Selasa, 19 Februari 2013



MUTU PENDIDIKAN  ANTARA HARAPAN DAN KEPERIHATINAN

Zaenuddin Kabai
(Guru SMAN  2 Bantaeng)
081342537529

Pendahuluan

       Mengenai kualitas sumber daya manusia(SDM) sampai sekarang masih menjadi perbincangan dimanca Negara. Tidak ada satupun bangsa di dunia terbebas dari perbincangan kualitas SDM. Di Indonesia jauh sebelum era reformasi kualitas manusia sudah menjadi sentral perbincangan. Terbukti dalam mukaddima UUD.45. termaktup mengenai kecerdasan kehidupan bangsa.
        Begitu pula UU Sisdiknas 1989 dan UU Sisdiknas no 20 th 2003.Pda pasal 3 detekankan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
       Menyadari hal tersebut, suatu kewajaran jika pemerintah menempuh berbagai macam cara dalam rangka meningkatkan kualitas manusia Indonesia agar bangsa Indonesia memiliki kemampuan kompetitif dengan bangsa-bangsa lain dimanca Negara. Sekalipun kenyataannya apa yang tertulis dalam UU Sisdiknas 2003. masih merupakan suatu angan-angan.Sebab ketertinggalan bangsa Indonesia dengan bangs-bangsa lain diberbagai segi dan terutama ketertinggalan dengan mutu pendidikan kita tidak bisa di ingkari.
        Menyadari kondisi ideal (subyektif) dan kondisi obyektif (kenyataan), maka yang menjadi pertanyaan adalah ; Apakah langkah-langkah yang ditempuh untuk mengatasi rendahnya mutu pendidikan kita. Dengan tujuan disatu sisi sebagai salah satu wujud kepedulian penulis terhadap mutu pendidikan di Indonesia, sekaligus sebagai salah satu bahan pemikiran bagi pembaca. Disisi lain sebagai salah satu langkah dalam mengkaji mengenai penyebab rendahnya mutu pendidikan jika dibanding dengan Negara berkembang lainnya dimanca Negara. Tulisan ini kalaupun ada mamfaatnya: Agar supaya semua puhak dapat termotivasi untuk berkreasi menuju peningkatan mutu pendidikan diIndonesia secara pragmatis dan bukan teoritis. Dengan demikian kualitas pendidikan di Indonesia dapat berkompetisi dengan Negara-negara yang maju didunia.
Keperihatinan Terhadap Mutu Pendidikan   
                Masalah kualitas pendidikan antara lain kualitas calon anak didik, (bahan Baku), guru dan tenaga kependidikan lainnya, prasarana pendidikan, ditambah lagi kurikulum yang masih jauh tertinggal dari kebutuhan masyarakat terutama pada sekolah menengah umum. Ditingkat operasional, masalah kualitas pendidikan tentunya tidak terlepas dengan kualitas proses, sementara proses sangat ditentukan oleh kualitas mengajar guru, dan kualitas siswa dengan tidak ketinggalan unsure lainnya.Sekalipun ujung-ujungnya adalah tidak terlepas dengan bagaimana system pembinaan guru yang professional dan bagaimana kesejahteraan guru selaku leading sector kualitas pendidikan.
         Ketertinggalan bangsa Indonesia dari segi hasil belajar tertulis dengan laporan studi the world bank, bahwa hasil tes kemampuan membaca para siswa kelas IV SD di Indonesia masih menempati peringkat terakhir di Asia timur. Sedangkan menurut hasil dari the third international mathematic and science study-repeat, prestasi belajar siswa kelas II SLTP di Indonesia menempati urutan ke 32 untuk IPA dank e 34 untuk matematika dari 38 negar berpartisipasi dalam studi. Bahkan, survey the political and economic risk consultancy (PERC) dari 12 negara terlibat Indonesia dinilai dalam rekor kesrah paling terburuk diasia tenggara. UNESCO (2000) Bahkan pringkat indeks pengembangan manusia(human development indeks) yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan,kesehatan,dan penghasilan setiap kepala menunjukkan bahwa Indonesia dari 174 negara didunia menempatiurutan ke 102, pada tahun 1996. Urrutan ke 99 pada tahun 1998, tahun 1999, urutan ke 109, semoga tahun 2013 dan seterunya Indonesia berada pada jajaran peringkat 10 besar di Asia, Bahkan di dunia dan bukan tergolong 10 besar Negara terkorup di dunia. Akan tetapi peningkatan daya saing (kompetitif) menduduki urutan ke 37 dari 57 negara didunia berdasarkan laporan the world economic forum, Swedia.Meningkat menjadi urutan ke 10 dari 57 negara di dunia.
          Disinyalir penyebab rendahnya kemampuan kompetitif diakibatkan kurang memadainya pengetahuan keterampilan dan profesionalisme, sehingga berdampak negatif terhadap persaingan dalam dunia kerja / bisnis. Terbukti dengan maraknya ekspatriate (tenaga ahli, konsultan,menejer) dari bangsa lain yang mendulang dollar di negeri ini. Sebaliknya kita hanya mampu merebut peluang kerja paling bawah dinegeri orang. Bahkan di negeri sendiri. Selain itu kemerosotan moral dan akhlak manyarakat Indonesia, yang ditandai dengan maraknya, (1) praktek korupsi, kolusi, nepotisme, (2) kasus narkoba dan pelecehan seksual,(3) pelanggaran HAM serta pemaksaan kehendak, (4) perkelahian antar pelajar, antar warga, dan bahkan antar suku,(5) pencurian, penodongan, dan perampokan yang menyebabkan kurangnya rasa aman baik dirumah maupun ditempat-tempat umum. Ditambah lagi relevansi hasil pendidikan dan kebutuhan masyarakat, terbukti masih banyaknya lulusan pendidikan diberbagai jenjang belum mampu mandapatkan pekerjaan apalagi untuk mendirikan lapangan kerja. Data Bappenas 91996) tahun 1990, pengangguran lulusan SMA 25,47 % Diploma/S0 sebesar 27,5 % dan perguruan tinggi 36,60%. Sedangkan pada tahun itu juga pertumbuhan kesempatan kerja masing-masing-masing jenjang SMA 13,4 %. Diploma /So 14,21 % dan perguruan tinggi15,07 %. Kesemuanya itu tidak terlepas dari rendahnya pengetahuan, keterampilan, dan daya kreatifitas bagi semua lulusan sehingga mereka tidak mampu mengisi lapangan kerja yang teresedia.Laporan terakhir dari ketua majelis pertimbangan partai amanat nasional (PAN)  Prof.Dr.H. Amin Rais, melalui percakapannya denga ketua umum DPP. PAN  mengatakan saat ini pertumbuhan ekonomi kita mencapai hamper 10 %. Sekalipun belum tentu dapat merubah stuktur perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Sebab jangan sampai peningkatan pertumbuhan itu hanya dinikmati oleh orang perseorang alias pemerataan pendapat masih sangat jauh dari harapan.
         Dalam kaitannya dengan kualitas mutu pendidikan melalui penekanan kurikulum pandidikan selama ini lebih menekankan pada asfek kognitif tanpa memperhitungkan asfek lainnya, kalaupun ada hanya sekedar catatan  belaka. Padahal seharusnya bertumpu pada empat pilar yakni ; pengetahuan, keterampilan, kamandirian, dan kemampuan untuk bekerja sama. Sehingga muncullah kecakapan hidup bagi setiap peserta didik dengan tidak menapikan taksonomi bloom. Kualitas guru dalam mengelolah pembelajaran dikelas salah satu penentu keberhasulan pendidikan. Davis dalam (Imron, 2002) menyatakan Teacher is the key person in the classroom.Katanya gurulah yang paling berperan dalam proses belajar mengajar dikelas. Dengan demikian keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran(what to teach) dan keterampilan dasar pembelajaran (basic  teaching-learning skills) termasuk metodologi pembelajaran (ho to teach). Ternyata data dari Balitbang Diknas (1998) dari kurang lebih 12 juta guru SD/MI baru 13,8 % yang berpendidikan  D2 kependidikan keatas.
       Dari segi penguasaan materi pembelajaran masih rendah. Terbukti hasil penelitian menunnjukkan mengenai penguasaan materi EBTANAS guru SD/MI, SLTP/MTs, masih ada yang mendapat nilai kurang, antara IPA dan Matematika. Begitu pula basic education project menunjukkan bahwa banyak guru SD/MI yang masih belum menguasai keterampilan dasar pembelajaran, masih menoton dan menggunakan komunikasi satu arah (one way communication) dalam mengelola pembelajaran dikelas. Diakui atau tidak kurang memadainya kemampuan professional guru, secara pasti berpengaruh siknifikan pada kualitas pembelajaran dan tentunya hasil belajar ikut terpengaruh.
           Dari segi system pembinaan karir professional dan kesejahteraan guru telah disadari oleh kalangan public bahwa sekalipun guru adalah the key person dalam pembelajaran, mutu pendidikan bukanlah tanggung jawabguru semata. Disinyalir oleh semua kalangan bahwa tidak mungkin guru dapat bekerja secara maksimal tanpa system pembinaan professional, karir, serta kesejahteraan mereka belum berjalan sebagaimana mestinya. Didaerah terpensering mengalami kesulitan dalam mengurus usul kenaikan pangkatnya dan bahkan ini menyebabkan terjadinya stress.
            Selain karir, pembinaan profesi guru juga masih asal-asalan. Bahkan sering ada istilah dari orang yang prihatin terhadap profesi guru mengatakan bahwa ternyata pembangunan fisik lebih utama dari pada pembangunan yang bermuara peningkatan kualitas manusia(non fisik). Dengan berbagai macam alasan bahwa fisik dapat diukur dan dilihat, sementara non fisik sulit diukur saat itu, tapi memerlukan waktu yang panjang. Padahal untuk melanggengkan pembangunan fisik tidak mungkin tanpa kualitas kecerdasan yang dimiliki oleh setiap warga Negara.

Kesimpulan dan Saran

        Ketika kita menyadari beahwa ternyata memang betul bahwa mutu pendidikan masih sngat rendah jika dibanding dengan Negara-negara lainnya, didunia maka sewajarnyalah Negara ini betul-betul memberdayakan seluruh potensi sumberdaya guna peningkatan mutu pendidikan, kalau kita ingin memburu ketertinggalan kita diera persaingan ini.
        Sebab pendidikan adalah merupakan satu-satunya cara untuk meningkatkan kualitas SDM. Baik itu melalui pendidikan formal, pendidikan nonformal maupun pendidikan imformal. Sementara kualitas pendidikan itu tidak mungkin tanpa maksimalisasi kualitas pembelajaran. Maka dari untuk mewujudkannya tidak akan mungkin tanpa peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru). Olehnya itu pembinaan tenaga guru dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu keharusan.Tanpa itu maka peningkatan kualitas output sangat sulit untuk diwujudkan menjadi nyata.

Daftar pustaka    

Imron Ali, 2002.Kebijaksanaan pendidikan diIndonesia, Jakarta; PT.Bumi Aksara .  
Undang-undang dasar 1945. Hasil Amandemen 
UU. Nomor 2 tahun  1989. Tentang Sisdiknas
UU. Nomor 20 tahun 2003.Tentang Sisdiknas
Harian Kompas .20 april 1988.
Majalah Forwas  16/ XII/2003 dan 17/XII/2004       
                    
                            
 

1 komentar:

abbieabert mengatakan...

Harrah's casino cherokee
Harrah's Cherokee Casino Resort is 아산 출장샵 located in the beautiful Smoky Mountains of Western North Carolina and 파주 출장샵 is the flagship property for Harrah's Cherokee Casino Address: 여수 출장안마 777 의왕 출장마사지 Casino Drive 여주 출장안마