MUTU PENDIDIKAN ANTARA HARAPAN DAN KEPERIHATINAN
Zaenuddin Kabai
(Guru SMAN 2 Bantaeng)
081342537529
Pendahuluan
Mengenai kualitas sumber daya
manusia(SDM) sampai sekarang masih menjadi perbincangan dimanca Negara. Tidak
ada satupun bangsa di dunia terbebas dari perbincangan kualitas SDM. Di
Indonesia jauh sebelum era reformasi kualitas manusia sudah menjadi sentral
perbincangan. Terbukti dalam mukaddima UUD.45. termaktup mengenai kecerdasan
kehidupan bangsa.
Begitu pula UU Sisdiknas 1989 dan UU
Sisdiknas no 20 th 2003.Pda pasal 3 detekankan bahwa Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Menyadari hal tersebut, suatu kewajaran
jika pemerintah menempuh berbagai macam cara dalam rangka meningkatkan kualitas
manusia Indonesia agar bangsa Indonesia memiliki kemampuan kompetitif dengan
bangsa-bangsa lain dimanca Negara. Sekalipun kenyataannya apa yang tertulis
dalam UU Sisdiknas 2003. masih merupakan suatu angan-angan.Sebab ketertinggalan
bangsa Indonesia dengan bangs-bangsa lain diberbagai segi dan terutama
ketertinggalan dengan mutu pendidikan kita tidak bisa di ingkari.
Menyadari kondisi ideal (subyektif) dan
kondisi obyektif (kenyataan), maka yang menjadi pertanyaan adalah ; Apakah
langkah-langkah yang ditempuh untuk mengatasi rendahnya mutu pendidikan kita. Dengan
tujuan disatu sisi sebagai salah satu wujud kepedulian penulis terhadap mutu
pendidikan di Indonesia, sekaligus sebagai salah satu bahan pemikiran bagi
pembaca. Disisi lain sebagai salah satu langkah dalam mengkaji mengenai
penyebab rendahnya mutu pendidikan jika dibanding dengan Negara berkembang
lainnya dimanca Negara. Tulisan ini kalaupun ada mamfaatnya: Agar supaya semua
puhak dapat termotivasi untuk berkreasi menuju peningkatan mutu pendidikan
diIndonesia secara pragmatis dan bukan teoritis. Dengan demikian kualitas
pendidikan di Indonesia dapat berkompetisi dengan Negara-negara yang maju
didunia.
Keperihatinan Terhadap Mutu Pendidikan
Masalah kualitas pendidikan antara lain
kualitas calon anak didik, (bahan Baku), guru dan tenaga kependidikan lainnya,
prasarana pendidikan, ditambah lagi kurikulum yang masih jauh tertinggal dari
kebutuhan masyarakat terutama pada sekolah menengah umum. Ditingkat
operasional, masalah kualitas pendidikan tentunya tidak terlepas dengan
kualitas proses, sementara proses sangat ditentukan oleh kualitas mengajar
guru, dan kualitas siswa dengan tidak ketinggalan unsure lainnya.Sekalipun
ujung-ujungnya adalah tidak terlepas dengan bagaimana system pembinaan guru
yang professional dan bagaimana kesejahteraan guru selaku leading sector
kualitas pendidikan.
Ketertinggalan bangsa Indonesia dari
segi hasil belajar tertulis dengan laporan studi the world bank, bahwa hasil tes kemampuan membaca para siswa kelas
IV SD di Indonesia masih menempati peringkat terakhir di Asia timur. Sedangkan
menurut hasil dari the third
international mathematic and science study-repeat, prestasi belajar siswa
kelas II SLTP di Indonesia menempati urutan ke 32 untuk IPA dank e 34 untuk
matematika dari 38 negar berpartisipasi dalam studi. Bahkan, survey the political and economic risk
consultancy (PERC) dari 12 negara terlibat Indonesia dinilai dalam rekor
kesrah paling terburuk diasia tenggara. UNESCO (2000) Bahkan pringkat indeks
pengembangan manusia(human development
indeks) yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan,kesehatan,dan
penghasilan setiap kepala menunjukkan bahwa Indonesia dari 174 negara didunia
menempatiurutan ke 102, pada tahun 1996. Urrutan ke 99 pada tahun 1998, tahun
1999, urutan ke 109, semoga tahun 2013 dan seterunya Indonesia berada pada
jajaran peringkat 10 besar di Asia, Bahkan di dunia dan bukan tergolong 10
besar Negara terkorup di dunia. Akan tetapi peningkatan daya saing (kompetitif)
menduduki urutan ke 37 dari 57 negara didunia berdasarkan laporan the world economic forum, Swedia.Meningkat
menjadi urutan ke 10 dari 57 negara di dunia.
Disinyalir penyebab rendahnya
kemampuan kompetitif diakibatkan kurang memadainya pengetahuan keterampilan dan
profesionalisme, sehingga berdampak negatif terhadap persaingan dalam dunia
kerja / bisnis. Terbukti dengan maraknya ekspatriate (tenaga ahli,
konsultan,menejer) dari bangsa lain yang mendulang dollar di negeri ini.
Sebaliknya kita hanya mampu merebut peluang kerja paling bawah dinegeri orang.
Bahkan di negeri sendiri. Selain itu kemerosotan moral dan akhlak manyarakat
Indonesia, yang ditandai dengan maraknya, (1) praktek korupsi, kolusi,
nepotisme, (2) kasus narkoba dan pelecehan seksual,(3) pelanggaran HAM serta
pemaksaan kehendak, (4) perkelahian antar pelajar, antar warga, dan bahkan
antar suku,(5) pencurian, penodongan, dan perampokan yang menyebabkan kurangnya
rasa aman baik dirumah maupun ditempat-tempat umum. Ditambah lagi relevansi
hasil pendidikan dan kebutuhan masyarakat, terbukti masih banyaknya lulusan
pendidikan diberbagai jenjang belum mampu mandapatkan pekerjaan apalagi untuk
mendirikan lapangan kerja. Data Bappenas 91996) tahun 1990, pengangguran
lulusan SMA 25,47 % Diploma/S0 sebesar 27,5 % dan perguruan tinggi 36,60%.
Sedangkan pada tahun itu juga pertumbuhan kesempatan kerja masing-masing-masing
jenjang SMA 13,4 %. Diploma /So 14,21 % dan perguruan tinggi15,07 %. Kesemuanya
itu tidak terlepas dari rendahnya pengetahuan, keterampilan, dan daya kreatifitas
bagi semua lulusan sehingga mereka tidak mampu mengisi lapangan kerja yang
teresedia.Laporan terakhir dari ketua majelis pertimbangan partai amanat
nasional (PAN) Prof.Dr.H. Amin Rais,
melalui percakapannya denga ketua umum DPP. PAN
mengatakan saat ini pertumbuhan ekonomi kita mencapai hamper 10 %.
Sekalipun belum tentu dapat merubah stuktur perekonomian Indonesia secara
keseluruhan. Sebab jangan sampai peningkatan pertumbuhan itu hanya dinikmati
oleh orang perseorang alias pemerataan pendapat masih sangat jauh dari harapan.
Dalam kaitannya dengan kualitas mutu
pendidikan melalui penekanan kurikulum pandidikan selama ini lebih menekankan
pada asfek kognitif tanpa memperhitungkan asfek lainnya, kalaupun ada hanya sekedar
catatan belaka. Padahal seharusnya
bertumpu pada empat pilar yakni ; pengetahuan, keterampilan, kamandirian, dan
kemampuan untuk bekerja sama. Sehingga muncullah kecakapan hidup bagi setiap
peserta didik dengan tidak menapikan taksonomi bloom. Kualitas guru dalam
mengelolah pembelajaran dikelas salah satu penentu keberhasulan pendidikan.
Davis dalam (Imron, 2002) menyatakan Teacher
is the key person in the classroom.Katanya gurulah yang paling berperan
dalam proses belajar mengajar dikelas. Dengan demikian keberhasilan pendidikan
sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran(what to teach) dan keterampilan dasar
pembelajaran (basic teaching-learning skills) termasuk
metodologi pembelajaran (ho to teach).
Ternyata data dari Balitbang Diknas (1998) dari kurang lebih 12 juta guru SD/MI
baru 13,8 % yang berpendidikan D2
kependidikan keatas.
Dari segi penguasaan materi pembelajaran
masih rendah. Terbukti hasil penelitian menunnjukkan mengenai penguasaan materi
EBTANAS guru SD/MI, SLTP/MTs, masih ada yang mendapat nilai kurang, antara IPA
dan Matematika. Begitu pula basic
education project menunjukkan bahwa banyak guru SD/MI yang masih belum
menguasai keterampilan dasar pembelajaran, masih menoton dan menggunakan
komunikasi satu arah (one way communication)
dalam mengelola pembelajaran dikelas. Diakui atau tidak kurang memadainya
kemampuan professional guru, secara pasti berpengaruh siknifikan pada kualitas
pembelajaran dan tentunya hasil belajar ikut terpengaruh.
Dari segi system pembinaan karir
professional dan kesejahteraan guru telah disadari oleh kalangan public bahwa
sekalipun guru adalah the key person
dalam pembelajaran, mutu pendidikan bukanlah tanggung jawabguru semata.
Disinyalir oleh semua kalangan bahwa tidak mungkin guru dapat bekerja secara
maksimal tanpa system pembinaan professional, karir, serta kesejahteraan mereka
belum berjalan sebagaimana mestinya. Didaerah terpensering mengalami kesulitan
dalam mengurus usul kenaikan pangkatnya dan bahkan ini menyebabkan terjadinya
stress.
Selain karir, pembinaan profesi
guru juga masih asal-asalan. Bahkan sering ada istilah dari orang yang prihatin
terhadap profesi guru mengatakan bahwa ternyata pembangunan fisik lebih utama
dari pada pembangunan yang bermuara peningkatan kualitas manusia(non fisik).
Dengan berbagai macam alasan bahwa fisik dapat diukur dan dilihat, sementara
non fisik sulit diukur saat itu, tapi memerlukan waktu yang panjang. Padahal
untuk melanggengkan pembangunan fisik tidak mungkin tanpa kualitas kecerdasan
yang dimiliki oleh setiap warga Negara.
Kesimpulan dan Saran
Ketika kita menyadari beahwa ternyata memang betul bahwa mutu pendidikan
masih sngat rendah jika dibanding dengan Negara-negara lainnya, didunia maka
sewajarnyalah Negara ini betul-betul memberdayakan seluruh potensi sumberdaya
guna peningkatan mutu pendidikan, kalau kita ingin memburu ketertinggalan kita
diera persaingan ini.
Sebab pendidikan adalah merupakan
satu-satunya cara untuk meningkatkan kualitas SDM. Baik itu melalui pendidikan
formal, pendidikan nonformal maupun pendidikan imformal. Sementara kualitas
pendidikan itu tidak mungkin tanpa maksimalisasi kualitas pembelajaran. Maka
dari untuk mewujudkannya tidak akan mungkin tanpa peningkatan kualitas tenaga
pengajar (guru). Olehnya itu pembinaan tenaga guru dalam rangka peningkatan
kualitas pendidikan merupakan suatu keharusan.Tanpa itu maka peningkatan
kualitas output sangat sulit untuk diwujudkan menjadi nyata.
Daftar pustaka
Imron Ali, 2002.Kebijaksanaan
pendidikan diIndonesia, Jakarta; PT.Bumi Aksara .
Undang-undang dasar 1945. Hasil
Amandemen
UU. Nomor 2 tahun 1989. Tentang Sisdiknas
UU. Nomor 20 tahun 2003.Tentang
Sisdiknas
Harian Kompas .20 april 1988.
Majalah Forwas 16/ XII/2003 dan 17/XII/2004
1 komentar:
Harrah's casino cherokee
Harrah's Cherokee Casino Resort is 아산 출장샵 located in the beautiful Smoky Mountains of Western North Carolina and 파주 출장샵 is the flagship property for Harrah's Cherokee Casino Address: 여수 출장안마 777 의왕 출장마사지 Casino Drive 여주 출장안마
Posting Komentar