Zaenuddin Kabai
Abstrak : Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar akuntansi,
kinerja Guru dalam pembelajaran akuntansi. Dalam pembelajaran akuntansi
dengan penekanan pada penggunaan media transparansi OHP. Sekalipun tidak
menutup kemungkinan Guru untuk menggunakan multi media serta multi
metode dalam setiap pembelajaran akuntansi. Subyek penelitian kali ini
siswa kelas XI IPS I. Semester genap SMA Negeri 02 Bantaeng Tahun Ajaran
2006 / 2007.
Dengan
media transparansi OHP siswa menjadi lebih aktif dan kreatif serta
fokus dalam kegiatan pembelajaran, dengan memamfaatkan diskusi dengan
Guru atau antara siswa dengan siswa dalam kelompoknya maupun diluar
kelompoknya. Melalui aktivitas dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi,
pembuatan rangkuman materi dalam bentuk lembar transparansi .Media
transparansi OHP dimanfaatkan siswa dalam membuat laporan hasil kerja
kelompok, dan dipakai sebagai bahan diskusi kelas. Terbukti hasil tes
akhir setiap siklus menunjukkan adanya peningkatan nilai rata - rata
kelas untuk mata pelajaran akuntansi .
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan media transparansi overhead proyektor
(OHP) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar akuntansi siswa
kelas XI IPS I. SMA Negeri 02 Bantaeng Tahun Ajaran 2006 / 2007.
Kata kunci : media OHP , motivasi belajar ,hasil belajar ,pencatatan transaksi .
Zaenuddin Kabai .Guru SMA Neg 2 Bantaeng Kab. Bantaeng.Telp.081342537529.
Peningkatan
hasil belajar Akuntansi khususnya pada pokok bahasan pencatatan
transaksi kedalam jurnal dan neraca sisa pada perusahaan dagang, perlu
adanya penyempurnaan proses belajar mengajar guna mencapai ketuntasan
yang telah ditetapkan.
SMAN
02 Bantaeng sebagai asalah satu lembaga pendidikan formal memiliki visi
sebagai candradimuka generasi muda demi terwujudnya insan madani
cerdas, makarya dan imani. Salah satu indikatornya adalah candradimuka
dalam peningkatan nilai ujian nasional (UN). Adapun misi sekolah yaitu
optimalisasi potensi siswa dalam pembelajaran, baik secara individu
melalui belajar mandiri maupun lewat bimbingan belajar.
Pelajaran
akuntansi, salah satu bagian dari pelajaran ekonomi jurusan IPS. SMA,
yang kedudukannya sangat berpengaruh terhadap nilai ujian nasional ,
bahkan dalam soal ujian nasional (UN) pelajaran akuntansi dengan mata
pelajaran ekonomi. Manakala soal ekonomi 40 nomor maka mata pelajaran
akuntansi 19 nomor dan mata pelajaran ekonomi 21 nomor. Oleh karena itu
penulis menilai bahwa pelajaran akuntansi adalah salah satu penentu
terhadap nilai ujian nasional mengenai bindang studi ekonomi pada
jurusan IPS di SMA Neg. 2 Bantaeng. Kendatipun kenyataannya menunjukkan
bahwa motivasi dan hasil belajar akuntansi siswa
masih jauh dari harapan . Dengan demikian merupakan suatu kewajaran
manakala penulis mempermasalahkan : Apakah penggunaan media transparansi
OHP pada pokok bahasan pencatatan tansaksi keuangan perusahaan dagang
kedalam jurnal dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Guna :
(1) Mengoptimalkan penggunaan media transparansi OHP pada pembelajaran
akuntansi menuju peningkatan motivasi belajar siswa, (2) Mengetahui
pengaruh penggunaan media transparansi OHP terhadap pokok bahasan
karakteristik perusahaan dagang dan pencatatan transaksi perusahaan
dagang kedalam jurnal sebagai upaya peningkatan hasil belajar akuntansi
siswa SMA Negeri 2 Bantaeng.
Hasil penelitian ini Diharapkan dapat bermanfaat : (1) bagi siswa dapat memberi motivasi dan mengubah sikap siswa menjadi lebih baik dalam pembelajaran akuntansi yang menggunakan pendekatan proses .Selain itu Siswa dapat lebih berpikir kritis dan kreatif melalui visualisasi transparansi
OHP,(2) bagi guru ; dapat mempermudah pelaksanaan pembelajaran ,dan
sangat penting adalah dapat Meningkatkan pengetahuan guru dalam
perencanaan pembelajaran akuntansi ,(3) bagi sekolah ; Hasil penelitian ini sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran., sekaligus dapat Meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa dan kinerja guru
Peningkatan Motivasi Belajar Melalaui Media Transparansi OHP. Sardiman (2003) menyatakan bahwa motivasi akan
menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri
manusia, sehingga akan bergayut dengan gejala kejiwaan, perasaan dan
juga emosi, untuk kemudian melakukan aktifitas belajar. Makanya itu
media transparansi OHP adalah salah satu media yang mampu menampilkan
secara spontan dari apa yang telah dijelaskan oleh guru atau hasil
diskusi kelompok.
Oleh
karena itu dalam proses pembelajaran akuntansi memerlukan beberapa
usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu guna mendorong dan
meransang minat siswa agar fokus perhatiaannya terhadap pelajaran
akuntansi dapat maksimal. Sebab sulit diingkari bahwa belajar tanpa
motivasi maka hasil belajar maksimal sulit diwujudkan.
Arsyad
(2002) dilihat dari segi fungsinya OHP sebagai pengantar hubungan yang
efektif dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran.
Sehingga dengan demikian motivasi belajar dengan menggunakan media
transparansi OHP, berarti menggerakkan siswa untuk lebih meningkatkan
aktifitas belajarnya. Agar kelak dapat lebih terampil dalam melakukan
pencatatan transaksi perusahaan dagang kedalam jurnal. Baik itu jurnal
penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, jurnal penjualan, jurnal
pembelian, maupun jurnal memorial atau jurnal umum.
Iskandar
dan Mustaji (dalam Agib 2006) menegaskan bahwa keutamaan media sebagai
sumber belajar agar pebelajar banyak berinteraksi dengan sumber belajar.
Tanpa itu maka optimalisasi hasil belajar sulit tercapai. Apatahlagi
belajar menurut Agib (2006) adalah proses pemaknaan informasi baru.
Olehnya itu agar supaya informasi baru dapat bermakna secara maksimal
maka interaksi pebelajar dengan sumber belajar harus maksimal juga.
Peningkatan Hasil Belajar Melalui Media Transparansi OHP, menurut Suryabrata (2002) membawa perubahan (dalam arti behavioral changers, aktual maupun potensial) sendangkan perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru melalui usaha dengan sengaja.
Belajar
sebagai proses atau aktivitas. Maka sudah barang tentu tidak terlepas
dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, sala satu diantaranya adalah
faktor dari luar diri siswa. Kata Suryabrata (2002) faktor dari luar
diri siswa yakni ; alat-alat yang dipakai dalam belajar atau media
transparansi OHP. Agar proses belajar dapat berlangsung secara maksimal.
Sehingga pada gilirannya hasil belajar akuntansi siswa dapat tercapai
secara maksimal. Tanpa itu maka prestasi belajar sulit diwujudkan
menjadi suatu kenyataan.
Begitu pula Sardiman (2003) memandang belajar adalah
berubah. Artinya usaha untuk mengubah tingkah laku, sehingga belajar
berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, kecakapan, kerampilan,
sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Sehingga
dengan belajar dapat melahirkan manusia berilmu, terampil maupun untuk
mandiri dan mampu menyesuaikan diri terhadap dimana saja berada..
Hasil
adalah perolehan nilai. Oleh karena itu hasil belajar adalah perolehan
nilai dari proses belajar mengajar yang berwujud angka atau huruf pada
tiap kegiatan penilaian atau evaluasi. Hal ini akan menggambarkan
kemapuan belajar siswa apakah mencapai standar kompetensi atau belum.
Siagian (1995) mengatakan bahwa belajar adalah suatu usaha mengetahui
hal-hal baru, teknik baru, metode baru, cara berpikir baru, bahkan juga
perilaku baru.Untuk itu pemakaian OHP dalam pokok bahasan tahap
pencatatan akuntansi perusahaan dagang adalah suatu upaya guru dalam
meningkatkan kemapuan belajar siswa agar prestasi siswa meningkat saat
evaluasi.
Tahap
pencatatan akuntansi perusahaan dagang. Kegiatan perusahaan dagang di
satu sisi , proses pencatatannya dalam akuntansi tidak berbeda dengan
perusahaan jasa. Dilain sisi terdapat perbedaan dari istilah perangkat
yang digunakan. Jika perusahaan jasa tidak dikenal adanya jurnal khsus
tapi perusahaan dagang jurnal umum , khusus adalah merupakan suatu
keharusan dalam memudahkan pencatatan. Memang disadari pada saat
perusahaan dagang belum begitu berkembang maka pencatatannya masih mirip
dengan perusahaan jasa. Akan tetapi setelah berkembang kearah
peningkatan maka jurnal khusus merupakan suatu kemutlakan.
Pokok
bahasan tahap pencatatan terdiri dari 5 (lima) indikator pencapaian
hasil belajar : (1) mengklasifikasi perkiraan-perkiraan khusus hanya
dijumpai dalam perusahaan dagang, (2) mencatat transaksi keuangan
perusahaan dagang dalam jurnal umum, (3) mencatat transaksi keuangan
kedalam jurnal khusus, (4) memindahkan data dari lajur khusus, lajur
serba-serbi dari jurnal khusus dan jurnal umum ke perkiraan buku besar,
(5) memindahkan data ke buku besar pembantu.
Perusahaan
dagang menurut Soemarso (1993) adalah perusahaan yang kegiatannya
melakukan pembelian dan penjualan barang dengan tujuan memperoleh laba.
Pertanyaannya apakah perusahaan lainnya tidak terjadi terjadi penjualan ?
Jawabnya tidak, sebab kalau perusahaan selain dari perusahaan dagang,
penjualan barang bukan motif untuk mendapatkan laba akan tetapi
kemungkinan hanya untuk mengganti, atau menambah yang diakibatkan karena
perkembangan teknologi dan industri, sehingga barang yang sudah usang
terpaksa dijual. Oleh karena itu secara garis besar siklus kegiatan
perusahaan dagang. (1) Pembelian, (2) Pengeluaran uang, (3) Penjualan,
(4) Penerimaan uang.
Pada
dasarnya jurnal umum bagi perusahaan dagang manakala transaksinya belum
begitu banyak masih dianggap efektif. Akan tetapi ketika transaksi yang
jumlahnya besar dan heterogen maka jurnal khusus adalah sebuah
alternatif. Soemarso (1993) mengatakan bahwa jurnal khusus dirancang
untuk transaksi-transaksi yang sejenis ini, akan banyak menghemat wktu,
tenaga dan biaya. Mengenai berapa banyak, bentuk dari jurnal khusus
tergantung dari kebutuhan perusahaan. Hanya saja jurnal khusus umumnya
meliputi : (1) Jurnal penjualan (seles journal) untuk mencatat penjualan kredit.(2) Jurnal Penerimaan (cash recieps journal) untuk mencatat transaksi penerimaan uang tunai segala sumber.(3) Jurnal pembelian (purchases journal) untuk mencatat pembelian barang dagang dan lainnya secara kredit.(4) Jurnal pengeluaran kas (cash payments journal) untuk mencatat uang kas segala tujuan.
Adapun
manfaat dari jurnal khusus adalah : (1) menghemat waktu tenaga dan
biaya, (2) di dalam jurnal khusus dapat disediakan kolom-kolom khusus
untuk beberapa jenis transaksi-transaksi tertentu. dan pemindahbukuan
transaksi tersebut dari jurnal ke buku besar terjadi selama satu
periode, (3) setiap jurnal khusus dapat digunakan untuk mencatat satu
jenis transaksi saja, sehingga memungkinkan pembagian tugas pwncatatan
kepada beberapa orang.
Disamping
keempat jurnal khusus tersebut diatas perusahaan dagang tetap mempunyai
jurnal umum untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat
ditampung dalam jurnal khusus. Begitupula buku besar pembantu (subsidary ledger) biasa juga disebut buku besar khusus (special ledger).
Kadang juga disebut buku besar tambahan. Kegunaannya ialah untuk
mencatat rincian transaksi yang terdapat dalam buku besar. Dengan
demikian buku besar pembantu dikatakan sebagai bagian dari buku besar.
Terdiri dari buku piutang , buku utang untuk mencatat rincian piutang
dan utang yang terdapat di dalam buku besar utama.
Perbedaan
buku besar utama dan buku besar pembantu terwujud dalam proses
pencatatannya. Pencatatannya dalam perkiraan utang usaha dilakukan
secara periodik, misalnya setiap minggu, atau setiap bulan berdasarkan
pencatatan dalam jurnal khusus dan jurnal umum atau jurnal-jurnal
lainnya. Sedangkan pencatatan dalam bukubesar pembantu dilakukan setiap saat .
Keutamaan
media transparansi dalam pembelajaran akuntansi , Nasution (2003)
menyatakan bahwa, belajar terjadi bila ada hasilnya yang diperlihatkan.
Salah satu hasil yang dapat diperlihatkan dalam PBM adalah hasil kerja
kelompok siswa dituangkan ke dalam transparansi kemudian diproyeksikan
ke sebuah layar atau dinding melalui proyektor. Transparansi yang
diproyeksikan adalah visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafis,
tabel perkiraan atau jurnal dan bukubesar dengan menggunaka plastik
transparansi. Kemampuan proyektor memperbesar gambar membuat media ini
berguna untuk menyajikan informasi pada kelompok yang besar dan semua
jenjang dan seluruh jernis kegiatan pembelajaran terutama mata pelajaran
yang banyak menggunakan tabel seperti jurnal khusus dan buku besar pada
akuntansi perusahaan dagang (Arsyad 1997). Selain itu OHP dirancang
untuk digunakan didepan kelas sehingga guru dapat selalu berhadapan atau
menatap siswanya. Penataan letak layar dan proyeksi bayangan sering
menimbulkan layar yang berbentuk trapesium. Sering menggunakan pandangan
siswa. Akan tetapi hal itu dapat diatasi dengan memiringkan layar.
Adapun
kelebihan OHP menurut Arsyad (1997) begi pelajaran akuntansi adalah :
(1) pantulan proyeksi gambar dapat dilihat jelas pada ruangan yang
terang (tidak perlu ada ruangan gelap) sehingga guru dan murid tetap
dapat saling melihat, (2) dapat mengjankau kelompok yang ,besar (3) guru
selau dapat bertatap muka dengan siswa karena OHP dapat diletakkan
didepan kelas, dan dengan demikian ia dapat mengendalikan kelasnya, (4)
transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri oleh guru maupun siswa,
baik secara manual maupun melalui proses cetak, salin dan kimia, (5)
peralatannya mudah dioperasikan dan tidak memerlukan perawatan khusus,
(6) memiliki kemampuan untuk menampilkan warna, (7) dapat disimpan dan
digunakan berulang kali, (8) dapat dijadikan pedoman dan panutan bagi
guru dalam penyajian matei pelajaran, (9) konsetrasi siswa kedepan bisa
tercapai karena variasi menyadari manfaat tersebut maka dalam
pembelajaran akuntansi terutama pada pokok bahasan jurnal dan buku besar
gunak meningkatkan keterampilan siswa adalah merupakan suatu alternatif
agar hasil belajar akuntansi dapat ditingkatkan minimal mencapai
ketuntasan belajar.
A.
Kosasih (2002) mengatakan bahwa media transparansi OHP dapat
membangkitkan ransangan pada indra penglihatan. Sehingga dapat
menciptakan komunikasi yang efekti antara guru dan siswa. Sementara
pokok bahasan pencatatan transaksi perusahaan dagang kedalam jurnal
khusus dan dari jurnal khusus ke buku besar sangat membutuhkan
komunikasi ganda. Yakni disamping komunikasi dasar dari guru juga
melalui transparansi OHP agar penyaluran pesan dapat lebih merangsang
pikiran terdorong untuk terlibat secara penuh dalam proses pembelajaran.
Jika hal ini terjadi maka secara pasti keterampilan siswa dalam
pencatatan transaksi akan terwujud. Sehingga dengan demikian hasil
belajar akuntansi akan ikut meningkat sesuai dengan harapan.Oleh karena
itu dengan menggunakan medai transparansi Overhead Proyektor (OHP) pada
pokok bahasan pencatatan transaksi perusahaan dagang motivasi dan hasil
belajar akuntansi dapat meningkat.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan tindakan kelas (PTK)
dengan tujuan akan mendeskripsikan gambaran tentang konstribusi
penggunaan OHP dalam pembelajaran akuntansi pada pokok bahasan
pencatatan transaksi keuangan perusahaan dagang kedalam
jurnal khusus , posting jurnal khusus kedalam buku besar utama serta
buku besar pembantu ,pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Neg. 2 Bantaeng . .
Waktu penelitian adalah 3 bulan , yaitu mulai dari bulan januari sampai bulan maret 2007
. Kegiatan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan media OHP pada
siswa kelas XI IPS 1 .SMA Newg. 2 Bnataeng .Secara terus menerus
dilakukan pemantauan oleh peneliti .Adapun kegiatan yang dilakukan
adalah : (1) melakukan studi pendahuluan , (2) menyusun skenario
pembelajaran ,(3) menyusun pedoman observasi ,(4) menyusun pedoman
wawancara ,(5) menyusun LKS, (6) menentukan bentuk soal,(7) menentukan
berapa pertemun tiap siklus,dan berapa siklus yang akan ditempuh,(8)
manentukan jadwal kegiatan ,(9) melaksanakan pembelajaran pada siklus I
,observasi ,evaluasi ,dan refleksi ,(10) pelaksanaan pembelajaran siklus
II ,observasi, dan refleksi,(11) pelaksanaan pembelajaran siklus II
,observasi, dan refleksi,(12) pembuatanlaporan lengkap .
Adapun variabel
yang akan diselidiki adalah motivasi belajar dan hasil belajar dengan
menggunakan media transparansi OHP dengan pokok bahasan tahap pencatatan
transaksi perusahaan dagang ke dalam jurnal khusus. Dan dari jurnal ke
buku besar utama dan buku besar pembantu.
Definisi
Operasional : (1) Strategi adalah cara-cara atau upaya dengan
langkah-langkah tertentu yang di gunakan oleh guru dalam pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar yang telah ditetapkan , (2) Motivasi
adalah kemauan baik dari dalam maupun dari luar untuk belajar sehingga
terjadi suatuproses menuju peningkatan prestasi belajar, (3)Hasil
belajar adalah perolehan nilai dari proses belajar pada setiap mata
pelajaran datu setiap pokok bahasan yang diwujudkan dengan nilai huruf
atau angka , (4)Media sebagai alat yang menyampaikan atau menyatakan
pesan-pesan pembelajar agar pesan tersebut dapat bermakna yakni
meningkatkan belajar secara maksimal , (5) Upaya peningkatan
keterampilan pencatatan transaksi perusahaan dagang pembantu adalah
usaha yang dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah sistematis dalam
menerapkan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi bagi siswa.
Subyek
penelitian kali ini adalah siswa kelas XI IPS 1 semester genap SMAN. 02
Bantaeng yang jumlahnya 24 orang. Mengingat adanya keterbatasan waktu
dan biaya maka dalam penelitian ini tidak digunakan seluruh kelas,
tetapi hanya memilih (satu) kelas atau sekitar 24 orang siswa sebagai
subyek penelitian. Kelas XI IPS 1. dipilih karena baik tingkat kemampuan
akademik meupun latar belakang sosial kehidupannya siswa sangat
heterogen
Sumber
data dalam penelitian ini adalah personil yang terdiri dari siswa dan
guru , jenis data adalah data kualitatif mengenai metivasi dan aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran diperoleh dari observasi guru dan
peneliti ,sedangkan data kuantitatif mengenai
tingkat pemahaman siswa terhadap hasil belajar mengenai posting
transaksi keuangan perusahaan dagang kedalam jurnal dan kebuku besar .
Adapun tanggapan siswa ,dan hasil pengamatan dianalisis secara kualitatif yaitu
tekhnik kategorisasi skala lima , untuk menetukan tingkat pemahaman
siswa dalam pembelajaran akuntansi .Sedangkan data hasil evaluasi
dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif .
Yakni , hasil tes yang dianalisis adalah skor
perolehan siswa yang telah diambil dalam bentuk skor yang disebut dengan
skor pemahaman belajar siswa .
HASIL
Prosedur
penelitian ini dilakukan tiga siklus yaitu siklus I ,II,dan III. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan tindakan untuk mencapai
tujuan . Setiap akhir siklus siswa dievaluasi untuk mengetahui
peningkatan pemahaman siswa terhadap pencatatan transaksi keuangan
perusahaan dagang kedalam jurnal khusus ,posting transaksi keuangan
perusahaan dagang kedalam buku besar utama dan buku besar pembantu.
Deskripsi kondisi awal responden atau subyek penelitian ini meliputi : jenis kelamin,
dan tingkat pemahaman siswa kelas XI IPS.1 SMA Negeri 2 Bantaeng tahun
ajaran 2006/2007 semister genap.Data yang dihimpun melalui absen kelas,
diperoleh jumlah responden 24 orang siswa kelas XI IPS.1 yang dijadikan
sebagai subyek penelitian kali ini. Kemudian dari 24 orang tersebut 14
orang siswa (58,75 persen) jenis kelamin laki-laki dan 10 orang siswa
(41,25 persen) jenis kelamin perempuan. Hasil wawancara mengenai materi
pelajaran akuntansi ternyata sebagian besar masih menganggap bahwa
pelajaran tersebut sangat menyulitkan terutama pada pokok bahasan
pencatatan transaksi keuangan perusahaan
dagang kedalam jurnak khusus, kemudian posting jurnal khusus kedalam
buku besar umum ,serta buku besar pembantu. Hal ini lebih dibuktikan
lagi hasil pre tes menunjukkan masih sangat rendah pemahamannya terhadap
persamaan akuntansi. Dari 10 nomor pertanyaan hanya 4 nomor yang mampu
dijawab dengan benar. Yakni nomor 1,2,3 dan 4.
Sedangkan nomor 5, 6,7,8,9 dan 10 masih belum mampu dijawab dengan
benar.Agar lebih jelas perhatikan tabel 1 berikut.
Tabel 1.Deskripsi hasil belajar studi pendahuluan
Interval Kategori F %
0 - 55 Buruk 20 83,33
56 - 65 Kurang 4 16,67 66 - 75 Cukup 0 0
76 - 85 baik 0 0
86 - 100 Amat baik 0 0
Jumlah 24 100
Gambaran
tersebut diatas menunjukkan bahwa 20 orang (83,33 persen) masih
memiliki nilai buruk , 4 orang (16,67 persen ) kurang . Sedangkan
rata-rata hasil belajar 4,9 alias lebih rendah dari nilai enam < style="">
Berdasarkan
hasil analisis secara kualitatif mengenai hasil pengamatan dan analisis
deskriptif mengenai keterampilan siswa untuk mencatat transaksi
keuangan perusahaan dagang kedalam jurnal khusus ,dan posting kedalam
buku besar utama dan pembantu maka terlihat .
Hasil pengamatan pada siklus pertama mengenai
keaktifan siswa dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada saat
penayangan dengan media transparansi OHP sebagai berikut :
Tabel. 2. Keaktifan siswa dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada siklus 1
No . Keaktifan Siswa belajar Siklus 1
Kelompok
F %
1. Aktif 13 54,17
2. Cukup Aktif 8 33,33
3. Kurang aktif 3 12,5
Jumlah 24 100
Melihat
tabel tersebut diatas ,3 orang siswa (12,5 persen) kurang aktif
menanggapi hasil kerja kelompok ,sedangkan 8 orang (33,33 persen) cukup
aktif. Sedangkan 13 orang (54,17 persen) dari 24 siswa sudah aktif.
Pengamatan,
berdasarkan dari catatan di lapangan pada saat berlangsungnya belajar
kelompok ada beberapa siswa dari kelompok II yang main-main sambil
melihat kelompok lain. Sementara itu seorang siswa pasif, karena ia
murid terlambat hadir dikelas sehingga informasi awal tidak dimengerti.
Guru memotivasi supaya aktif berinteraksi dengan kelompoknya. Pada
setiap kelompok paling antusias menyelesaikan tugas rata-rata 2-3 orang.
Sedangkan anggota yang lain cukup aktif apabila diawasi oleh guru.
Namun demikian sebagian besar siswa setuju dengan model pembelajaran
dengan menggunakan media transparansi OHP dalam pembelajaran akuntansi
,dsn bahkan ada juga agar media tersebut digunakan untuk seluruh mata pelajaran selai akuntansi .
Pengamatan diluar belajar kelompok, yaitu guru memeriksa buku cacatan masing-masing siswa setelah penyajian materi. Ternyata ada 3 orang siswa (12,50 persen)yang tidak mencatat dengan alasan tidak ada pulpen . Sedangkan siswa yang aktif mencata sebanyak 16 orang (66,67 persen) , cukup aktif 3 orang(20,83 persen).
Agar lebih jelas mengenai keaktifan siswa mencatat materi pelajaran, lihat tabel 3.Sebagai berikut :
Tabel .3. Keaktifan Siswa Mencatat pada Siklus 1.
No. Keaktifan Siswa Mencatat Siklus 1
Materi Pelajaran
F %
1. Aktif 16 66,67
2. Cukup Aktif 5 20,83
3. Kurang Aktif 3 12,50
Jumlah 24 100
Dilihat
dari segi guru, hasil pemantauan oleh kelaborator dengan lembar
observasi guru (LOG) menunjukkan bahwa transparansi OHP yang disajikan
belum mampu membangkitkan motivasi siswa untuk aktif dan kreatif, dan
bersemangat dalam mengikuti KBM .Hal ini disebabkan karena transparansi
OHP yang ditampilkan oleh guru untuk menuangkan materi pembelajaran
masih kurang bervariasi atau masih menoton. Guru belum menunjukkan
bimbingan yang optimal sebagai usaha untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa dengan menggunakan media transparansi OHP . Pada tahap ini guru
sudah mulai membantu siswa membuat rangkuman suatu pokok bahasan atau
sub pokok bahasan .Mengenai pemahaman akuntansi ,dengan PTK dengan media
transparansi OHP dalam upaya peningkatan motivasi belajar akuntansi
siswa ,telah mengantarkan siswa pada nilai rata-rata 5,4
Untuk itu perolehan nilai hasil tes dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :
Tabel.4. Distribusi Frekuensi Data Perolehan Nilai Siswa pada Siklus 1.
Kelompok Interval Siklus 1 Kualitas
Nilai nilai nilai
F %
1. 0 - 55 17 70,82 Buruk 2 . 56 - 65 7 29,18 Kurang
3. 66 - 75 0 0 Cukup
4. 76 – 85 0 0 Baik
5. 86 - 100 0 0 Amat baik
Jumlah 24 100
Dari
tabel 4 dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai buruk ada 17
orang (70,82 persen).Sedangkan nilai kurang 7 orang (29,18 persen) dari
24 siswa.Sekalipun jika dibanding dengan nilai awal hanya ata – rata
4,9 .Sementara siklus pertama ini mengalami peningkatan menjadi 5,4 Refleksi berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan pada siklus 1 ditemukan kegagalan, yaitu : (1) Dilihat dari keaktifan dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada saat penayangan melalui transparansi OHP , siswa yang kurang aktif ada3 orang (12,50
persen) dari 24 orang siswa,(2) Dilihat dari keaktifan mencatat materi
yang diberikan, siswa yang kurang aktif mencatat 3 orang (12,50 persen)
dari 24 siswa, (3) Dilihat dari perolehan nilai tes, siswa yang memperoleh nilai kurang (56 – 65) ada
7 orang(29,18 persen), tetapi memperoleh nilai buruk (0 – 55) ada 17
orang siswa (70,82 persen) dari 24 siswa.Hal ini terlihat siswa kategori
nilai kuang belum terjadi perubahan yang signifikan , sekalipun nlai
rata-rata meningkat dari 4,9 pada saat tes awal meningkat menjadi 5,4.
Memperrhatikan kenyataan pada siklus I, ternyata siklus kedua merupakan
suatu keharusan untuk dilaksanakan.
Hasil refleksi tindakan pada siklus pertama menunjukkan temuan berupa kelemahan atau kekurangan ,sehingga tindakan pada siklus kedua merupakan suatu keharusan untuk melakukan perbaikan .Dengan demikian dilakukan langkah berikut:
Pelaksanaan tindakan 29
januari 2007, semua kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dalam
pembelajaran. Dilihat dari segi siswa , motivasi belajar mulai
meningkat ,hal ini dibuktikan bahwa perhatian siswa tertuju pada
imformasi penayangan guru melalui transparansi OHP . Beberapa siswa
mulai aktif dengan menanggapi pertanyaan atau mengajukan
pertanyaan.Sekalipun pada siklus pertama ini volume siswa untuk
mengajukan pertanyaan mengenai akuntansi masih sedikit.Terbukti dari
hasil pengamatan mengenai keaktifan siswa dalam menanggapi hasil kerja
kelompok pada saat penayangan dengan media transparansi OHP sebagai
berikut :
Tabel. 5. Keaktifan siswa dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada siklus II
No . Keaktifan Siswa belajar Siklus II
Kelompok
F %
1. Aktif 16 66,67
2. Cukup Aktif 8 33,33
3. Kurang aktif 0 0
Jumlah 24 100
Melihat
tabel tersebut diatas ,sisa 8 orang siswa (33,33 persen) cukup aktif
menanggapi hasil kerja kelompok , sedangkan 16 orang (66,67 persen)
aktif.
Pengamatan,
berdasarkan dari catatan di lapangan pada saat berlangsungnya belajar
kelompok , ada beberapa siswa dari kelompok 3 siswa yang main-main
sambil melihat kelompok lain pada siklus I Sedangkan pada siklus kedua
ini tidak lagi ada siswa yang ditemukan main-main . Sementara itu siswa
pasif berubah menjadi cukup aktif, karena murid terlambat hadir dikelas sudah tidak ada lagi- sehingga informasi awal dapat dimengerti. Guru memotivasi supaya lebih aktif
lagi berinteraksi dengan kelompoknya. Setiap kelompok antusias
menyelesaikan tugas-tugasnya sehingga tidak ada yang kurang aktif . Tapi
cukup aktif sekalipun tidak diawasi oleh guru. Sebagian besar siswa
setuju dengan model pembelajaran dengan menggunakan media transparansi
OHP dalam pembelajaran akuntansi ,dan bahkan ada juga yang mengusulkan
sebaiknya media tersebut digunakan untuk seluruh mata pelajaran selai
akuntansi .
Suasana
kelas mulai nampak bergairah , berkembang , siswa pada pertemuan siklus
pertama terlambat memasuki ruang belajar berubah menjadi cepat hadir
,karena model pembelajaran yang dialaminya sudah mulai dirasakan
mamfaatnya .Begitupula kepakuman berubah menjadi aktif dan antusias .Hal
ini ditandai dengan banyaknya pertanyaan ,dan banyaknya yang bersedia
menjawab pertanyaan guru atau menanggapi suatu permasalahan .Interaksi
guru dengan siswa ,maupun antara siswa dengan siswa semakin meningkat
.KBM siswa tampak lebih aktif ,kreatif, dan bergairah .
Dari
segi guru,hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi guru
(LOG) aktifitas guru pada siklus kedua,kegiatan pembelajaran semakin
meningkat . Penayangan transparansi OHP semakin bervariasi sehigga
aktifitas mengajar guru terlihat bergairah dan energik .Dengan
penampilan demikian maka kejenuhan siswa dalam melakukan pembelajaran
dapat ditiadakan ,berubah menjadi aktif, dan berani menjawab pertanyaan
baik dari guru maupun dari temannya sendiri. Pertanyaan bermunculan, dan
mengemukakan pendapat semakin marak, dan semaki rasional .
Pengamatan diluar belajar kelompok,
yaitu guru memeriksa buku cacatan masing-masing siswa setelah penyajian
materi. Ternyata tidak ada lagi siswa yang tidak mencatat. Sedangkan
siswa yang aktif mencata sebanyak 16 orang (66,67 persen), cukup aktif 6 orang(25 persen). Sedangkan kurang aktif 2 orang (8,33 persen).
Agar lebih jelas mengenai keaktifan siswa mencatat materi pelajaran, lihat tabel 6. Sebagai berikut :
Tabel 6. Keaktifan Siswa Mencatat pada Siklus II.
No. Keaktifan Siswa Mencatat Siklus II
Materi Pelajaran
F %
1. Aktif 16 66,67
2. Cukup Aktif 6 25
3. Kurang Aktif 2 8,33
Jumlah 24 100
Pada tahap ini guru tidak lagi terlalu membantu
siswa membuat rangkuman suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan,akan
tetapi siswa sudah mulai membuat rangkuman sendiri.Kedudukan guru dan
peneliti pada tahap ini hanya sebagai pemberi penguatan dari hasil
pemikiran siswa . .Mengenai pemahaman akuntansi
,dengan PTK dengan media transparansi OHP dalam upaya peningkatan
motivasi belajar akuntansi siswa ,hal ini tergambar dari hasil analisis
tes akhir siklus ini setelah pembelajaran posting transaksi keuangan
perusahaan dagang kedalam jurnal khusus ternyata dengan variasi media
transparansi OHP dapat mengantarkan siswa pada
nilai rata-rata 6,5. Olehnya itu tes menjukkan suatu peningkatan
terhadap pemahaman terhadap mata pelajaran akuntansi.
Untuk itu perolehan nilai hasil tes dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Perolehan Nilai Siswa pada Siklus II.
Kelompok Interval Siklus II Kualitas
Nilai nilai nilai
F %
1. 0 - 55 2 8,33 Buruk
2. 56 - 65 14 58,33 Kurang
3. 66 - 75 8 33,34 Cukup
4. 76 – 85 0 0 Baik
5. 86 - 100 0 0 Amat baik
Jumlah 24 100
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang ada 2 orang (8,33 persen) dari 24 siswa.Sedangkan mempeoleh nilai kurang sebanyak14 orang
(58,33 persen) ,sementara nilai cukup 8 orang (33,34 persen) Sekalipun
jika dibanding dengan nilai siklus pertama rata-rata 5,4 .Sementara
siklus kedua ini mengalami peningkatan menjadi 6,5.
Refleksi berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan pada siklus II ditemukan kegagalan, yaitu : (1) Dilihat dari keaktifan dalam menanggapi hasil kerja kelompok
pada saat penayangan melalui transparansi OHP, siswa yang kurang aktif
sudah tidak ada lagi, (2) Dilihat dari keaktifan mencatat materi yang
diberikan, sebagian besar siswa aktif, sekalipun masih ada yang hanya aktif kalau
diberi komando, sehingga masih dikategorikan kurang aktif sebanyak 2
orang (8,33 persen) cukup aktif sebanyak 6 orang (25 persen), dan 16
orang sudah aktif (66,67 persen dari 24 siswa (3) Dilihat dari perolehan nilai tes, siswa yang memperoleh nilai kurang (56 – 65) ada 14 orang(58,33 persen), tetapi memperoleh nilai buruk (0 – 55) masih ada
2 orang siswa (8,33 persen) dari 24 siswa. Akan tetapi sudah ada yang
memperoleh nilai cukup sebanyak 8 orang (33,34 persen) Hal ini terlihat
siswa kategori nilai buruk sudah terjadi perubahan yang berarti. Seiring
dengan meningkatnya nilai rata-rata dari 5,4 pada siklus pertama meningkat menjadi 6,5. Memperhatikan kenyataan pada siklus II, ternyata siklus ketiga masih sangat diperlukan.
Ditinjau dari analisis
hasil observasi, catatan harian , dan wawancara singkat terhadap siswa
sebagai bahan untuk menentukan tindakan selanjutnya, setelah diadakan
refleksi, kemudian hasil diskusi bersama kelaborator diperoleh
hasil sebagai berikut ; (1) Guru harus meningkatkan kualitas KBM dengan
media dan tekhnik pengajaran dengan penekanan pemakaian transparansi
OHP secara optimal agar minat dan motivasi belajar siswa tumbuh dan
berkembang kearah peningkatan, (2) penggunaan transparansi OHP agar
lebih variatif dengan menampilkan gambar atau bagan – bagan untuk
memancing keaktifan, kreatifitas, dan gairah belajar siswa .Sehingga
terwujud apa yang dikatakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan, (3) Keaktifan guru dalam memantau KBM lebih ditingkatkan agar
hanbatan – hambatan siswa dalam memahami suatu masalah dapat diatasi.
(4) Peneliti dan kelaborator diharapkan lebih aktif lagi dalam
membimbing baik secara berkelompok maupun perorangan, (5) penggunaan
gambar-gambar bersusun untuk menunjukkan suatu peristiwa atau proses
suatu transaksi keuangan perusahaan dagang, (6) memberi nilai atau
pujian bagi siswa yang berhasil dan memotivasi untuk bangkit siswa yang
belum berhasil, (7) memberi bimbingan bagi siswa mengalami kesulitan
dalam memahami suatu konsep atau menyelesaikan tugas – tugasnya .
Hasil refleksi tindakan pada siklus kedua menunjukkan masih adanya ditemukan kelemahan atau kekurangan , sehingga tindakan pada siklus ketiga masih diperlukan pemantapan agar lebih meningkat lagi .
Pelaksanaan tindakan 19
Februari 2007, semua kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan
dalam pembelajaran. Dilihat dari segi hasil pengamatan kelaborator pada
proses belajar mengajar pada siklus kedua menunjukkan bahwa masih
terdapat kelemahan, sehingga siklus ketiga diharapkan dapat
mengantisipasi kekurangan tersebut. Baik guru maupun siswa telah
terbiasa dengan penggunaan media transparansi OHP dalam proses belajara
mengajar. Penyampaian materi ajar melalui media transparansi sudah cukup
optimal, semakin menarik dan lebih mudah dipahami oleh siswa.
Pemanfaatan
media transparansi pada siklus ketiga dilakukan sendiri oleh siswa .
Peneliti dan kelaborator hanya bertindak sebagai pasilitator, diskusi
antara siswa dengan siswa , tanya jawab dengan guru berlansung elok dan
dinamis. Terutama posting transaksi keuangan perusahaan dagang dari
jurnal khusus kebuku besar utama dan buku besar pembantu, pemakaian
media transparansi OHP atau penayangan melalui visualisasi data atau
gambar. Begitupula hasil pengamatan agar dalam merekam ilmu dapat
difungsikan mata, pendengaran, dan gerkan tangan .
Suasana
belajar mengajar cukup kondusif, guru dapat membuka kesempatan
seluas-luasnya bagi siswa untuk menyampaikan pendapat dan pertanyaan
kemudian dilanjutkan kedalam diskusi kelas baik guru maupun antar siswa
dikelas. Gairah belajar siswa semakin meningkat. Terbukti dari
penampilan suasana KBM, keaktifan siswa mengajukan pertanyaan maupun
menanggapi suatu permasalahan semakin tampak. Hasil pengamatan mengenai
keaktifan siswa dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada saat
penayangan dengan media transparansi OHP sebagai berikut :
Tabel .8. Keaktifan siswa dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada siklus III
No . Keaktifan Siswa belajar Siklus III
Kelompok
F %
1. Aktif 19 79,17 2 Cukup Aktif 5 20,83
3. Kurang Aktif 0 0
Jumlah 24 100
Melihat tabel 8 tersebut diatas, 19 orang siswa (79,17 persen) aktif menanggapi hasil kerja kelompok , sedangkan 5 orang (20,83 persen) cukup aktif.
Pengamatan,
berdasarkan dari catatan di lapangan pada saat berlangsungnya belajar
kelompok perhatian siswa terhadap penyajian materi pokok bahasan posting
transaksi perusahaan dagang dari jurnal khusus kebuku besar utama, dan
kebuku besar pembantu dengan menggunakan media transparansi OHP sangat
antusias.Interaksi baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa
dengan siswa sudah optimal dan akrab. Sebagian besar siswa sudah berani
menjawab pertanyaan, maupun mengajukan pertanyaan dalam forum diskusi.
Pada siklus ketiga ini siswa sudah dapat menyusun rangkuman secara
sederhana mengenai materi pelajaran dengan menggunakan transparansi OHP.
Sementara itu siswa pasif berubah menjadi cukup aktif, karena murid terlambat hadir dikelas sudah tidak ada lagi sehingga informasi awal dapat dimengerti. Tanpa dimotivasi oleh guru mereka tetap aktif berinteraksi
dengan kelompoknya. Setiap kelompok antusias menyelesaikan
tugas-tugasnya sehingga tidak ada lagi yang tidak aktif. Sedangkan
anggota yang cukup aktif sisa 5 (lima) orang, sekalipun tidak diawasi
oleh guru. Suatu kewajaran manakala sebagian besar siswa setuju dalam setiap pembelajaran menggunakan media transparansi OHP terutama pembelajaran
akuntansi, dan bahkan ada juga yang mengusulkan sebaiknya media
tersebut digunakan untuk seluruh mata pelajaran selain akuntansi .
Suasana
kelas mulai nampak bergairah, berkembang, siswa pada pertemuan siklus
pertama terlambat memasuki ruang belajar berubah menjadi cepat hadir,
karena model pembelajaran yang dialaminya betul-betul dirasakan
manfaatnya. Begitupula kefakuman berubah menjadi aktif dan antusias. Hal
ini ditandai dengan banyaknya pertanyaan, dan banyaknya yang bersedia
menjawab pertanyaan guru atau menanggapi suatu permasalahan. Interaksi
guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa semakin meningkat.
KBM siswa tampak lebih aktif, kreatif, dan bergairah .
Dari
segi guru, hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi guru
(LOG) pada siklus ketiga ini aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran
semakin meningkat. Penayangan transparansi OHP semakin bervariasi
sehigga aktifitas mengajar guru terlihat bergairah dan energik. Dengan
penampilan demikian maka kejenuhan siswa dalam melakukan pembelajaran
dapat ditiadakan, berubah menjadi aktif, dan berani menjawab pertanyaan
baik dari guru maupun dari temannya sendiri. Pertanyaan bermunculan, dan
mengemukakan pendapat semakin marak, dan semaki rasional .
Pengamatan diluar belajar kelompok,
yaitu guru memeriksa buku cacatan masing-masing siswa setelah penyajian
materi. Ternyata tidak ada lagi siswa yang tidak mencatat. Sedangkan
siswa yang aktif mencata sebanyak 20 orang (83,33 persen), cukup aktif 4 orang(16,67 persen).
Agar lebih jelas mengenai keaktifan siswa mencatat materi pelajaran, lihat tabel 9.Sebagai berikut :
Tabel 9. Keaktifan Siswa Mencatat pada Siklus III.
No. Keaktifan Siswa Mencatat Siklus III
Materi Pelajaran
F %
1. Aktif 20 83,33
2. Cukup Aktif 4 16,67 3. Kurang Aktif 0 0
Jumlah 24 100
Pada tahap ini guru tidak lagi membantu
siswa membuat rangkuman suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan,
akan tetapi siswa sudah mulai membuat rangkuman sendiri. Kedudukan guru
dan peneliti pada tahap ini hanya sebagai pemberi penguatan dari hasil
pemikiran siswa. Mengenai pemahaman akuntansi ,dengan PTK dengan media
transparansi OHP dalam upaya peningkatan motivasi belajar akuntansi
siswa, hal ini tergambar dari hasil analisis tes akhir siklus ini
setelah pembelajaran posting transaksi keuangan perusahaan dagang
kedalam jurnal khusus ternyata dengan variasi media transparansi OHP
dapat mengantarkan siswa pada nilai rata-rata
7,89. Olehnya itu tes menunjukkan suatu peningkatan terhadap pemahaman
terhadap mata pelajaran akuntansi.
Untuk itu perolehan nilai hasil tes dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Data Perolehan Nilai Siswa pada Siklus III.
Kelompok Interval Siklus III Kualitas
Nilai nilai nilai
F %
1. 0 - 55 0 0 Buruk
2. 56 - 65 0 0 Kurang
3. 66 - 75 12 50, Cukup
4. 76 – 85 7 29,17 Baik
5. 86 – 100 5 20,83 Amat baik
Jumlah 24 100
Dari
tabel 10 dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang tidak
ada ada lagi.Sedangkan mempeoleh nilai cukup sebanyak 12 orang (50
persen) ,24 siswa , sementara nilai baik 7 orang (29,17 persen) dari 24
siswa, kemudia nilai amat baik sebanyak 5 0rang (20,83 persen) dari 24
siswa. Sehingga dengandemikian nilai rata-rata siklus ke tiga menjadi
7,89. Jika dibanding dengan nilai awal hanya rata – rata 4,9. Terjadi
kenaikan secara berturut – turut siklus I ke- siklus II .Ke siklus III ini mengalami peningkatan dari 5,4 menjadi 6,5.Kemudian 7,89.
Refleksi berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan pada siklus III menunjukkan bahwa: (1) Dilihat dari keaktifan dalam menanggapi hasil kerja kelompok pada saat penayangan melalui transparansi OHP, sebahagian besar siswa aktif (2)
Dilihat dari keaktifan mencatat materi pelajaran seluruh siswa sudah
menyadari bahwa catatan itu sangat penting, dan sebagai alat bantu dalam
mengulangi kembali apa yang telah dipelajari.Hal inilah sehingga siswa aktif , sekalipun tampa diberi komando ; (3) Dilihat dari perolehan nilai tes, siswa yang memperoleh nilai cukup baik (66 – 75) ada 12 orang (50 persen)dari 24 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai kurang (0 – 55) sudah tidak ada lagi. Selanjutnya memperoleh
nilai baik sebanyak 7 orang (29,17 persen) dari 24 siswa. Paling
menggembirakan sudah ada siswa memperoleh nilai amat baik sebanyak 5
orang (20,83 persen) dari 24 siswa. Dengan demikian dari ketiga siklus
tersebut jika dilihat dari segi rata perolehan nilai mulai dari studi
awal rata-rata nilai 4,9 .Hasil evaluasi siklus I rata-rata nilai
5,4.Kemudian silus II rata-rata perolehan nilai 6,5. Sedangkan pada
siklus III rata-rata nilai 7,89. Oleh karena itu dapatlah dikatakan
bahwa tejadi penungkatan hasil belajar akuntansi dengan menggunakan
media transparansi OHP.
PEMBAHASAN
Penelitian
tindakan kelas (PTK) Siklus pertama, kedua, dan ketiga. Mengenai
pembelajaran dengan menggunakan media transparansi OHP menunjukkan hasil
menggembirakan yakni, motivasi belajar dan hasil belajar akuntansi
siswa juga ikut meningkat. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa pada
permulaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media transparansi
OHP menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa cukup baik, ditandai oleh
perhatian siswa, keaktifan siswa, dan antusias dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar .
Pelaksanaan siklus pertama,
siswa sudah mulai tertarik mengikuti kegiatan belajar dengan media
transparansi OHP. Siswa sudah mulai aktif menanggapi
pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh guru, maupun mengajukan
pertanyaan kepada guru manakala ada yang belum dimengerti, ataupun
kepada teman-temannya. Kendatipun jumlahnya masih sedikit yang berani
mengemukakan pendapatnya kepada guru. Sebagian besar perhatian siswa
masih tertuju pada model transparansi OHP yang disajikan oleh guru yaitu
berupa tulisan, tabel(kolom) gambar alat praga untuk menjelaskan suatu
materi akuntansi. Sebagian besar dari siswa belum menelaah isi materi
pembelajaran saat itu. Disisi lain masih adanya siswa terlambat hadir
sehingga penjelasan awal kurang dipahami, pada gilirannya mereka hanya
tinggal diam, dan bahkan sempat mengganggu konsentrasi temannya.
Berbagai alasan untuk membela diri, kendatipun demikian guru hanya
meberi motivasi agar mereka tidak terlambat lagi pada pertemuan
berikutnya,sekaligus diarahkan ke proses pembelajaran.
Pelaksanaan siklus kedua,
motivasi belajar siswa meningkat,ditandai dengan meningkatnya
keaktifan, dan antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran dengan menggunakan media transparansi OHP menunjukkan bahwa
suasana kelas nampak bergairah dan berkembang. Keberanian siswa
menjawab pertanyaan semakin meningkat, begitupula pertanyaan, pendapat
silih berganti terleontar suatu pertanda bahwa dinamika kelas semakin
nampak, sehingga pada gilirannya tanya jawab mewarnai proses
pembelajaran tidak dapat dihindari. Apatah lagi transpaansi OHP
disajikan oleh guru semakin bervariasi, yaitu berupa gambar tabel, alat
praga, dan siklus penyelesaian tahap pencatatan transaksi keuangan
perusahaan dagang. Kondisi proses belajar mengajar semakin bergairah,
hal ini sebagai akibat dari peningkatan motivasi dan aktivitas peserta
belajar semakin meningkat. Pada siklus kedua ini peneliti dan
kelaborator tidak lagi terlibat dalam penyusunan rangkuman materi
pembelajaran, akan tetapi siswa sudah mulai menyususn sendiri secara
sederhana dalam bentuk catatan dikertas maupun dalam lembar transparansi
OHP .
Pelaksanaan siklus ketiga, Kegiatan
belajar mengajar dengan media transparansi OHP sudah cukup optimal.
Model transparansi disajikan dengan variasi berupa tulisan baik hurup
maupu angka-angka, tabel, gambar alat praga, warna gambar disesuaikan
dengan kondisi kajian dan selera peserta belajar. Selain itu pemberian
contoh disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari maupun gambaran
kehidupan ketika pebelajar berhasil menamatkan diri disekolah lanjutan
atas.
Baik
guru, maupun siswa telah terbiasa dengan penggunaan transparansi OHP
dalam pembelajaran akuntansi. Pada siklus ini motivasi belajar siswa
semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari suasana kegiatan belajar
mengajar (KBM) semakin antusias, dinamis, serta keaktifan dan
kreatifitas, diiringi dengan semangat optimis juga semakin meningkat.
Transparansi OHP disajikan guru semakin menarik sehingga perhatian siswa
semakin terfokus. Semangat optimis dan inovasi siswa semakin
menajam, karena semakin banyak usulan dan pertanyaan mengenai
model-model kolom jurnal khusus. Pada siklus ini siswa telah dapat
memamfaatkan media transparansi OHP untuk berdiskusi baik dengan
guru,maupun dengan siswa lainnya,terutama pada bahasan yang membutuhkan visualisasi data-data atau gambar maupun hasil pengamatan, serta hasil bacaan lainnya. Begitupula keaktifan
siswa dalam mencatat materi pembelajaran tidak ada lagi ditemukan yang
tidak aktif ,karena mereka sadar bahwa dengan mencatat materi ajar
adalah merupakan salah satu penunjang utama terhadap peningkatan hasil
belajar akuntansi. Tanpa mencatat maka dapat dipastikan bahwa akan
mengalami hambatan manakala siswa belajar sendiri untuk mengulang hasil
pembelajaran disekolah. Dengan inilah sehingga hasil akhir siklus ketiga
upaya pelaksanaan tindakan kelas ini telah mendapatkan hasil positif.
Hasil
penelitian membuktikan bahwa melalui pembelajaran dengan media
transparansi OHP dapat meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan
aktivitas belajar siswa sekaligus meningkatkan hasil belajar di SMA
Neg.2 Bantaeng kelas XI IPS 1.Tahun ajaran 2006 / 2007. Perolehan nilai
rata-rata nampak pada hasil tes pada setiap siklus sebagai berikut :
Studi awal rata-rata nilai 4,9. Rata-rata nilai silus satu 5,4.
Rata-rata nilai siklus dua 6,5. Rata-rata nilai siklus tiga 7,89
Berdasar dari hasil analisis kuesioner yang dibagikan kepada siswa diperoleh hasil bahwa sebagian besar dari siswa menyatakan belajar
dengan menggunakan media transparansi OHP : menyenangkan, menarik
perhatian, menambah semangat belajar, merangsang keaktifan siswa, tidak
menjenuhkan, dapat meningkatkan hasil belajar, pelajaran mudah dipahami,
dalam belajar tidak mengantuk, tidak cepat lelah, tidak terganngu
penglihatan,
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil penelitian tindakan kelas mengenai pembelajaran akuntansi dengan menggunakan media transparansi OHP dapat disimpulkan bahwa : Proses
belajar mengajar akuntansi dengan menggunakan media transparansi OHP.
Dapat meningkatkan motivasi belajar sekaligus meningkatkan hasil belajar
akuntansi siswa kelas XI IPS I .SMA Neg.2 Bantaeng semister genap tahun
ajaran 2006 / 2007.
Saran
Maksimalisasi hasil pembelajaran dalam proses belajar mengajar maka disarankan sebagai berikut :
1. Setiap guru diharapkan menggunakan media transparansi OHP jika
ingin mengoptimalkan proses belajar mengajar.
2. Diupayakan agar sekolah memiliki ruangan khusus multi media .
3. Pembelajaran dengan media transparansi OHP agar menyertakan kelaborator
4. Pembuatan transparansi OHP diharuskan jelas,bervariasi,agar lebih menarik.
5. Dalam penayangan OHP diupayakan jangan terlalu cepat .
DAFTAR PUSTAKA
Alipandi. 1984. Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya : Usaha Nasional.
Arikunto Suharsimi. 1992. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara.
_______________. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Aqib Zainal, 2006. Penelitian tindakan kelas untuk guru. Bandung : CV.Yrama Widya.
__________, 2004. Karya tulisilmiah bagi pengembangan profesi guru. Bandung : CV. Yrama Widya.
Arsyad , 2002. Media Pembelajaran Jakarta;PT.Raja Grafindo Persada.
A.Kosasih . 2002. Optimalisasi Media Pembelajaran.Jakara ; PT.Grasindo.
Depdiknas. 2003. Penelitian Tindakan Kelas SMP. Jakarta : Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
---------------,1983. Pengantar Akuntansi I B. Jakarta;DIRJEN DIKDASMEN.
Haryanto. 1989. Akuntansi Untuk SMA. Surakarta : PT Intanpariwara.
Madya Suwarsih, 2006. Teori dan praktik penelitian tindakan (Action Research). Bandung : Alfabeta.
Mantja, W. 2003. Etnograf : Disain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan. Malang : Wineka Media.
Nasution, 2003. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Nataatmadja. 1988. Akuntansi Untuk SMA. Bandung : Ganeca Exact.
Sudjana. 1988. Metode Statistik. Bandung : Tarsito. Sukardi. 1983. Psikologi Pendidikan. Bandung : FIP. FKIP.
_______. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Soemarso. R. 1993. Akuntansi Untuk SMTA. Buku 2 .Jakarta : Salemba empat.
Soemita , 1979. Dasar-Dasar Akuntansi. Bandung ; Tarsito.
Suryabrata , 2002. Psikologi Pewndidikan .Jakarta ; PT. Raja Grafindo Persada.
Siagian , 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya.Jakarta ;PT. Rineka Cipta.
Thoha , 2004 . Preilaku Organisasi .Jakarta ;PT. Raja Grafindo.
Walgito, Bimo. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah. Yogyakarta : Audi Off Set.
Wiriaatmadja. 2006 .Metode Penelitian Tindakan Kelas .Jakarta ; PT.Remaja Rosdakarya.
Winataputra dkk, 2005.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Universitas Terbuka.
Yusuf Haryono, 1981. Dasar-Dasar Akuntansi jilid 2.Yokyakarta ;YKPN.
Zuriah Nurul, 2003. Penelitian tindakan Publishing. Malang : Bayu Media
Langganan:
Poskan Komentar (Atom)
Tidak ada komentar: