adalah kemauan baik dari dalam maupun dari luar untuk belajar sehingga terjadi suatuproses menuju peningkatan prestasi belajar, (3)Hasil belajar adalah perolehan nilai dari proses belajar pada setiap mata pelajaran datu setiap pokok bahasan yang diwujudkan dengan nilai huruf atau angka , (4)Media sebagai alat yang menyampaikan atau menyatakan pesan-pesan pembelajar agar pesan tersebut dapat bermakna yakni meningkatkan belajar secara maksimal , (5) Upaya peningkatan keterampilan pencatatan transaksi perusahaan dagang pembantu adalah usaha yang dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah sistematis dalam menerapkan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi bagi siswa.
Subyek penelitian kali ini adalah siswa kelas XI IPS 1 semester genap SMAN. 02 Bantaeng yang jumlahnya 24 orang. Mengingat adanya keterbatasan waktu dan biaya maka dalam penelitian ini tidak digunakan seluruh kelas, tetapi hanya memilih (satu) kelas atau sekitar 24 orang siswa sebagai subyek penelitian. Kelas XI IPS 1. dipilih karena baik tingkat kemampuan akademik meupun latar belakang sosial kehidupannya siswa sangat heterogen
Sumber data dalam penelitian ini adalah personil yang terdiri dari siswa dan guru , jenis data adalah data kualitatif mengenai metivasi dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diperoleh dari observasi guru dan peneliti ,sedangkan data kuantitatif mengenai tingkat pemahaman siswa terhadap hasil belajar mengenai posting transaksi keuangan perusahaan dagang kedalam jurnal dan kebuku besar .
Adapun tanggapan siswa ,dan hasil pengamatan dianalisis secara kualitatif yaitu tekhnik kategorisasi skala lima , untuk menetukan tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran akuntansi .Sedangkan data hasil evaluasi dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif . Yakni , hasil tes yang dianalisis adalah skor perolehan siswa yang telah diambil dalam bentuk skor yang disebut dengan skor pemahaman belajar siswa .
HASIL
Prosedur penelitian ini dilakukan tiga siklus yaitu siklus I ,II,dan III. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan tindakan untuk mencapai tujuan . Setiap akhir siklus siswa dievaluasi untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang kedalam jurnal khusus ,posting transaksi keuangan perusahaan dagang kedalam buku besar utama dan buku besar pembantu.
Deskripsi kondisi awal responden atau subyek penelitian ini meliputi : jenis kelamin, dan tingkat pemahaman siswa kelas XI IPS.1 SMA Negeri 2 Bantaeng tahun ajaran 2006/2007 semister genap.Data yang dihimpun melalui absen kelas, diperoleh jumlah responden 24 orang siswa kelas XI IPS.1 yang dijadikan sebagai subyek penelitian kali ini. Kemudian dari 24 orang tersebut 14 orang siswa (58,75 persen) jenis kelamin laki-laki dan 10 orang siswa (41,25 persen) jenis kelamin perempuan. Hasil wawancara mengenai materi pelajaran akuntansi ternyata sebagian besar masih menganggap bahwa pelajaran tersebut sangat menyulitkan terutama pada pokok bahasan pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang kedalam jurnak khusus, kemudian posting jurnal khusus kedalam buku besar umum ,serta buku besar pembantu. Hal ini lebih dibuktikan lagi hasil pre tes menunjukkan masih sangat rendah pemahamannya terhadap persamaan akuntansi. Dari 10 nomor pertanyaan hanya 4 nomor yang mampu dijawab dengan benar. Yakni nomor 1,2,3 dan 4. Sedangkan nomor 5, 6,7,8,9 dan 10 masih belum mampu dijawab dengan benar.Agar lebih jelas perhatikan tabel 1 berikut.
Tabel 1.Deskripsi hasil belajar studi pendahuluan
Interval Kategori F %
0 - 55 Buruk 20 83,33
56 - 65 Kurang 4 16,67 66 - 75 Cukup 0 0
76 - 85 baik 0 0
86 - 100 Amat baik 0 0
Jumlah 24 100
Gambaran tersebut diatas menunjukkan bahwa 20 orang (83,33 persen) masih memiliki nilai buruk , 4 orang (16,67 persen ) kurang . Sedangkan rata-rata hasil belajar 4,9 alias lebih rendah dari nilai enam < style="">
Berdasarkan hasil analisis secara kualitatif mengenai hasil pengamatan dan analisis deskriptif mengenai keterampilan siswa untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan dagang kedalam jurnal khusus ,dan posting kedalam buku besar utama dan pembantu maka terlihat .
Hasil pengamatan pada siklus pertama mengenai keaktifan siswa dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada saat penayangan dengan media transparansi OHP sebagai berikut :
Tabel. 2. Keaktifan siswa dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada siklus 1
No . Keaktifan Siswa belajar Siklus 1
Kelompok
F %
1. Aktif 13 54,17
2. Cukup Aktif 8 33,33
3. Kurang aktif 3 12,5
Jumlah 24 100
Melihat tabel tersebut diatas ,3 orang siswa (12,5 persen) kurang aktif menanggapi hasil kerja kelompok ,sedangkan 8 orang (33,33 persen) cukup aktif. Sedangkan 13 orang (54,17 persen) dari 24 siswa sudah aktif.
Pengamatan, berdasarkan dari catatan di lapangan pada saat berlangsungnya belajar kelompok ada beberapa siswa dari kelompok II yang main-main sambil melihat kelompok lain. Sementara itu seorang siswa pasif, karena ia murid terlambat hadir dikelas sehingga informasi awal tidak dimengerti. Guru memotivasi supaya aktif berinteraksi dengan kelompoknya. Pada setiap kelompok paling antusias menyelesaikan tugas rata-rata 2-3 orang. Sedangkan anggota yang lain cukup aktif apabila diawasi oleh guru. Namun demikian sebagian besar siswa setuju dengan model pembelajaran dengan menggunakan media transparansi OHP dalam pembelajaran akuntansi ,dsn bahkan ada juga agar media tersebut digunakan untuk seluruh mata pelajaran selai akuntansi .
Pengamatan diluar belajar kelompok, yaitu guru memeriksa buku cacatan masing-masing siswa setelah penyajian materi. Ternyata ada 3 orang siswa (12,50 persen)yang tidak mencatat dengan alasan tidak ada pulpen . Sedangkan siswa yang aktif mencata sebanyak 16 orang (66,67 persen) , cukup aktif 3 orang(20,83 persen).
Agar lebih jelas mengenai keaktifan siswa mencatat materi pelajaran, lihat tabel 3.Sebagai berikut :
Tabel .3. Keaktifan Siswa Mencatat pada Siklus 1.
No. Keaktifan Siswa Mencatat Siklus 1
Materi Pelajaran
F %
1. Aktif 16 66,67
2. Cukup Aktif 5 20,83
3. Kurang Aktif 3 12,50
Jumlah 24 100
Dilihat dari segi guru, hasil pemantauan oleh kelaborator dengan lembar observasi guru (LOG) menunjukkan bahwa transparansi OHP yang disajikan belum mampu membangkitkan motivasi siswa untuk aktif dan kreatif, dan bersemangat dalam mengikuti KBM .Hal ini disebabkan karena transparansi OHP yang ditampilkan oleh guru untuk menuangkan materi pembelajaran masih kurang bervariasi atau masih menoton. Guru belum menunjukkan bimbingan yang optimal sebagai usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan media transparansi OHP . Pada tahap ini guru sudah mulai membantu siswa membuat rangkuman suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan .Mengenai pemahaman akuntansi ,dengan PTK dengan media transparansi OHP dalam upaya peningkatan motivasi belajar akuntansi siswa ,telah mengantarkan siswa pada nilai rata-rata 5,4
Untuk itu perolehan nilai hasil tes dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :
Tabel.4. Distribusi Frekuensi Data Perolehan Nilai Siswa pada Siklus 1.
Kelompok Interval Siklus 1 Kualitas
Nilai nilai nilai
F %
1. 0 - 55 17 70,82 Buruk 2 . 56 - 65 7 29,18 Kurang
3. 66 - 75 0 0 Cukup
4. 76 – 85 0 0 Baik
5. 86 - 100 0 0 Amat baik
Jumlah 24 100
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai buruk ada 17 orang (70,82 persen).Sedangkan nilai kurang 7 orang (29,18 persen) dari 24 siswa.Sekalipun jika dibanding dengan nilai awal hanya ata – rata 4,9 .Sementara siklus pertama ini mengalami peningkatan menjadi 5,4 Refleksi berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan pada siklus 1 ditemukan kegagalan, yaitu : (1) Dilihat dari keaktifan dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada saat penayangan melalui transparansi OHP , siswa yang kurang aktif ada3 orang (12,50 persen) dari 24 orang siswa,(2) Dilihat dari keaktifan mencatat materi yang diberikan, siswa yang kurang aktif mencatat 3 orang (12,50 persen) dari 24 siswa, (3) Dilihat dari perolehan nilai tes, siswa yang memperoleh nilai kurang (56 – 65) ada 7 orang(29,18 persen), tetapi memperoleh nilai buruk (0 – 55) ada 17 orang siswa (70,82 persen) dari 24 siswa.Hal ini terlihat siswa kategori nilai kuang belum terjadi perubahan yang signifikan , sekalipun nlai rata-rata meningkat dari 4,9 pada saat tes awal meningkat menjadi 5,4. Memperrhatikan kenyataan pada siklus I, ternyata siklus kedua merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan.
Pelaksanaan tindakan 29 januari 2007, semua kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dalam pembelajaran. Dilihat dari segi siswa , motivasi belajar mulai meningkat ,hal ini dibuktikan bahwa perhatian siswa tertuju pada imformasi penayangan guru melalui transparansi OHP . Beberapa siswa mulai aktif dengan menanggapi pertanyaan atau mengajukan pertanyaan.Sekalipun pada siklus pertama ini volume siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai akuntansi masih sedikit.Terbukti dari hasil pengamatan mengenai keaktifan siswa dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada saat penayangan dengan media transparansi OHP sebagai berikut :
Tabel. 5. Keaktifan siswa dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada siklus II
No . Keaktifan Siswa belajar Siklus II
Kelompok
F %
1. Aktif 16 66,67
2. Cukup Aktif 8 33,33
3. Kurang aktif 0 0
Jumlah 24 100
Melihat tabel tersebut diatas ,sisa 8 orang siswa (33,33 persen) cukup aktif menanggapi hasil kerja kelompok , sedangkan 16 orang (66,67 persen) aktif.
Pengamatan, berdasarkan dari catatan di lapangan pada saat berlangsungnya belajar kelompok , ada beberapa siswa dari kelompok 3 siswa yang main-main sambil melihat kelompok lain pada siklus I Sedangkan pada siklus kedua ini tidak lagi ada siswa yang ditemukan main-main . Sementara itu siswa pasif berubah menjadi cukup aktif, karena murid terlambat hadir dikelas sudah tidak ada lagi- sehingga informasi awal dapat dimengerti. Guru memotivasi supaya lebih aktif lagi berinteraksi dengan kelompoknya. Setiap kelompok antusias menyelesaikan tugas-tugasnya sehingga tidak ada yang kurang aktif . Tapi cukup aktif sekalipun tidak diawasi oleh guru. Sebagian besar siswa setuju dengan model pembelajaran dengan menggunakan media transparansi OHP dalam pembelajaran akuntansi ,dan bahkan ada juga yang mengusulkan sebaiknya media tersebut digunakan untuk seluruh mata pelajaran selai akuntansi .
Suasana kelas mulai nampak bergairah , berkembang , siswa pada pertemuan siklus pertama terlambat memasuki ruang belajar berubah menjadi cepat hadir ,karena model pembelajaran yang dialaminya sudah mulai dirasakan mamfaatnya .Begitupula kepakuman berubah menjadi aktif dan antusias .Hal ini ditandai dengan banyaknya pertanyaan ,dan banyaknya yang bersedia menjawab pertanyaan guru atau menanggapi suatu permasalahan .Interaksi guru dengan siswa ,maupun antara siswa dengan siswa semakin meningkat .KBM siswa tampak lebih aktif ,kreatif, dan bergairah .
Dari segi guru,hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi guru (LOG) aktifitas guru pada siklus kedua,kegiatan pembelajaran semakin meningkat . Penayangan transparansi OHP semakin bervariasi sehigga aktifitas mengajar guru terlihat bergairah dan energik .Dengan penampilan demikian maka kejenuhan siswa dalam melakukan pembelajaran dapat ditiadakan ,berubah menjadi aktif, dan berani menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari temannya sendiri. Pertanyaan bermunculan, dan mengemukakan pendapat semakin marak, dan semaki rasional .
Pengamatan diluar belajar kelompok, yaitu guru memeriksa buku cacatan masing-masing siswa setelah penyajian materi. Ternyata tidak ada lagi siswa yang tidak mencatat. Sedangkan siswa yang aktif mencata sebanyak 16 orang (66,67 persen), cukup aktif 6 orang(25 persen). Sedangkan kurang aktif 2 orang (8,33 persen).
Agar lebih jelas mengenai keaktifan siswa mencatat materi pelajaran, lihat tabel 6. Sebagai berikut :
Tabel 6. Keaktifan Siswa Mencatat pada Siklus II.
No. Keaktifan Siswa Mencatat Siklus II
Materi Pelajaran
F %
1. Aktif 16 66,67
2. Cukup Aktif 6 25
3. Kurang Aktif 2 8,33
Jumlah 24 100
Pada tahap ini guru tidak lagi terlalu membantu siswa membuat rangkuman suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan,akan tetapi siswa sudah mulai membuat rangkuman sendiri.Kedudukan guru dan peneliti pada tahap ini hanya sebagai pemberi penguatan dari hasil pemikiran siswa . .Mengenai pemahaman akuntansi ,dengan PTK dengan media transparansi OHP dalam upaya peningkatan motivasi belajar akuntansi siswa ,hal ini tergambar dari hasil analisis tes akhir siklus ini setelah pembelajaran posting transaksi keuangan perusahaan dagang kedalam jurnal khusus ternyata dengan variasi media transparansi OHP dapat mengantarkan siswa pada nilai rata-rata 6,5. Olehnya itu tes menjukkan suatu peningkatan terhadap pemahaman terhadap mata pelajaran akuntansi.
Untuk itu perolehan nilai hasil tes dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Perolehan Nilai Siswa pada Siklus II.
Kelompok Interval Siklus II Kualitas
Nilai nilai nilai
F %
1. 0 - 55 2 8,33 Buruk
2. 56 - 65 14 58,33 Kurang
3. 66 - 75 8 33,34 Cukup
4. 76 – 85 0 0 Baik
5. 86 - 100 0 0 Amat baik
Jumlah 24 100
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang ada 2 orang (8,33 persen) dari 24 siswa.Sedangkan mempeoleh nilai kurang sebanyak14 orang (58,33 persen) ,sementara nilai cukup 8 orang (33,34 persen) Sekalipun jika dibanding dengan nilai siklus pertama rata-rata 5,4 .Sementara siklus kedua ini mengalami peningkatan menjadi 6,5.
Refleksi berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan pada siklus II ditemukan kegagalan, yaitu : (1) Dilihat dari keaktifan dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada saat penayangan melalui transparansi OHP, siswa yang kurang aktif sudah tidak ada lagi, (2) Dilihat dari keaktifan mencatat materi yang diberikan, sebagian besar siswa aktif, sekalipun masih ada yang hanya aktif kalau diberi komando, sehingga masih dikategorikan kurang aktif sebanyak 2 orang (8,33 persen) cukup aktif sebanyak 6 orang (25 persen), dan 16 orang sudah aktif (66,67 persen dari 24 siswa (3) Dilihat dari perolehan nilai tes, siswa yang memperoleh nilai kurang (56 – 65) ada 14 orang(58,33 persen), tetapi memperoleh nilai buruk (0 – 55) masih ada 2 orang siswa (8,33 persen) dari 24 siswa. Akan tetapi sudah ada yang memperoleh nilai cukup sebanyak 8 orang (33,34 persen) Hal ini terlihat siswa kategori nilai buruk sudah terjadi perubahan yang berarti. Seiring dengan meningkatnya nilai rata-rata dari 5,4 pada siklus pertama meningkat menjadi 6,5. Memperhatikan kenyataan pada siklus II, ternyata siklus ketiga masih sangat diperlukan.
Pelaksanaan tindakan 19 Februari 2007, semua kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dalam pembelajaran. Dilihat dari segi hasil pengamatan kelaborator pada proses belajar mengajar pada siklus kedua menunjukkan bahwa masih terdapat kelemahan, sehingga siklus ketiga diharapkan dapat mengantisipasi kekurangan tersebut. Baik guru maupun siswa telah terbiasa dengan penggunaan media transparansi OHP dalam proses belajara mengajar. Penyampaian materi ajar melalui media transparansi sudah cukup optimal, semakin menarik dan lebih mudah dipahami oleh siswa.
Pemanfaatan media transparansi pada siklus ketiga dilakukan sendiri oleh siswa . Peneliti dan kelaborator hanya bertindak sebagai pasilitator, diskusi antara siswa dengan siswa , tanya jawab dengan guru berlansung elok dan dinamis. Terutama posting transaksi keuangan perusahaan dagang dari jurnal khusus kebuku besar utama dan buku besar pembantu, pemakaian media transparansi OHP atau penayangan melalui visualisasi data atau gambar. Begitupula hasil pengamatan agar dalam merekam ilmu dapat difungsikan mata, pendengaran, dan gerkan tangan .
Suasana belajar mengajar cukup kondusif, guru dapat membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk menyampaikan pendapat dan pertanyaan kemudian dilanjutkan kedalam diskusi kelas baik guru maupun antar siswa dikelas. Gairah belajar siswa semakin meningkat. Terbukti dari penampilan suasana KBM, keaktifan siswa mengajukan pertanyaan maupun menanggapi suatu permasalahan semakin tampak. Hasil pengamatan mengenai keaktifan siswa dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada saat penayangan dengan media transparansi OHP sebagai berikut :
Tabel .8. Keaktifan siswa dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada siklus III
No . Keaktifan Siswa belajar Siklus III
Kelompok
F %
1. Aktif 19 79,17 2 Cukup Aktif 5 20,83
3. Kurang Aktif 0 0
Jumlah 24 100
Melihat tabel 8 tersebut diatas, 19 orang siswa (79,17 persen) aktif menanggapi hasil kerja kelompok , sedangkan 5 orang (20,83 persen) cukup aktif.
Pengamatan, berdasarkan dari catatan di lapangan pada saat berlangsungnya belajar kelompok perhatian siswa terhadap penyajian materi pokok bahasan posting transaksi perusahaan dagang dari jurnal khusus kebuku besar utama, dan kebuku besar pembantu dengan menggunakan media transparansi OHP sangat antusias.Interaksi baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa sudah optimal dan akrab. Sebagian besar siswa sudah berani menjawab pertanyaan, maupun mengajukan pertanyaan dalam forum diskusi. Pada siklus ketiga ini siswa sudah dapat menyusun rangkuman secara sederhana mengenai materi pelajaran dengan menggunakan transparansi OHP. Sementara itu siswa pasif berubah menjadi cukup aktif, karena murid terlambat hadir dikelas sudah tidak ada lagi sehingga informasi awal dapat dimengerti. Tanpa dimotivasi oleh guru mereka tetap aktif berinteraksi dengan kelompoknya. Setiap kelompok antusias menyelesaikan tugas-tugasnya sehingga tidak ada lagi yang tidak aktif. Sedangkan anggota yang cukup aktif sisa 5 (lima) orang, sekalipun tidak diawasi oleh guru. Suatu kewajaran manakala sebagian besar siswa setuju dalam setiap pembelajaran menggunakan media transparansi OHP terutama pembelajaran akuntansi, dan bahkan ada juga yang mengusulkan sebaiknya media tersebut digunakan untuk seluruh mata pelajaran selain akuntansi .
Suasana kelas mulai nampak bergairah, berkembang, siswa pada pertemuan siklus pertama terlambat memasuki ruang belajar berubah menjadi cepat hadir, karena model pembelajaran yang dialaminya betul-betul dirasakan manfaatnya. Begitupula kefakuman berubah menjadi aktif dan antusias. Hal ini ditandai dengan banyaknya pertanyaan, dan banyaknya yang bersedia menjawab pertanyaan guru atau menanggapi suatu permasalahan. Interaksi guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa semakin meningkat. KBM siswa tampak lebih aktif, kreatif, dan bergairah .
Dari segi guru, hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi guru (LOG) pada siklus ketiga ini aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran semakin meningkat. Penayangan transparansi OHP semakin bervariasi sehigga aktifitas mengajar guru terlihat bergairah dan energik. Dengan penampilan demikian maka kejenuhan siswa dalam melakukan pembelajaran dapat ditiadakan, berubah menjadi aktif, dan berani menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari temannya sendiri. Pertanyaan bermunculan, dan mengemukakan pendapat semakin marak, dan semaki rasional .
Pengamatan diluar belajar kelompok, yaitu guru memeriksa buku cacatan masing-masing siswa setelah penyajian materi. Ternyata tidak ada lagi siswa yang tidak mencatat. Sedangkan siswa yang aktif mencata sebanyak 20 orang (83,33 persen), cukup aktif 4 orang(16,67 persen).
Agar lebih jelas mengenai keaktifan siswa mencatat materi pelajaran, lihat tabel 9.Sebagai berikut :
Tabel 9. Keaktifan Siswa Mencatat pada Siklus III.
No. Keaktifan Siswa Mencatat Siklus III
Materi Pelajaran
F %
1. Aktif 20 83,33
2. Cukup Aktif 4 16,67 3. Kurang Aktif 0 0
Jumlah 24 100
Pada tahap ini guru tidak lagi membantu siswa membuat rangkuman suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan, akan tetapi siswa sudah mulai membuat rangkuman sendiri. Kedudukan guru dan peneliti pada tahap ini hanya sebagai pemberi penguatan dari hasil pemikiran siswa. Mengenai pemahaman akuntansi ,dengan PTK dengan media transparansi OHP dalam upaya peningkatan motivasi belajar akuntansi siswa, hal ini tergambar dari hasil analisis tes akhir siklus ini setelah pembelajaran posting transaksi keuangan perusahaan dagang kedalam jurnal khusus ternyata dengan variasi media transparansi OHP dapat mengantarkan siswa pada nilai rata-rata 7,89. Olehnya itu tes menunjukkan suatu peningkatan terhadap pemahaman terhadap mata pelajaran akuntansi.
Untuk itu perolehan nilai hasil tes dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Data Perolehan Nilai Siswa pada Siklus III.
Kelompok Interval Siklus III Kualitas
Nilai nilai nilai
F %
1. 0 - 55 0 0 Buruk
2. 56 - 65 0 0 Kurang
3. 66 - 75 12 50, Cukup
4. 76 – 85 7 29,17 Baik
5. 86 – 100 5 20,83 Amat baik
Jumlah 24 100
Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang tidak ada ada lagi.Sedangkan mempeoleh nilai cukup sebanyak 12 orang (50 persen) ,24 siswa , sementara nilai baik 7 orang (29,17 persen) dari 24 siswa, kemudia nilai amat baik sebanyak 5 0rang (20,83 persen) dari 24 siswa. Sehingga dengandemikian nilai rata-rata siklus ke tiga menjadi 7,89. Jika dibanding dengan nilai awal hanya rata – rata 4,9. Terjadi kenaikan secara berturut – turut siklus I ke- siklus II .Ke siklus III ini mengalami peningkatan dari 5,4 menjadi 6,5.Kemudian 7,89.
Refleksi berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan pada siklus III menunjukkan bahwa: (1) Dilihat dari keaktifan dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada saat penayangan melalui transparansi OHP, sebahagian besar siswa aktif (2) Dilihat dari keaktifan mencatat materi pelajaran seluruh siswa sudah menyadari bahwa catatan itu sangat penting, dan sebagai alat bantu dalam mengulangi kembali apa yang telah dipelajari.Hal inilah sehingga siswa aktif , sekalipun tampa diberi komando ; (3) Dilihat dari perolehan nilai tes, siswa yang memperoleh nilai cukup baik (66 – 75) ada 12 orang (50 persen)dari 24 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai kurang (0 – 55) sudah tidak ada lagi. Selanjutnya memperoleh nilai baik sebanyak 7 orang (29,17 persen) dari 24 siswa. Paling menggembirakan sudah ada siswa memperoleh nilai amat baik sebanyak 5 orang (20,83 persen) dari 24 siswa. Dengan demikian dari ketiga siklus tersebut jika dilihat dari segi rata perolehan nilai mulai dari studi awal rata-rata nilai 4,9 .Hasil evaluasi siklus I rata-rata nilai 5,4.Kemudian silus II rata-rata perolehan nilai 6,5. Sedangkan pada siklus III rata-rata nilai 7,89. Oleh karena itu dapatlah dikatakan bahwa tejadi penungkatan hasil belajar akuntansi dengan menggunakan media transparansi OHP.
PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas (PTK) Siklus pertama, kedua, dan ketiga. Mengenai pembelajaran dengan menggunakan media transparansi OHP menunjukkan hasil menggembirakan yakni, motivasi belajar dan hasil belajar akuntansi siswa juga ikut meningkat. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa pada permulaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media transparansi OHP menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa cukup baik, ditandai oleh perhatian siswa, keaktifan siswa, dan antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar .
Pelaksanaan siklus pertama, siswa sudah mulai tertarik mengikuti kegiatan belajar dengan media transparansi OHP. Siswa sudah mulai aktif menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh guru, maupun mengajukan pertanyaan kepada guru manakala ada yang belum dimengerti, ataupun kepada teman-temannya. Kendatipun jumlahnya masih sedikit yang berani mengemukakan pendapatnya kepada guru. Sebagian besar perhatian siswa masih tertuju pada model transparansi OHP yang disajikan oleh guru yaitu berupa tulisan, tabel(kolom) gambar alat praga untuk menjelaskan suatu materi akuntansi. Sebagian besar dari siswa belum menelaah isi materi pembelajaran saat itu. Disisi lain masih adanya siswa terlambat hadir sehingga penjelasan awal kurang dipahami, pada gilirannya mereka hanya tinggal diam, dan bahkan sempat mengganggu konsentrasi temannya. Berbagai alasan untuk membela diri, kendatipun demikian guru hanya meberi motivasi agar mereka tidak terlambat lagi pada pertemuan berikutnya,sekaligus diarahkan ke proses pembelajaran.
Pelaksanaan siklus kedua, motivasi belajar siswa meningkat,ditandai dengan meningkatnya keaktifan, dan antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran dengan menggunakan media transparansi OHP menunjukkan bahwa suasana kelas nampak bergairah dan berkembang. Keberanian siswa menjawab pertanyaan semakin meningkat, begitupula pertanyaan, pendapat silih berganti terleontar suatu pertanda bahwa dinamika kelas semakin nampak, sehingga pada gilirannya tanya jawab mewarnai proses pembelajaran tidak dapat dihindari. Apatah lagi transpaansi OHP disajikan oleh guru semakin bervariasi, yaitu berupa gambar tabel, alat praga, dan siklus penyelesaian tahap pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang. Kondisi proses belajar mengajar semakin bergairah, hal ini sebagai akibat dari peningkatan motivasi dan aktivitas peserta belajar semakin meningkat. Pada siklus kedua ini peneliti dan kelaborator tidak lagi terlibat dalam penyusunan rangkuman materi pembelajaran, akan tetapi siswa sudah mulai menyususn sendiri secara sederhana dalam bentuk catatan dikertas maupun dalam lembar transparansi OHP .
Pelaksanaan siklus ketiga, Kegiatan belajar mengajar dengan media transparansi OHP sudah cukup optimal. Model transparansi disajikan dengan variasi berupa tulisan baik hurup maupu angka-angka, tabel, gambar alat praga, warna gambar disesuaikan dengan kondisi kajian dan selera peserta belajar. Selain itu pemberian contoh disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari maupun gambaran kehidupan ketika pebelajar berhasil menamatkan diri disekolah lanjutan atas.
Baik guru, maupun siswa telah terbiasa dengan penggunaan transparansi OHP dalam pembelajaran akuntansi. Pada siklus ini motivasi belajar siswa semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari suasana kegiatan belajar mengajar (KBM) semakin antusias, dinamis, serta keaktifan dan kreatifitas, diiringi dengan semangat optimis juga semakin meningkat. Transparansi OHP disajikan guru semakin menarik sehingga perhatian siswa semakin terfokus. Semangat optimis dan inovasi siswa semakin menajam, karena semakin banyak usulan dan pertanyaan mengenai model-model kolom jurnal khusus. Pada siklus ini siswa telah dapat memamfaatkan media transparansi OHP untuk berdiskusi baik dengan guru,maupun dengan siswa lainnya,terutama pada bahasan yang membutuhkan visualisasi data-data atau gambar maupun hasil pengamatan, serta hasil bacaan lainnya. Begitupula keaktifan siswa dalam mencatat materi pembelajaran tidak ada lagi ditemukan yang tidak aktif ,karena mereka sadar bahwa dengan mencatat materi ajar adalah merupakan salah satu penunjang utama terhadap peningkatan hasil belajar akuntansi. Tanpa mencatat maka dapat dipastikan bahwa akan mengalami hambatan manakala siswa belajar sendiri untuk mengulang hasil pembelajaran disekolah. Dengan inilah sehingga hasil akhir siklus ketiga upaya pelaksanaan tindakan kelas ini telah mendapatkan hasil positif.
Hasil penelitian membuktikan bahwa melalui pembelajaran dengan media transparansi OHP dapat meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan aktivitas belajar siswa sekaligus meningkatkan hasil belajar di SMA Neg.2 Bantaeng kelas XI IPS 1.Tahun ajaran 2006 / 2007. Perolehan nilai rata-rata nampak pada hasil tes pada setiap siklus sebagai berikut : Studi awal rata-rata nilai 4,9. Rata-rata nilai silus satu 5,4. Rata-rata nilai siklus dua 6,5. Rata-rata nilai siklus tiga 7,89
Berdasar dari hasil analisis kuesioner yang dibagikan kepada siswa diperoleh hasil bahwa sebagian besar dari siswa menyatakan belajar dengan menggunakan media transparansi OHP : menyenangkan, menarik perhatian, menambah semangat belajar, merangsang keaktifan siswa, tidak menjenuhkan, dapat meningkatkan hasil belajar, pelajaran mudah dipahami, dalam belajar tidak mengantuk, tidak cepat lelah, tidak terganngu penglihatan,
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil penelitian tindakan kelas mengenai pembelajaran akuntansi dengan menggunakan media transparansi OHP dapat disimpulkan bahwa : Proses belajar mengajar akuntansi dengan menggunakan media transparansi OHP. Dapat meningkatkan motivasi belajar sekaligus meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS I .SMA Neg.2 Bantaeng semister genap tahun ajaran 2006 / 2007.
Saran
Maksimalisasi hasil pembelajaran dalam proses belajar mengajar maka disarankan sebagai berikut :
1. Setiap guru diharapkan menggunakan media transparansi OHP jika
ingin mengoptimalkan proses belajar mengajar.
2. Diupayakan agar sekolah memiliki ruangan khusus multi media .
3. Pembelajaran dengan media transparansi OHP agar menyertakan kelaborator
4. Pembuatan transparansi OHP diharuskan jelas,bervariasi,agar lebih menarik.
5. Dalam penayangan OHP diupayakan jangan terlalu cepat .
DAFTAR PUSTAKA
Alipandi. 1984. Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya : Usaha Nasional.
Arikunto Suharsimi. 1992. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara.
_______________. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Aqib Zainal, 2006. Penelitian tindakan kelas untuk guru. Bandung : CV.Yrama Widya.
__________, 2004. Karya tulisilmiah bagi pengembangan profesi guru. Bandung : CV. Yrama Widya.
Arsyad , 2002. Media Pembelajaran Jakarta;PT.Raja Grafindo Persada.
A.Kosasih . 2002. Optimalisasi Media Pembelajaran.Jakara ; PT.Grasindo.
Depdiknas. 2003. Penelitian Tindakan Kelas SMP. Jakarta : Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
---------------,1983. Pengantar Akuntansi I B. Jakarta;DIRJEN DIKDASMEN.
Haryanto. 1989. Akuntansi Untuk SMA. Surakarta : PT Intanpariwara.
Madya Suwarsih, 2006. Teori dan praktik penelitian tindakan (Action Research). Bandung : Alfabeta.
Mantja, W. 2003. Etnograf : Disain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan. Malang : Wineka Media.
Nasution, 2003. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Nataatmadja. 1988. Akuntansi Untuk SMA. Bandung : Ganeca Exact.
Sudjana. 1988. Metode Statistik. Bandung : Tarsito. Sukardi. 1983. Psikologi Pendidikan. Bandung : FIP. FKIP.
_______. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Soemarso. R. 1993. Akuntansi Untuk SMTA. Buku 2 .Jakarta : Salemba empat.
Soemita , 1979. Dasar-Dasar Akuntansi. Bandung ; Tarsito.
Suryabrata , 2002. Psikologi Pewndidikan .Jakarta ; PT. Raja Grafindo Persada.
Siagian , 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya.Jakarta ;PT. Rineka Cipta.
Thoha , 2004 . Preilaku Organisasi .Jakarta ;PT. Raja Grafindo.
Walgito, Bimo. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah. Yogyakarta : Audi Off Set.
Wiriaatmadja. 2006 .Metode Penelitian Tindakan Kelas .Jakarta ; PT.Remaja Rosdakarya.
Winataputra dkk, 2005.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Universitas Terbuka.
Yusuf Haryono, 1981. Dasar-Dasar Akuntansi jilid 2.Yokyakarta ;YKPN.
Zuriah Nurul, 2003. Penelitian tindakan Publishing. Malang : Bayu Media

Tidak ada komentar: