UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI SEKOLAH UNGGULAN, KELAS
UNGGULAN DAN MANAJEMEN KELAS SUATU TINJAUAN
Zaenuddin Kabai
(Guru SMAN 02 Bantaeng)
PENDAHULUAN
Sejak awal kemerdekaan RI telah dicanangkan sebuah komitmen mengenai
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebab bangsa yang besar tidak mungkin
hanya dengan modal kemerdekaan. Tapi dibutuhkan kecerdasan, ketahanan, ketabahan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Bagi setiap penghuni negeri ini. Sampai sekarang peningkatan kualitas
manusia Indonesia masih menjadi bahan polemik disetiap pertemuan, baik
pertemuan formal maupun pertemuan nonformal.
Ada dua persi penilaian terhadap
kual;itas manusia Indonesia disatu sisi menilai bahwa kualitas manusia
Indonesia masih rendah, dilain sisi dinilai bahwa bukan berarti rendah, hanya
saja peningkatan kualitas terlalu lamban sehingga tidak atau kurang mampu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini telah menjadi
berita rutin setiap terbitan laporan human
development indeks. Posisi kualitas sumber daya manusia Indonesia selalu
berada dibawah Negara-negara Asia lainnya.
Mensinyalir keondisi seperti ini, maka
para ilmuan dan pemerhati peningkatan SDM. Menilai bahwa salah satu penyebab
dan sekaligus kunci utama rendahnya kualitas manusia Indonesia adalah rendahnya
mutu pendidikan, kualitas sosial ekonomi, kualitas gizi kesehatan. Berbagai
upaya dilakukan guna meningkatkan kualitas pendidikan, kendatipun sampai saat
ini keresahan mengenai mutu pendidikan kita masih seperti 25 tahun yang lalu.
Kini upaya peningkatan apalagi yang harus ditempuh oleh pemerintah untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang kompetitif. Ialah melalui sekolah
unggulan, kelas unggulan dan manajemen kelas.
Berdasar dari latar belakang
tersebut, barangkali tidak berlebihan jika
yang menjadi masalahan sekarang adalah (1) Bagaimana sekolah unggulan
itu, (2) Apa itu kelas unggulan dan pembelajaran unggulan, (3) Bagaimana
manajemen kelas. Dengan demikian maka penanggung jawab sekolah bersama seluruh
guru dan staf tata usah dapat mengetahui sekaligus memahami bagaimana
seharusnya mengelola sekolah agar tuntutan kualitas pembelajaran dapat tercapai
secara maksimal. Adapunh tujuan yang ingin dicapai dalam tulisan ini tiada lain
untuk memberikan gambaran mengenai sekolah unggulan, kelas unggulan, dan
manajemen kelas. Selain itu sebagai bahan referens bagi penulis berikutnya.
Sekolah Unggulan Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan
Upaya mengatasi ketertinggalan kualitas Indonesia
jika dibandingkan dengan Negara-negara asia lainnya melalui sekolah unggulan
misalnya sekolah andalan SMAN Tinggi Moncong di Malino Kab.Gowa, SMAN 17
Makassar dan banyak lagi yang lainnya.
Salah satu alternatif ditempuh
pemerintah yang dianggap paling efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan
sekaligus kualitas SDM.Sekolah unggulan diharapkan melahirkan manusia-manusia
yang unggul sekaligus amat berguna bagi bangsa dan Negara. Tidak ada satupun
yang menyangkal bahwa unggul itu dalah merupakan dambaan setiap insan.Hal ini
dapat dibuktikan animo masyarakat untuk mendaftarkan anaknya kesekolah
unggulan. Setiap tahun ajaran baru sekolah unggulan senantiasa menjadi pusat
perhatian calon siswa baru.Ini disebabkan oleh keyakinan bahwa mereka setelah
tamat disekolah tersebut akan menjadi unggul. Pertanyaannya apakah hanya dengan
sekolah unggulan kita mampu melahirkan manusia-manusia unggul.
Sebutan sekolah unggul sebenarnya kurang
tepat.Kata unggul menyirat adanya superprioritas dibandingkan sekolah lain.
Kata ini pula memang menunjukkan adanya penilaian sebuah kesombongan
intelektual yang sengaja ditanamkan dilingkungan sekolah. Dinegra-negara maju,
untuk menunjukkan sekolah yang bermutu tidak menggunakan kata unggul (excellent) melainkan efektive develop
accelerate,dan eccellentral (Susanj Albers Mohman, at, al, school based
management, organizing for hight performance, san Francisco, 1994, h,81).
Disisi ukuran muatan keunggulan, sekolah
unggulan di Indonesia juga tidak memenuhi syarat sekolah unggulan di Indonesia
hanya mengukur sebagian kemampuan akademis. Dalam konsep sesungguhnya, sekolah
unggulan adalah sekolah yang terus-menerus meningkatkan kinerjanya dan
menggunakan sumber daya yang dimilikinya secara optimal untuk menumbuh kembangkan
prestasi siswa secara menyeluruh. Berarti bukan saja prestasi akademis yang
ditumbuh kembangkan melainkan potensi psikis, fisik, etik, religi, emosi,
spirite, adversity, dan intelegensi.
Andaikan sekolah unggulan dibangun
secara bersama-sama oleh seluruh warga sekolah, bukan hanya oleh pemegang
otoritas pendidikan. Konsep sekolah unggulan saat ini diterapkan, untuk
menciptakan prestasi siswa yang lebih tinggi. Maka harus diukung oleh : (1)
kurikulum yang baik, (2) guru-guru berkualitas, (3) pemanfaatan sumber daya
sekolah secara optimal, (4) Administrasi yang baik, (5) iklim sekolah yang
kondusip. Kalau tidak demikian maka barangkali tidak ada salahnya kalau penulis
mengatakan bahwa program sekolah unggulan di Indonesia secara paedagogis menyesatkan
dan akan merugikan pendidikan kita dalam jangka panjang.Sekalipun demikian
tentunya tidak boleh diingkari bahwa pasti ada kebaikannya: (1) persaingan
secara seehat antara siswa tercipta, (2) potensi kreativitas dan inovasi siswa
lebih cepat, (3) memungkinkan adanya kelas akselerasi. Begitupula kelemahan
senantiasa meliputi perjalanan sekolah unggulan yakni: (1) butuh legitimasi
dari pemerintah dan cenderung biayanya besar, (2) hanya kalangan orang-orang
kaya mendapat kesempatan sementara orang-orang miskin tidak mendapatkan
kesempatan untuk belajar karena biayanya cenderung mahal, (3) memungkinkan
lahirnya kesombongan intelektual dikalangan siswa, (4) mengingkari pemerataan
pelayanan pendidikan.
Kelas Unggulan dan Pembelajaran Unggulan Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan
Kelas unggulan diciptakan dengan cara
mengelompokkan siswa menurut kemampuan akademik atau IQ rata-rata normal keatas
sebagai alat untuk memotivasi peserta didik, agar tercipta persaingan yang
sehat diantara mereka. Hal ini dapat dilakukan bagi sekolah-sekolah yang pada
umumnya memiliki keragaman dan pariatif peserta didik. Pengembangan kelas
unggulan secara teknis juga menuntut adanya tenaga professional yang memadai
sebagai guru khusus kelas unggulan untuk mengajar mata pelajaran matematika,
IPA, Bhs.Inggeris, BP dan Penjas. Selain itu waktu belajar disediakan lebih
banyak, sebab pada kelas unggulan disediakan jam tambahan.
Adapun kelebihan kelas unggulan
menurut Dirjen Dikdasmen Nomor : 0302/CS/1996, dalam (Dikmenum, 2001) sebagai
berikut ; (1) mempersiapkan siswa yang cerdas, berimtaq, berakhlaq mulia,
memiliki IPTEK serta sehat jasmani dan rohani, (2) memberikan kesempatan kepada
siswa yang cerdas diatas rata-rata normal guna mendapatkan pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan potensinya, (3) memberikan kesempatan kepada siswa agar lebih
cepat mentransfer IPTEK yang sesuai dengan perkembangan pembangunan, (4)
memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi baik, dan sangat baik, (5)
mempersiapkan lulusan kelas unggulan menjadi siswa unggulan dalam bidang
pengetahuan dan teknologi sesuai dengan perkembangan mental anak. Begitupula
kelemahan dari kelas unggulan; (1) anak yang kemampuannya biasa-biasa saja
terkadang terabaikan, akibatnya akan muncul rasa rendah diri dalam pergaulan
dengan teman-temannya yang ada dikelas unggulan, (2) ada kecenderungan kelas
unggulan mendapat prioritas sehingga kelas lainnya kurang mendapat prioritas
akibatnya dapat melahirkan kecemburuan sosial dikalangan siswa itu sendiri. (3)
mengundang timbulnya perpecahan antar kelas yang cenderung terjadinya
permusuhan antara warga belajar sendiri. (4) dapat melahirkan persepsi negative
terhadap pelayanan pendidikan yang berujung pada motivasi belajar semakin
menurun, (5) adanya kemungkinan siswa mengalami stress ketika prestasi belajarnya menurun karena
sesuatu hal, dan tergeser dari kelas
unggulan.
Pembelajaran unggulan(the excellent teaching process), PBM
yang dikembangkan dalam rangka membelajarkan semua siswa berdasarkan perbedaan
tingkat keunggulannya(individual
differencess) untuk menjadikannya beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, menguasai IPTEK secara mandiri namun tetap dalam kebersamaan, mampu
menghasilkan karya yang terbaik dalam menghadapi persaingan bebas dunia.
Menurut Ibrahim Bafaddal (2003)
pembelajaran unggulan dirancang bukan hanya siswa yang unggul, akan tetapi
secara metodologi maupun psikologis dapat membuat semua siswa mengalami belajar
secara maksimal dengan memperhatikan kapasitasnya masing-masing. Selanjutnya
mengatakan ada tiga indikator pembelajaran unggulan: (1) pembelajaran dikatakan
unggulan apabila dapat melayani semua siswa(bukan hanya sebagian siswa), (2)
pembelajaran unggulan semua anak mendapatkan pengalaman belajar semaksimal
mungkin. (3) walaupun semua siswa mendapatkan pengalaman belajar maksimal
prosesnya sangat bervariasi bergantung pada tingkat kemampuan anak yang
bersangkutan.
Menyimak uraian mengenai pembelajaran
unggulan tersebut, barangkali ada benarnya jika penulis menilai bahwa kebaikan
pembelajaran terdiri dari ; (1) Ada
upaya pemerataan pelayanan dikalangan pebelajar, (2) Dapat menghilangkan
kecemburuan antar kelas,(3) Mencegah munculnya pebelajar yang stress karena
prestasi menurun,(4) Menutup kemungkinan timbulnya konflik antar kelas.
Begitupula kelemahan pembelajaran unggulan ; (1) Membutuhkan berbagai metode
penyelolaan pembelajaran yang bervariasi, (2) Tidak menutup kemungkinan siswa
berpotensi maksimal ikut-ikutan malas belajar, (3) Kecil kemungkinan adanya
persaingan sehingga cenderung peningkatan hasil belajar mengalami
hambatan.
Manajemen Kelas Sebagai Salah Satu Strategi Peningkatan mutu pendidikan
Proses belajar tanpa suatu langkah pengaturan kelas sama halnya
memproses sebuah kegagalan.Oleh karena itu dikatakan bahwa manajemen kelas,
suatu langkah pengaturan kelas dalam rangka kelancaran proses belajar
mengajar.Selain itu dapat juga dikatakan, suatu langkah dalam menata kelas agar
tercipta suasana proses belajar mengajar yang efisien dan efektif.
Menurut
Bafaddal (2003), manajemen kelas terdiri dari tiga langkah:
Pertama, Kelas tetap, yaitu siswa dan
guru sepanjang waktu dikelas hanya siswa yang tetap didsuatu kelas tertentu.
Ada juga mengatakan bahwa merupakan satu bentuk pengelolaan kelas yang
merupakan seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan
ketertiban suasana kelas.Keuntungannya, guru dengan mudah mengontrol tingkah
laku siswa terutama menyangkut tentang disiplin dan ketertiban kelas.Disamping
itu ada juga kelemahan pengelolaan pembelajaran ini dapat mengundang sifat
otoritas guru yang berlebihan sehingga situasi pembelajaran terasa kaku, siswa
tidak mempunyai kebebasan dalam bergerak sehingga melahirkan kejenuhan
dikalangan pebelajar.
Kedua, Kelas berjalan(mofing kelas).Salah
satu bentuk pengelolaan kelas yang ditinjau dari konsep modern yakni seleksi
dan penggunaan alat-alat yang telah dipersiapkan pada setiap ruangan tertentu
atau sesuai dengan mata pelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Dengan demikian
sekolah diharuskan menyiapkan ruangan sebanyak bidang studi yang berlaku pada
jenjang pendidikan tersebut, misalnya SMA sebanyak 13 bidang studi pada setiap
tingkatan, maka sekolah harus menyiapkan 13 ruangan yang sesuai dengan nama
bidang studi tersebut. Sekalipun demikian model tersebut memiliki keuntungan
dan kelemahan. Jelasnya siswa setiap mata pelajaran berganti, mereka berganti
juga ruangan sesuai dengan mata pelajaran yang akan dipelajari pada jam
berikutnya. Adapun keuntungannya;Guru yang kurang memiliki kemampuan dan bersifat
apatis merasa tertolong dengan situasi pembelajaran. Selain itu bagi kepala
sekolah dapat dengan mudah mengontrol guru yang tidak hadir pada jam pelajaran
tersebut. Bagi siswa dapat tercipta suasana baru pada setiap hari sehingga
dapat mengurangi kejenuhan dalam belajar.Selain keuntungan adapula
kelemahannya; Siswa terkadang tidak terkontrol dalam perpidahannya itu, bahkan
tidak menutup kemungkinan dalam perpindahan diambil alih orang lain selain gurunya, lebih
dari itu tidak menutup kemungkinan diambil oleh non profesi guru.
Ketiga, Guru ikut, salah satu langkah
pengelolaan pengajaran yang dilaksanakan melalui para guru mengikuti siswa kejenjang
kelas lebih tinggi, dalam ruang lingkup jenjang pendidikan yang sama. Misalnya,
guru ekonomi kelas I ikut mengajar siswanya dikelas II pada tahun
berikutnya.Adapun kelemahannya, dapat memunculkan kejenuhan baik guru maupun
siswa sehingga berakibat hasil belajar maksimal sulit diwujudkan.Namun demikian
keuntungannya, guru dapat lebih maksimal dalam melaksanakan PBM. Karena
karakteristik siswa telah dikenal baik secara individual maupun secara
kelompok.
Kesimpulan dan saran
Beberapa model dan langkah-langkah pengelolaan pendidikan menuju
peningkatan mutu pendidikan telah dikemukakan, ternyata penulis mengambil
kesimpulan sementara bahwa tidak ada satupun model yang tidak memiliki
keuntungan, begitupula kekurangan baik itu sekolah unggulan, kelas unggulan, maupun
manajemen kelas yang terdiri dari;kelas tetap, kelas bejalan, dan guru ikut. Dengan
demikian suatu kewajaran kalau dikatakan bahwa untuk meningkatkan mutu
pendidikan tidak satupun model dan langkah paling terbaik, begitupula tidak
satupun terjelek yang pasti penggunaannya harus disesuaikan dengan kondisi
setempat. Olehnya itu disarankan kepada pengelola pendidikan agar dalam memilih
model pengeloaan yang sesuai dengan kondisi sumberdaya yang tersedia. Selain
itu rencanakan dengan baik sebelum dilaksanakan. Sebab orang tua bilang
melakukan suatu pekerjaan tanpa direncanakan secara matang sama halnya merencanakan kegagalan yang Pada
akhirnya akan menuai kegagalan.
Daftar Pustaka
Bafaddal Ibrahim, 2003 Manajemen
perlengkapan sekolah teori dan aplikasinya, Jakarta:PT. Bumi Aksara.
-------------------------, 2003 Manajemen peningkatan mutu sekolah dasar
dari sentralisasi menuju desentralisasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Direktorat pendidikan Menengah Umum, 2001. Manajemen peningkatan mutu
berbasis sekolah.Jakarta: Depdiknas
Mohman Albers Susanj, 1994. School based management, organizing for
hight performance. San Francisco
Nata Abuddin, 2003 Manajemen pendidikan (mengatasi kelemahan
pendidikan Islam di Indonesia). Jakarta timur: Prenada Media.
Stephen.P. Robbins, 1999. Manajemen(Mnagement, Sixth Edition).
Jakarta: PT. Prenhallindo
Syafri, 2003. Manajemen sumber daya manusia Strategik.
Jakarta selatan:Ghalia Indonesia
Thoha Miftah , 2001. Kepemimpinan
dalam manajemen suatu pendekatan prilaku.Jakarta : PT.Rajagrafindo
Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar