PERANAN
BELAJAR DALAM MENATA KEHIDUPAN HARI ESOK
Zaenuddin
Kabai
Guru SMAN 2 Bantaeng
(081342537529)
PENDAHULUAN
Barangkali penulis tidak terlalu
berlebihan kalau sudah mengatakan bahwa tanpa belajar tidak mungkin mendapat
ilmu apa lagi kalau dikatakan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sebab ilmu
atau ilmu pengetahuan kata suparlan (2003). Kalau hanya ilmu adalah mengenai
sekitar pengetahuan fisis, dan karena itu praktis, pragmatis dan positivistis.
Sedangkan pengetahuan menyangkut fisis, kualitatif, dan spekulatif. Kendatipun
keduanya sama pentingnya bagi hidup dan kehidupan manusia. Sebab ilmu membentuk
daya intelegensi dan melahirkan adanya skill atau keahlian dan keterampilan
yang bisa memproduksi dan mengkonsumsi masalah-masalah atau kebutuhan
keseharian. sedangkan pengetahuan melahirkan daya moralitas keilmuan menuju lahirnya tingkah laku dan aktifitas yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang tercakup didalam tujuan akhir kehidupan
manusia. oleh karena itu masalah belajar meruapakan masalah pendidikan.
Sedangkan masalah mendidik adalah masalah setiap orang. Karena setiap orang
sejak dahulu hingga sekarang tentu berusaha mendidik anak-anaknya dan atau
anak-anak lain diserahkan kepadanya untuk dididik. Demikian pula masalah belajar dan mengajar dapat
dikatakan sebagai tindakan pelaksanaan usaha pendidikan, adalah masalah setiap
orang. Tiap orang boleh dikatakan selalu belajar juga dalam arti tertentu
mengajar ; misalnya; guru mengajar murid-muridnya, atau membelajarkan murid-muridnya,
kepada kantor mengkader pengawai-pegawainya, dokter mengajar pasien-pasiennya
tentang cara-cara penjagaan kesehatan dan sebagainya. Oleh karena belajar dan membelajarkan adalah masalah setiap
orang, maka merupakan satu hal yang sangat penting dipermasalahkan pada tulisan
ini adalah ,(1) Apakah belajar itu, (2) Faktor-faktor
apakah yang mempengaruhi belajar, (3) mengapa belajar dikatakan menata hari
esok. Dengan tujuan disatu sisi untuk memahami lebih jauh tentang apakah itu
belajar. Disisi lainnya, Untuk mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh dalam
belajar, Untuk mengkaji mengapa belajar sehingga dikatakan menata hari esok. Agar
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
ingin mengetahui tentang (1) Apa itu
belajar, (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, (3) mengapa belajar
dikatakan menata kehidupan hari esok.
BELAJAR
Berbicara mengenai belajar,maka akan
diperhadapkan dengan kata perbuatan. Sedangkan perbuatan itu bermacam-macam,
begitu pula perbuatan belajar. Banyak kegiatan yang hampir setiap orang
sepakati kalau disebut perbuatan belajar,misalnya mendapatkan perbendaharaan
kata-kata baru, menghapal syair , menghapal nyanyian,dan bahkan pekerjaan yang
sudah dilakukanpun terkadang masih dianggap belajar. Dalam kenyataan sehari-hari
ada beberapa aktifitas sepertinya kurang begitu jelas apakah tergolong sebagai
perbuatan (hal) belajar ,misalnya : mendapakan bermacam-macam sikap sosial
(misalnya prasangka), kegemaran, pilihan dan lain-lainnya. Oleh karena itu
Cronbach dalam (Suryabrata,2002) mengatakan belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan
dalam mengalami itu sipelajar mempergunakan panca inderanya. Begitu pula
pendapat aliran skolastis, belajar pada hakikatnya ialah mengulang-ulang bahan
yang harus dipelajari. Sehingga dengan demikian dapat dihayati dan
diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan hidup baik sekarang maupun masa
dating.Dalam waktu singkat belajar dengan tujuan untuk ulangan harian atau
evaluasi lainnya. Sedangkan kebutuhan masa datang ilmu yang dipelajari dapat
meningkatkan kecerdasan pebelajar agar kelak dapat bermakna baik untuk dirinya
, masyarakat umum. Dapat dikatakan untuk kemaslahatan masyarakat banyak dan
bukan untuk memusnahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat banyak.
Berdasarkan pengertian tersebut
maka tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa : (1) Belajar itu membawa perubahan
dari yang tidak tahu menjadi tahu,yang tahu menjadi lebih tahu, (2) perubahan
itu pada pokoknya adalah dari yang kurang lancar menjadi lancar atau menjadi
paham atau mengerti,(3) Perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja(4)
Mendapatkan kecerdasan baik untuk masa sekarang, maupun masa datang.
BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM BELAJAR
Menyimak keempat makna dalam pengertian
belajar, maka timbul pertanyaan mengapa tidak semua pebelajar dapat mencapai
hasil yang diinginkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang ikut
berpengaruh didalamnya, yakni; faktor ekstern
dan intern pebelajar.
Faktor
ekstern yang sering berpengaruh
dalam kegiatan belajar diantaranya; (1) faktor non sosial seperti kondisi alam,
waktu, tempat, pasilitas belajar harus memenuhi syarat pertimbangan didaktis,
psikologis, dan faedagogik, dan andragogi. Suryabrata (2002).(2) faktor sosial dalam
belajar seperti pada waktu belajar kedatangan tamu, percakapan disamping
ruangan yang sementara ujian, atau keluar masuk ruangan dan sebagainya. Hal
seperti ini terkadang mengganggu proses belajar dan ujung-ujungnya prestasi
belajar ikut terpengaruh, karena perhatian tidak terfokus pada hal yang
dipelajari. Oleh karena itu menurut Sardiman (2003) pengaturan terhadap kondisi
pembelajaran merupakan suatu keharusan agar pelaksanaan belajar berlangsung
sesuai dengan keinginan pendidikan.
Faktor Intern, dalam hal ini
dapat digolongkan menurut Dan Zigen dalam (Suryabrata,2002) menjadi dua yakni;
(1) faktor fsiologis dalam belajar yang terdiri dari; tonus jasmani pada
umumnya, dan keadaan fungsi-fungsi jasmani/fsiologis
tertentu, (2) faktor-faktor fsiokologis dalam belajar terdiri dari; bakat,
minat, sikap dan usaha belajar, kecerdasan dan intelegensi, motivasi pebelajar.
Faktor fsiologis dalam belajar dari
segi keadaan tonus jasmani pada umumnya, keadaan jasmani yang segar akan lain
pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar. Keadaan jasmani yang
lelah lain pengaruhnya dari pada yang tidak lelah. Hal ini mungkin sebagai
akibat dari; (1) karena kekurangan kadar makanan, ini akan mengakibatkan
kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas
mangantuk, lekas lelah dan sebagainya. Apatah lagi anak-anak usia muda,
pengaruhnya masih sangat besar Dan Zigen dalam ( Suryabrata,2002). (2) beberapa
penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu, penyakit-penyakit seperti
pilek,infliensa, sakit gigi, batuk dan sejenisnya biasanya diabaikan karena
dipandang tidak cukup serius untuk perhatian dan pengobatan, akan tetapi dalam
kenyataannya penyakit seperti itu sangat mengganggu aktifitas belajar,
(Suryabrata,2002).
Faktor fsiologis dari segi keadaan fungsi-fungsi
jasmani/fsiologis tertentu terutama fungsi-fungsi panca indera (Suryabrata,
2002). Berfungsi baiknya panca indera adalah merupakan syarat utama
berlangsungnya belajar dengan baik. Terutama pada belajar dengan melalui system
persekolahan. Dewasa ini system persekolahan seperti mata dan telinga sangat
memegang peranan. Karena itu menjadi kewajiban setiap pendidik untuk menjaga
agar panca indera anak didiknya dapat berfungsi dengan baik, baik penjagaan
yang bersifat kuratif maupun yang bersifat prefentif, seperti adanya
pemeriksaan dokter secara priodik, penyediaan alat-alat pelajaran, serta
perlengkapan yang memenuhi syarat, dan penempatan murid-murid dikelas (pada sekolah-sekolah)
dan sebagainya. Akan tetapi manakala terdapat salah seorang siswa mengalami
gangguan penglihatan dan pendengaran maka penggunaan kaca pembesar, menggunakan
buku dengan cetakan tulisan besar, alat bantu pendengar guna mambantu dalam
pengadaptasian materi pelajaran dalam kelas. Selanjutnya sebagai program
tambahan adalah dengan pengajaran dan tes tambahan yang berfokus pada pemahaman
kata-kata dengan mulut, penggunaan bahasa isyarata dan ejaan dengan menggunakan
jari-jari tangan (Sardiman,2003).
Faktor-faktor psikologis dalam
belajar dari segi bakat, Rukadjat (1973) Melihat pengertiannya maka, bakat
adalah kemampuan khusus sebagai pembawaan dari lahir dan sering juga
diistilahkan kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa. Bahkan ada pendapat
mengatakan, kecepatan belajar yang ada dalam diri siswa disekolah itu dapat
terjadi karena pembawaan mereka sejak lahir. Sekalipun ada pendapat bahwa
bukanlah semata-mata karena bakat yang menyebabkan orang berhasil dalam belajar
akan tetapi masih banyak yang lainnya.
Faktor-faktor psikologis dalam
belajar dari segi minat, Rukadjat (1973) mengatakan, minat adalah kemampuan
yang terdapat dalam hati atau suatu gairah, keinginan. Oleh karena itu
kesuksesan belajar sangat dipengaruhi oleh apakah peserta belajar menaruh minat
pada pelajaran tersebut dan bahkan ingin memilikinya apalagi ingin
mengaplikasikannya setelah mereka miliki. Begitupula sebaliknya pebelajar akan
menghindari pelajaran manakala tidak berminat dan kalau membelakangi secara
pasti tidak mungkin memilikinya. Salah satu hal dapat memperkuat minat,
manakala dilingkungan indifidu bersangkutan dapat dijadikan alat untuk mencapai
tujuannya.
Faktor-faktor psikologis dalam
belajar dari segi sikap dan usaha belajar, Rukadjat (1973), belajar sangat
dipengaruhi oleh pendirian dan kreatifitas peserta belajar secara sukarela,
bahkan ada yang mengatakan bahwa cerdas bagaimanapun seseorang tidak mungkin
akan sukses belajar manakala tidak ditunjang oleh sikap positif dan usaha
sukarela dalam menghadapi proses pembelajaran yang dijalaninya itu.
Faktor-faktor psikologis dalam
belajar dari segi kecerdasan dan intelegensi, Menurut beberapa ahli diantaranya;
Symderman dan Rothan (suryabrata, 2002) intelegensi terdiri dari tiga bagian
yaitu kemampuan untuk memperoleh pengetahuan, kemampuan untuk berpikir dan
memberikan alas an atau jawaban yang abstrak, dan kemampuan untuk memecahkan
masalah (problem solving), Senada ungkapan Super dan Crites dalam(Suryabrata
2002) intelegensi, kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar
dari pengalaman. Begitupula Garet dalam (Veizey,1982) intelegensi adalah
kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah yang
memerlukan pengertian dan symbol-simbol. Tidak jauh berbeda ungkapan Bischof
dalam (Suryabrata 2002) bahwa intelegensi, kemampuan untuk memecahkan segala
jenis masalah.Bahkan lebih jelas lagi Faham Teologis, mengatakan bahwa
intelegensi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang untuk
memilih atau menentukan mana ayng haram dan mana yang halal, selanjutnya mampu
menentukan pilihan kearah yang benar.
Berdasar dari pendapat dari
beberapa ahli tersebut , maka suatu kawajaran jika intelegensi dapat
diklasifikasikan manjadi empat macam; Intelegensi question (IQ), kemampuan
intelektual yang dimiliki oleh seseorang, Sedangkan Emosional Quetsion(EQ),kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi,
begitupula Spiritual Quetsion(EQ), kemapuan keberpihakan seseorang kepada
kebenaran ayng hakiki, dan tidak ketinggalan Sosial Quetsion(SLQ). Kemampuan
yang dimiliki setiap orang untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang baru ,
serta mampu melakukan refleksi terhadap situasi yang berkembang, dan sekaligus
melakukan partisipasi aktif dalam melakukan suatu perubahan untuk kemaslahatan
orang banyak.
Faktor-faktor psikologis dalam
belajar dari segi metivasi belajar, Merupakan suatu dorongan baik itu dari
dalam individu maupun yang bersumber dari luar ekstern menurut Maslow yang dikutip oleh Frendsen (dalam Suryabrata
2002) motif-motif untuk belajar karena adanya kebutuhan fisik, adanya kebutuhan
rasa aman, karena ingin merasa aman/bebas dari kehawatiran, karena butuh rasa
cinta/perhatian,karena butuh penghargaan dari masyarakat.Pendapat lain seperti
Arden N.Frandsen, bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar ;(1)adanya
sifat ingin tahu dan menyelidiki dunia
yang lebih luas,(2) adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan
keinginan untuk selalu maju,(3) adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari
orang tua,guru,dan teman-teman.(4) adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan
yang lalu dengan usaha yang baru,baik dengan koperatif maupun kompetisi,(5)
adanya ganjaran atau hadiah sebagai akhir dari belajar,(6)adanya keinginan rasa
aman bila menguasai pelajaran.
Menyimak kedua pendapat tersebut maka
barangkali tidak berlebihan jika dikatakan bahwa, motivasi intern berasal dari adanya sifat kreatifitas dan keinginan selalu
ingin tahu kepada seluruh aspek terutama apa yang mereka pelajari demi
perkembangan kearah kemajuan.Sedangkan motivasi ekstern lahir karena keinginan untuk mendapatkan pengakuan
diberbagai pihak secara universal.
MENGAPA BELAJAR DIKATAKAN PERSIAPAN HARI ESOK
Kemajemukan kebutuhan-kebutuhan pebelajar,
maka sebagai pendidik diharapkan senantiasa mengenal kebutuhan mana yang
dominan bagi anak didiknya sebagai pebelajar sekalipun usia muda terkadang belum
jelas cita-cita masa depan yang sebenarnya.Karena itulah sebagai pendidik
diharapkan berinisiatif untuk merumuskan tujuan-tujuan sementara yang dekat
sebagai cita-cita sementara supaya hal ini merupakan motivasi atau pendorong
yang kuat bagi siswa untuk belajar.
Hal inilah sehingga belajar dikatakan
penentu utama hari esok, sebab yang dilakukan hari ini adalah untuk masa
datang. Belajar hari ini tiada lain untuk masa datang, makanya itu secara
teoritis kegagalan dalam pembelajaran hari ini merupakan gambaran untuk
kegagalan hari esok. Menata masa depan tanpa belajar maka sama halnya
merencanakan kegagalan. Maka dari itu, pandangan teologis mengatakan bahwa untuk
menggapai kebahagiaan dunia, kuasai ilmu pengetahuan, begitupula kebahagiaan
dihari kemudian kuasailah ilmu. Sementara ilmu pengetahuan tidak akan mungkin
tanpa belajar. Apatahlagi ketika mengharapkan eksitensi masa depan yang
cemerlang tidak akan mungkin tanpa Iman dan Ilmu.
PENUTUP
Belajar, merupakan usaha disengaja secara sukarela menuju pada
perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari kurang lancar menjadi lancar
suatu ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar kelak menjadi miliknya, kemudian
dapat dijadikan sebagai alat dalam menata kehidupan hari esok yang lebih baik.
Sekalipun dalam belajar tidak terlepas dari beberapa pengaruh baik itu
bersumber dari dalam diri (intern)
pebelajar maupun bersumber dari luar (ekstern).
Dari kedua faktor tersebut saling berpengaruh antara satu dengan lainnya,
kendatipun kesemuanya itu yang paling menentukan terletak pada penanaman
motivasi terhadap peserta belajar.
Oleh karena proses belajar
dipengaruhi oleh banyak faktor, maka diharapkan pendidik mengatur faktor-faktor
tersebut supaya berpengaruh positif bagi anak didik.Selain itu heterogenitas aspirasi
para anak didik perlu diketahui oleh kalangan pendidik dan bertindak sesuai
dengan pengetahuan tersebut. Kemudian tidak kalah pentingnya pembuatan tujuan-tujuan
sementara yang dekat adalah merupakan suatu alternatif guna memberi arah kepada
usaha mereka dalam belajar.
Selain itu tidaklah berlebihan jika
dijadikan suatu kesepakatan bahwa belajar merupakan prasyarat utama untuk meraih
kehidupan masa datang lebih baik. Sebab tanpa belajar maka ilmu pengetahuan dan
tekhnologi sulit diperoleh. Begitupula masa depan yang lebih baik tanpa IPTEK
maka sulit untuk menjadi miliknya. Tidak heran kalau pakar pendidikan menilai
behwa kegagalan dalam belajar berarti kegagalan dalam memiliki ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga berakibat kegagalan masa depan. Singkatnya sukses
belajar berarti sukses masa depan.
Daftar Bacaan
Amirin Tatang M, 1996.Pokok-pokok
Teori system. Jakarta :Rajawali pers.
Rukadjat Adjak dkk, 1973. Psikologi
Pendidikan. Jakarta ;Depdikbud
Salim Peter, 1991.
Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta : Penerbit Moderen English
press.
Sardiman, 2002.Interaksi
dan motivasi belajar mengajar. Jakarta; PT.Raja GrafindoPersada
Suhartono Suparlan,2003. Filsafat
ilmu Pengetahuan. UNM Makassar
Suryabrata Sumadi, 2002.Fsikologi
Pendidikan.Jakarta ; PT.Raja Grafindo persada
Veisey John, 1982. Pendidikan
di Dunia Modern. Jakarta ; Gunung Agung.