Selasa, 19 Februari 2013

MUTU PENDIDIKAN ANTARA HARAPAN KEPERIHATINAN




UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI SEKOLAH UNGGULAN, KELAS UNGGULAN DAN MANAJEMEN KELAS SUATU TINJAUAN

Zaenuddin Kabai
(Guru SMAN 02 Bantaeng)

PENDAHULUAN

         Sejak awal kemerdekaan RI telah dicanangkan sebuah komitmen mengenai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebab bangsa yang besar tidak mungkin hanya dengan modal kemerdekaan. Tapi dibutuhkan kecerdasan, ketahanan,    ketabahan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Bagi setiap penghuni negeri ini. Sampai sekarang peningkatan kualitas manusia Indonesia masih menjadi bahan polemik disetiap pertemuan, baik pertemuan formal maupun pertemuan nonformal.
        Ada dua persi penilaian terhadap kual;itas manusia Indonesia disatu sisi menilai bahwa kualitas manusia Indonesia masih rendah, dilain sisi dinilai bahwa bukan berarti rendah, hanya saja peningkatan kualitas terlalu lamban sehingga tidak atau kurang mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini telah menjadi berita rutin setiap terbitan laporan human development indeks. Posisi kualitas sumber daya manusia Indonesia selalu berada dibawah Negara-negara Asia lainnya.
         Mensinyalir keondisi seperti ini, maka para ilmuan dan pemerhati peningkatan SDM. Menilai bahwa salah satu penyebab dan sekaligus kunci utama rendahnya kualitas manusia Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, kualitas sosial ekonomi, kualitas gizi kesehatan. Berbagai upaya dilakukan guna meningkatkan kualitas pendidikan, kendatipun sampai saat ini keresahan mengenai mutu pendidikan kita masih seperti 25 tahun yang lalu. Kini upaya peningkatan apalagi yang harus ditempuh oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang kompetitif. Ialah melalui sekolah unggulan, kelas unggulan dan manajemen kelas.
          Berdasar dari latar belakang tersebut, barangkali tidak berlebihan jika  yang menjadi masalahan sekarang adalah (1) Bagaimana sekolah unggulan itu, (2) Apa itu kelas unggulan dan pembelajaran unggulan, (3) Bagaimana manajemen kelas. Dengan demikian maka penanggung jawab sekolah bersama seluruh guru dan staf tata usah dapat mengetahui sekaligus memahami bagaimana seharusnya mengelola sekolah agar tuntutan kualitas pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Adapunh tujuan yang ingin dicapai dalam tulisan ini tiada lain untuk memberikan gambaran mengenai sekolah unggulan, kelas unggulan, dan manajemen kelas. Selain itu sebagai bahan referens bagi penulis berikutnya.

Sekolah Unggulan Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan

     Upaya mengatasi ketertinggalan kualitas Indonesia jika dibandingkan dengan Negara-negara asia lainnya melalui sekolah unggulan misalnya sekolah andalan SMAN Tinggi Moncong di Malino Kab.Gowa, SMAN 17 Makassar dan banyak lagi yang lainnya.
       Salah satu alternatif ditempuh pemerintah yang dianggap paling efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus kualitas SDM.Sekolah unggulan diharapkan melahirkan manusia-manusia yang unggul sekaligus amat berguna bagi bangsa dan Negara. Tidak ada satupun yang menyangkal bahwa unggul itu dalah merupakan dambaan setiap insan.Hal ini dapat dibuktikan animo masyarakat untuk mendaftarkan anaknya kesekolah unggulan. Setiap tahun ajaran baru sekolah unggulan senantiasa menjadi pusat perhatian calon siswa baru.Ini disebabkan oleh keyakinan bahwa mereka setelah tamat disekolah tersebut akan menjadi unggul. Pertanyaannya apakah hanya dengan sekolah unggulan kita mampu melahirkan manusia-manusia unggul.
      Sebutan sekolah unggul sebenarnya kurang tepat.Kata unggul menyirat adanya superprioritas dibandingkan sekolah lain. Kata ini pula memang menunjukkan adanya penilaian sebuah kesombongan intelektual yang sengaja ditanamkan dilingkungan sekolah. Dinegra-negara maju, untuk menunjukkan sekolah yang bermutu tidak menggunakan kata unggul (excellent) melainkan efektive develop accelerate,dan eccellentral (Susanj Albers Mohman, at, al, school based management, organizing for hight performance, san Francisco, 1994, h,81).
       Disisi ukuran muatan keunggulan, sekolah unggulan di Indonesia juga tidak memenuhi syarat sekolah unggulan di Indonesia hanya mengukur sebagian kemampuan akademis. Dalam konsep sesungguhnya, sekolah unggulan adalah sekolah yang terus-menerus meningkatkan kinerjanya dan menggunakan sumber daya yang dimilikinya secara optimal untuk menumbuh kembangkan prestasi siswa secara menyeluruh. Berarti bukan saja prestasi akademis yang ditumbuh kembangkan melainkan potensi psikis, fisik, etik, religi, emosi, spirite, adversity, dan intelegensi.
        Andaikan sekolah unggulan dibangun secara bersama-sama oleh seluruh warga sekolah, bukan hanya oleh pemegang otoritas pendidikan. Konsep sekolah unggulan saat ini diterapkan, untuk menciptakan prestasi siswa yang lebih tinggi. Maka harus diukung oleh : (1) kurikulum yang baik, (2) guru-guru berkualitas, (3) pemanfaatan sumber daya sekolah secara optimal, (4) Administrasi yang baik, (5) iklim sekolah yang kondusip. Kalau tidak demikian maka barangkali tidak ada salahnya kalau penulis mengatakan bahwa program sekolah unggulan di Indonesia secara paedagogis menyesatkan dan akan merugikan pendidikan kita dalam jangka panjang.Sekalipun demikian tentunya tidak boleh diingkari bahwa pasti ada kebaikannya: (1) persaingan secara seehat antara siswa tercipta, (2) potensi kreativitas dan inovasi siswa lebih cepat, (3) memungkinkan adanya kelas akselerasi. Begitupula kelemahan senantiasa meliputi perjalanan sekolah unggulan yakni: (1) butuh legitimasi dari pemerintah dan cenderung biayanya besar, (2) hanya kalangan orang-orang kaya mendapat kesempatan sementara orang-orang miskin tidak mendapatkan kesempatan untuk belajar karena biayanya cenderung mahal, (3) memungkinkan lahirnya kesombongan intelektual dikalangan siswa, (4) mengingkari pemerataan pelayanan pendidikan.

Kelas Unggulan dan Pembelajaran Unggulan Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan

         Kelas unggulan diciptakan dengan cara mengelompokkan siswa menurut kemampuan akademik atau IQ rata-rata normal keatas sebagai alat untuk memotivasi peserta didik, agar tercipta persaingan yang sehat diantara mereka. Hal ini dapat dilakukan bagi sekolah-sekolah yang pada umumnya memiliki keragaman dan pariatif peserta didik. Pengembangan kelas unggulan secara teknis juga menuntut adanya tenaga professional yang memadai sebagai guru khusus kelas unggulan untuk mengajar mata pelajaran matematika, IPA, Bhs.Inggeris, BP dan Penjas. Selain itu waktu belajar disediakan lebih banyak, sebab pada kelas unggulan disediakan jam tambahan.
         Adapun kelebihan kelas unggulan menurut Dirjen Dikdasmen Nomor : 0302/CS/1996, dalam (Dikmenum, 2001) sebagai berikut ; (1) mempersiapkan siswa yang cerdas, berimtaq, berakhlaq mulia, memiliki IPTEK serta sehat jasmani dan rohani, (2) memberikan kesempatan kepada siswa yang cerdas diatas rata-rata normal guna mendapatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan potensinya, (3) memberikan kesempatan kepada siswa agar lebih cepat mentransfer IPTEK yang sesuai dengan perkembangan pembangunan, (4) memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi baik, dan sangat baik, (5) mempersiapkan lulusan kelas unggulan menjadi siswa unggulan dalam bidang pengetahuan dan teknologi sesuai dengan perkembangan mental anak. Begitupula kelemahan dari kelas unggulan; (1) anak yang kemampuannya biasa-biasa saja terkadang terabaikan, akibatnya akan muncul rasa rendah diri dalam pergaulan dengan teman-temannya yang ada dikelas unggulan, (2) ada kecenderungan kelas unggulan mendapat prioritas sehingga kelas lainnya kurang mendapat prioritas akibatnya dapat melahirkan kecemburuan sosial dikalangan siswa itu sendiri. (3) mengundang timbulnya perpecahan antar kelas yang cenderung terjadinya permusuhan antara warga belajar sendiri. (4) dapat melahirkan persepsi negative terhadap pelayanan pendidikan yang berujung pada motivasi belajar semakin menurun, (5) adanya kemungkinan siswa mengalami stress  ketika prestasi belajarnya menurun karena sesuatu hal, dan tergeser dari  kelas unggulan.
           Pembelajaran unggulan(the excellent teaching process), PBM yang dikembangkan dalam rangka membelajarkan semua siswa berdasarkan perbedaan tingkat keunggulannya(individual differencess) untuk menjadikannya beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menguasai IPTEK secara mandiri namun tetap dalam kebersamaan, mampu menghasilkan karya yang terbaik dalam menghadapi persaingan bebas dunia.
           Menurut Ibrahim Bafaddal (2003) pembelajaran unggulan dirancang bukan hanya siswa yang unggul, akan tetapi secara metodologi maupun psikologis dapat membuat semua siswa mengalami belajar secara maksimal dengan memperhatikan kapasitasnya masing-masing. Selanjutnya mengatakan ada tiga indikator pembelajaran unggulan: (1) pembelajaran dikatakan unggulan apabila dapat melayani semua siswa(bukan hanya sebagian siswa), (2) pembelajaran unggulan semua anak mendapatkan pengalaman belajar semaksimal mungkin. (3) walaupun semua siswa mendapatkan pengalaman belajar maksimal prosesnya sangat bervariasi bergantung pada tingkat kemampuan anak yang bersangkutan.
          Menyimak uraian mengenai pembelajaran unggulan tersebut, barangkali ada benarnya jika penulis menilai bahwa kebaikan pembelajaran terdiri dari ;  (1) Ada upaya pemerataan pelayanan dikalangan pebelajar, (2) Dapat menghilangkan kecemburuan antar kelas,(3) Mencegah munculnya pebelajar yang stress karena prestasi menurun,(4) Menutup kemungkinan timbulnya konflik antar kelas. Begitupula kelemahan pembelajaran unggulan ; (1) Membutuhkan berbagai metode penyelolaan pembelajaran yang bervariasi, (2) Tidak menutup kemungkinan siswa berpotensi maksimal ikut-ikutan malas belajar, (3) Kecil kemungkinan adanya persaingan sehingga cenderung peningkatan hasil belajar mengalami hambatan.     

Manajemen Kelas Sebagai Salah Satu Strategi Peningkatan mutu pendidikan

         Proses belajar tanpa  suatu langkah pengaturan kelas sama halnya memproses sebuah kegagalan.Oleh karena itu dikatakan bahwa manajemen kelas, suatu langkah pengaturan kelas dalam rangka kelancaran proses belajar mengajar.Selain itu dapat juga dikatakan, suatu langkah dalam menata kelas agar tercipta suasana proses belajar mengajar yang efisien dan efektif.
         Menurut Bafaddal (2003), manajemen kelas terdiri dari tiga langkah:
Pertama, Kelas tetap, yaitu siswa dan guru sepanjang waktu dikelas hanya siswa yang tetap didsuatu kelas tertentu. Ada juga mengatakan bahwa merupakan satu bentuk pengelolaan kelas yang merupakan seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas.Keuntungannya, guru dengan mudah mengontrol tingkah laku siswa terutama menyangkut tentang disiplin dan ketertiban kelas.Disamping itu ada juga kelemahan pengelolaan pembelajaran ini dapat mengundang sifat otoritas guru yang berlebihan sehingga situasi pembelajaran terasa kaku, siswa tidak mempunyai kebebasan dalam bergerak sehingga melahirkan kejenuhan dikalangan pebelajar.
Kedua, Kelas berjalan(mofing kelas).Salah satu bentuk pengelolaan kelas yang ditinjau dari konsep modern yakni seleksi dan penggunaan alat-alat yang telah dipersiapkan pada setiap ruangan tertentu atau sesuai dengan mata pelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Dengan demikian sekolah diharuskan menyiapkan ruangan sebanyak bidang studi yang berlaku pada jenjang pendidikan tersebut, misalnya SMA sebanyak 13 bidang studi pada setiap tingkatan, maka sekolah harus menyiapkan 13 ruangan yang sesuai dengan nama bidang studi tersebut. Sekalipun demikian model tersebut memiliki keuntungan dan kelemahan. Jelasnya siswa setiap mata pelajaran berganti, mereka berganti juga ruangan sesuai dengan mata pelajaran yang akan dipelajari pada jam berikutnya. Adapun keuntungannya;Guru yang kurang memiliki kemampuan dan bersifat apatis merasa tertolong dengan situasi pembelajaran. Selain itu bagi kepala sekolah dapat dengan mudah mengontrol guru yang tidak hadir pada jam pelajaran tersebut. Bagi siswa dapat tercipta suasana baru pada setiap hari sehingga dapat mengurangi kejenuhan dalam belajar.Selain keuntungan adapula kelemahannya; Siswa terkadang tidak terkontrol dalam perpidahannya itu, bahkan tidak menutup kemungkinan dalam perpindahan  diambil alih orang lain selain gurunya, lebih dari itu tidak menutup kemungkinan diambil oleh non profesi guru.
Ketiga, Guru ikut, salah satu langkah pengelolaan pengajaran yang dilaksanakan melalui para guru mengikuti siswa kejenjang kelas lebih tinggi, dalam ruang lingkup jenjang pendidikan yang sama. Misalnya, guru ekonomi kelas I ikut mengajar siswanya dikelas II pada tahun berikutnya.Adapun kelemahannya, dapat memunculkan kejenuhan baik guru maupun siswa sehingga berakibat hasil belajar maksimal sulit diwujudkan.Namun demikian keuntungannya, guru dapat lebih maksimal dalam melaksanakan PBM. Karena karakteristik siswa telah dikenal baik secara individual maupun secara kelompok.

Kesimpulan dan saran  

         Beberapa model dan langkah-langkah pengelolaan pendidikan menuju peningkatan mutu pendidikan telah dikemukakan, ternyata penulis mengambil kesimpulan sementara bahwa tidak ada satupun model yang tidak memiliki keuntungan, begitupula kekurangan baik itu sekolah unggulan, kelas unggulan, maupun manajemen kelas yang terdiri dari;kelas tetap, kelas bejalan, dan guru ikut. Dengan demikian suatu kewajaran kalau dikatakan bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan tidak satupun model dan langkah paling terbaik, begitupula tidak satupun terjelek yang pasti penggunaannya harus disesuaikan dengan kondisi setempat. Olehnya itu disarankan kepada pengelola pendidikan agar dalam memilih model pengeloaan yang sesuai dengan kondisi sumberdaya yang tersedia. Selain itu rencanakan dengan baik sebelum dilaksanakan. Sebab orang tua bilang melakukan suatu pekerjaan tanpa direncanakan secara matang  sama halnya merencanakan kegagalan yang Pada akhirnya akan menuai kegagalan.
  


                                                                   
                                                               

Daftar Pustaka

Bafaddal Ibrahim, 2003  Manajemen perlengkapan sekolah teori dan aplikasinya,                   Jakarta:PT. Bumi Aksara.

-------------------------, 2003   Manajemen peningkatan mutu sekolah dasar dari sentralisasi menuju desentralisasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Direktorat pendidikan Menengah Umum, 2001. Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.Jakarta: Depdiknas

Mohman Albers Susanj, 1994. School based management, organizing for hight performance. San Francisco

Nata Abuddin, 2003         Manajemen pendidikan (mengatasi kelemahan pendidikan Islam di Indonesia). Jakarta timur: Prenada Media.

Stephen.P. Robbins, 1999. Manajemen(Mnagement, Sixth Edition). Jakarta: PT. Prenhallindo

Syafri,  2003.             Manajemen sumber daya manusia Strategik. Jakarta selatan:Ghalia Indonesia

Thoha Miftah , 2001.   Kepemimpinan dalam manajemen suatu pendekatan prilaku.Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada.

                     


         


              











Tidak ada komentar: