Kamis, 24 Juli 2008

PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERSAMAAN AKUNTANSI MELELUI PENDEKATAN KELOMPUK BERDASARKAN SOSIOMETRI

Zaenuddin Kabai



Abstrak : Penelitian action research ini bertujuan untuk mengatasi kesulitan –kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal persamaan dasar akuntansi dalam mata pelajaran akuntansi SMA Negeri 2 Bantaeng. Penelitian dilakukan dikelas XI IPS SMA Negeri 2 Bantaeng. Pemecahannya dilakukan adalah dengan pembentukan kelompok belajar berdasarkan sosiometri dalam upaya mengaktifkan siswa dalam diskusi – diskusi, pada saat mereka menyelesaikan soal-soal persaman dasar akuntansi.
Penelitian menyimpulkan bahwa pengelompokan berdasarkan sosiometri dapat mengaktifkan siswa dalam belajar secara kelompok. Namun dalam pelaksanaannya kerja kelompok itu harus di barengi dengan bantuan oleh guru dari kelompok satu kekelompok berikutnya. Dari siklus ke siklus berikutnya hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal- soal persamaan akuntansi mengalami peningkatan.
Kata kunci : persamaan akuntansi , pendekatan kelompok berdasarkan sosiometri .


Persamaan dasar akuntansi adalah merupakan langkah awal dalam memasuki
pelajaran akuntansi secara keseluruhan. Di ibaratkan sebuah bangunan gedung, maka persamaan akuntansi adalah pondasinya .
Zaenuddin Kabai .Guru SMA Neg. 2 Bantaeng .Kab.Bantaeng . Telp 081342537529.


Kenyataan dilapangan siswa mengalami banyak kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal seperti itu, jika menerima soal-soal berbentuk persamaan akuntansi siswa kurang bersemangat dan tidak mau berusaha keras untuk memahami, apa lagi menyelesaikannya. Disisi lainnya. soal-soal ulangan harian pada pokok bahasan persamaan dasar akuntansi sebagian besar siswa tidak bisa menyelesaikannya, sehingga nilai ulangannya sulit ditingkatkan ( tidak tuntas ) yaitu rata-rata < 6,0. Makanya itu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal persamaan akuntansi pada siswa kelas xi ips 1 SMA NEG. 2 Bantaeng , maka salah satu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kelompok berdasarkan sosiometri.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut diatas maka penulis mempermasalahkan sebagai berikut : Apakah pendekatan kerja kelompok berdasarkan sosiometri dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal-soal persamaan akuntansi dikelas XI IPS 1 semester ganjil tahun ajaran 2007/ 2008.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : a .bagi siswa ;(1) meningkatkan minat siswa dalam menyelesaikan soal-soal persamaan dasar akuntansi ,(2) meningkatkan kemanpuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal persamaan akuntansi (3) agar siswa dapat menyadari pentingnya belajar kelompok berdasarkan sosiometri ,(4) Siswa dapat saling berinteraksi dalam kelompok untuk menyampaikan pendapat atau mendiskusikan setiap soal persamaan dasar akuntansi. b. Bagi guru dapat ; (1) Memberikan sumbangan pengetahuan kepada guru lain tentang penelitian Action Research. (2) Mengetahui kekurangan / kemampuan guru sebagai peneliti.(3) Meningkatkan penggunaan tekhnik mengajar dengan belajar kelompok (5) Meningkatkan kesadaran untuk memperbaiki diri sendiri sebagai guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Sukardi (1983) menyatakan sosiometri adalah salah satu teknik pengumpulan data secara khusus berhubungan dengan interaksi dalam sebuah kelompok .Sedangkan Winatapura dkk (2005) mengatakan, metode kelompok sosiometri rasa ingin tahu, berekspresi yang kreatif , keterampilan bekerjasama,dan termotivasi dalam menyelesaikan dan menyimak pelajaran yang sedang dikaji . Lagipula tepat sekali untuk mengetahui apakah individu- individu disukai atau tidak dalam suatu kelompok (Madya Swarsih 2006) . Alipandie (1984) kebaikan/manfaat metode kelompok (1) meningkatkan kualitas kepribadian anak – anak dalam hal kerja sama, saling menghargai pendapat orang lain, toleransi, berpikir kritis, disiplin dan sebagainya, (2) menumbuhkan semangat persaingan positif dan konstruktif, (3) menanamkan rasa persatuan dan solidaritas yang tinggi, sebab yang pandai dapat membantu temannya yang kurang pandai demi nama baik kelompoknya. Apatah lagi untuk mengatasi keterbatasan baik dari segi alat, sarana dan kemampuan individual siswa, serta waktu yang tersedia sementara pekerjaan siswa diharapkan selesai secara bersamaan maka pendekatan atau metode kerja kelompok merupakan salah satu pendekatan yang dianggap tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kerja kelompok untuk menghindari persaingan negatif, siswa masa bodoh maka (1) ketepatan dalam merumuskan tujuan, (2) tugas dan kewajiban para murid dalam kelompoknya, (3) jumlah anggota tiap kelompok tidak terlalu besar yakni antara 4 – 5 orang tiap kelompok, (4) pembentukan kelompok melalui sosiometri, (5) menilai serta menyimpulkan hasil-hasil yang dicapai kelompok secara keseluruhan.






METODE PENELITIAN



Setting Penelitian adalah penelitian kualitatif dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) atau lebih populer dengan istilah Classroom Action Research ( CAR ). Dengan tujuan akan mendeskripsikan gambaran tentang konstribusi pendekatan kerja kelompok berdasarkan sosiometri dalm pembelajaran akuntansi dengan pokus permasalahan mengenai peningkatan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal – soal persamaan akuntansi .
Waktu penelitian ini adalah kurang lebih 3 bulan ,yaitu mulai dari Agustus sampai bulan Nopember 2007. Secara operasional (aplikasi), penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru akuntansi pada kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bantaeng. Kolaborasi tersebut mulai dari pengamatan (observasi) awal, penentuan tindakan (strategi) yang digunakan, penyusunan rencana dan perangkat pembelajaran, penerapannya dikelas melalui siklus-siklus, sampai pada evaluasinya. Fokus masalah praktis yang dipecahkan adalah penyelesaian soal-soal persamaan akuntansi dengan strategi yang ditentukan, yakni melalui pembentukan kelompok belajar berdasarkan sosiometri. Struktur proyek dimaksud dalam penelitian ini atau penerapannya adalah adanya berbagai tugas dan tahapan penyelesaiannya ditangani bersama antara peneliti dan guru. Sementara untuk para siswa, ditandai dengan berbagai tugas yang diselesaikan secara berkelompok untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bantaeng. Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. PTK ini hanya dilaksanakan di kelas XI IPS 1 tahun pelajaran 2007/2008, dalam kurikulum 2004.Dengan jumlah siswa 39 orang .Instrumen yang digunakan penulis adalah pengumpulan data melalui lembar observasi,pedoman wawancara , dan lembar kerja siswa (LKS) .
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah (1) Keaktifan siswa dalam belajar kelompok pada tiap siklus, (2) Keaktifan siswa mencatat pada tiap siklus, (3) Perolehan nilai hasil belajar siswa pada tiap siklus.
Adapun definisi operasional penelitian kali ini sebagai berikut : (1) Peningkatan keterampilan menyelesaikan soal-soal persamaan akuntansi, adalah ,melalui langkah-langkah sistimatis dalam proses pembelajaran dalam menyelesaikan soal-soal persamaan akuntansi.(2) Pembentukan kelompok belajar berdasarkan Sosiometri adalah Proses pembentukan kelompok dalam proses pembelajaran akuntansi berdasarkan adanya hubungan sosial dan psikologi antara individu di suatu kelompok. Dengan menggunakan angket sosiometri.(3) Keaktifan siswa adalah kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan semangat optimis, dan dinamis, baik dalam belajar kelompok, maupun dalam mencatat pada setiap prosedur penyelesaian soal persamaan akuntansi. (4) Perolehan nilai hasil belajar adalah kemampuan atau keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal-soal persamaan akuntansi yang berwujud angka atau huruf.
Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS.1 SMA Negeri 02 Bantaeng tahun pelajaran 2007/2008 yang jumlahnya 39 orang. Kesemuanya siswa tersebut menjadi objek penelitian.Terdiri dari 21 orang siswa (53 persen) jenis kelamin laki-laki dan 18 orang siswa (47 persen) jenis kelamin peempuan .
Sebagai sumber data penelitian kualitatif , instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Kehadiran peneliti dalam setiap tindakan dikelas sangat menentukan dan menjadi kunci diperolehnya data yang valid dan akurat. Selanjutnya hasil observasi, wawancara, dan lembar kerja siswa (LKS) Pedoman observasi sebagai instrumen untuk merekam seluruh kegiatan baik tertulis maupun tidak tertulis.
Melalui siklus – siklus tersebut diatas, pengumpulan data digunakan melalui observasi, wawancara, study dukumentasi , LKS.
Observasi melalui langkah – langkah (1) pengamatan terhadap aktivitas yang membangkitkan motovasi dan pemahaman siswa mengenai pengertian transaksi dan kejadian, melalui lembar kerja siswa (LKS), (2) pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam mencatat materi persamaan akuntansi, (3) keaktivan siswa dalam kerja kelompok, (4) pengamatan terhadap motivasi siswa dalam menyelesaikan soal – soal persamaan akuntansi, (5) pengamatan terhadap keaktivan siswa dalam mengajukan jawaban.
Pada tahap penyelesaian soal – soal persamaan akuntansi, observasi dilaksanakan berdasarkan langkah tindakan pembelajaran bertahap (tiap tahap). Urutan langkah observasi tersebut adalah pengamatan terhadap beberapa kegiatan, yaitu (1) pada tahap pemberi jawaban dalam diskusi kelompoknya, (2) penulisan, dan analisis transaksi kedalam persamaan akuntansi, (3) penyusunan atau penulisan angka (nilai) rupiah dalam persamaan akuntansi, (4) pencatatan transaksi sesuai dengan urutan kejadian, (5) merevisi pekerjaan kelompoknya sendiri, maupun kelompok lainnya setelah dibacakan hasil pekerjaan kelompok lain .
Pada tahap penyajian, observasi dilakukan berdasarkan urutan langkah tindakan pembelajaran pada tahap tersebut. Adapun urutan langkah observasi ialah pengamatan terhadap kegiatan (1) memberikan komentar mengenai hasil pekerjaan kelompoknya,(2) menuliskan dipapan tulis hasil analisis transaksinya, (3) memberikan tanggapan atau penilaian kepada hasil kerja kelompok lain, (4) mendiskusikan hasil pekerjaannya masing-masing.
Wawancara dilakukan terhadap siswa dan guru dikelas. Wawancara diarahkan untuk melengkapi data yang diperoleh dalam observasi, meminta tanggapan siswa dan guru pada setiap tahapan kegiatan penyelesaian soal-soal persamaan akuntansi. Pada saat / tahap penyelesaian soal-soal wawancara diarahkan terhadap tanggapan siswa tentang, (1) menarik minat dan pemberian motivasi melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengundang jawaban spontan, (2) menulisakan jenis – jenis barang yang ada pada dirinya sekaligus memberi nilai/harga, (3) penilisan nama barang yang dimiliki kedalam persamaan akuntansi. Wawancara pada tanggapan tentang (1) penulisan transaksi dan kejadian dalam tabel persamaan akuntansi, (2) merevisi pekerjaan yang telah dibuat, (3) merevisi pekerjaan teman, (4) menuliskan kembali jawaban yang telah direvisi.
Studi dukumentasi adalah dengan meneliti rencana pembelajaran yang dibuat guru dan memeriksa hasil pekerjaan siswa yang diberikan melalui latihan (penugasan). Penugasan merupakan teknik pengumpulan data tentang pelaksanaan pembelajaran persamaan akuntansi dengan melalui kelompok sosiometri. Pada siswa kelas XI IPS SMA NEGERI 2 BANTAENG. Penugasan dimulai dari tahap pengertian transaksi, analisis transaksi dan kejadian, dan penulisan kedalam persamaan akuntansi. Beban penugasan adalah lembar kerja siswa (LKS) yang terdiri dari (1) LKS. 1. deskripsi diri siswa, (2) LKS.1. Pengertian transaksi, persamaan transaksi, macam-macam transaksi dalam persamaan akuntansi, (3) LKS 2. Tabel pengisian hasil analisis transaksi dan kejadian dalam persamaan akuntansi, (4) LKS 3. Berupa lembaran untuk menyusun laporan keuangan.
Sebagai alat pengumpulan data ; Pedoman observasi adalah format khusus sebagai panduan peneliti untuk memperoleh data dari dokomen tertulis, proses pembelajara, maupun hasil belajar. Pedoman wawancara adalah format yang digunakan untuk mmemperoleh data atau memperoleh klarifikasi dari guru tentang data – data yang dianggap belum jelas.Selanjutnya Lembar kerja siswa (LKS) adalah format yang khusus digunakan siswa untuk mengerjakan soal latihan, penilaian dalam praktik (seperti penilaian diri sendiri, dan, menilai hasil kerja orang lain atau teman sejawat. Selain itu dilanjutkan dengan penugasan dimulai dari tahap pengertian transaksi, analisis transaksi dan kejadian.
Setelah seluruh data terkumpul maka peneliti melakukan uji validitas agar supaya hasil penelitian ini dapat meminimalisir keraguan, maka Borg dan Gall dalam (Wiriatmadja : 2006) mengatakan, ada lima kriteria validitas yakni : (1) validitas hasil, artinya sejauh mana tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah dan mendorong dilakukannya penelitian tindakan atau dengan kata lain, seberapa jauh keberhasilan yang dicapai, (2) validitas proses, memeriksa kelayakan proses yang dikembangkan dalam berbagai fase penelitian tindakan, (3) validitas demokratis, menandakan bahwa penelitian tersebut harus dilaksanakan melalui kelaboratif, terutama mengenai perhatian terhadap bahan yang dikaji, (4) validitas katalitik, sejauh mana penelitian berupaya mendorong partisipan mereorientasikan, memfokuskan, dan motivasi transparansi dan transformasi visi dalam menghadapi kenyataan mereka sehari-hari, (5) validitas dialog, setelah data terkumpul maka untuk lebih memantapkannya melalui dialog dengan mitra peneliti dalam menyusun dan merevisi hasil penelitian beserta penafsirannya.
Berdasar dari teori tersebut maka penelitian kali ini melakukan pemeriksaan kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber teruama kepala sekolah. Setelah itu peneliti melakukan pengecekan kembali kebenaran hipotesis, dan analisis bersama kelaborator, kepada beberapa teman yang dianggap mengetahui tentang kriteria validitas data penelitian tindakan kelas (PTK). Hopkins dalam Wiraatmadja (2006).
Erickson dalam (Madya 2006) menegaskan bahwa kriteria validitas dasar untuk penelitian kualitatif adalah makna langsung dan lokal dari tindakan sebagaimana dibatasi dari sudut pandang peserta penelitiannya. Oleh karena itu obyektifitas dan keseriusan peneliti dan kelaborator sangat menentukan tinggi rendahnya validitas sebuah data penelitian.
Selain itu dalam pelaksanaan PTK, peneliti dan kelaborator silih berganti untuk memberi bimbingan. Salah satu diantaranya menjadi pengamat dan lainnya pembimbing atau penyaji materi akuntansi.
Penelitian ini menggunakan tiga jenis data, yaitu: (1) data hasil observasi proses pembelajaran yang dilakukan kelaborator, (2) data hasil belajar siswa yang terdiri dari tes awal, tes siklus I, siklus II, siklus III, dan tes akhir, dan (3) data hasil penyebaran angket kepada siswa.
Setelah data terkumpul diolah statistik dengan menggunakan teknik analisa deskriptif dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu guna mendiskripsikan karakteristik distribusi skor dari tiga variabel dengan fokus skor tertinggi, skor terendah dan presentase. Mengenai data keaktifan siswa baik dalam belajar kelompok maupun dalam mencatat materi pelajaran akuntansi dengan klasifikasi aktif, cukup aktif, dan tidak aktif. Sedangkan perolehan nilai hasil belajar siswa menggunakan klasifikasi : amat baik, baik, cukup, dan kurang. Selanjutnya akan digambarkan masing – masing dalam tabel distribusi frekuensi dengan klasifikasi nilai amat baik, baik, cukup, dan kurang.
Mengawali kegiatan dengan mengumpulkan fakta negatif bersama kelaborator selama berlangsungnya proses pembelajaran akuntansi di kelas XI IPS.1 semester ganjil tahun ajaran 2007/2008. Selain itu mencari dokumen tertulis dari guru, dan staf tata usaha mengenai nilai siswa, wawancara dengan subyek terteliti. Setelah menemukan fakta negatif maka peneliti bersama kelaborator mengelompokkan fakta negatif dan memberi batasan bersama kelaborator.
Ternyata hasil pengelompokan tersebut ditemukan bahwa aktifitas siswa terhadap mata pelajaran akuntansi terutama mengenai penyelesaian soal-soal persamaan akuntansi masih sangat lemah. Hal ini sebagai akibat dari metode pembelajaran masih sangat monoton yakni kurang bervariasi, tidak memberi praktek penyelesaian soal-soal persamaan akuntansi.
Dengan dasar tersebut maka sepakatlah antara peneliti dan guru akuntansi sebagai kelaborator untuk melakukan tindakan kelas dengan kegiatan sebagai berikut : (1) menentukan jadwal kegiatan, (2) menyusun skenario pembelajaran, (3) menyusun pedoman wawancara, (4) menyusun pedoman observasi, (5) menyusun lembar kerja siswa (LKS), (6) menentukan bentuk soal, (7) menentukan berapa pertemuan tiap siklus, dan berapa siklus yang akan dilakukan. Terjadi kesepakatan bahwa kegiatan PTK dilaksanakan tiga siklus dan setiap siklus tiga kali pertemuan termasuk didalamnya studi pendahuluan.
Prosedur penelitian tersebut dilaksanakan dalam tindakan berdaur ulang (siklus) yang dilakukan sebanyak tiga siklus secara berurutan :menurut (Arikunto 2007) adalah ;
a. Studi Pendahuluan , Pelaksanaan kegiatan tersebut untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dan mengidentifikasi masalah – masalah dallam proses pembelajaran dikelas terteliti. Kemudian dilanjutkan (1) pembuatan jadwal dan kegiatan penelitian dimulai dari bulan Juli sampai Oktober 2007, (2) pengamatan secara langsung terhadap jalannya proses pembelajaran dikelas dan hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal – soal akuntansi untuk memperkuat hasil observasi (pengamatan), dilakukan wawancara dengan guru dan beberapa orang siswa.Dalam observasi pendahuluan tersebut, diperoleh data bahwa pembelajaran akuntansi dikelas XI IPS SMAN 02 Bantaeng hasilnya belum optimal. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal – soal persamaan akuntansi.
b. Perencanaan Tindakan ;(1)Membuat skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan langkah – langkah kegiatan pembelajaran, (2) menyusun angket untuk siswa, (4) menyusun tes awal tentang pengetahuan dasar akuntansi, (5) mempersiapkan media LKS, (6) membuat alat evaluasi. Materi pelajaran yang dipilih untuk pelaksanaan tindakan ini adalah persamaan akuntansi (keseimbangan Neraca) kelas XI IPS semester ganjil dengan rincian pokok bahasan : (a) Transaksi usaha, (b) Persamaan akuntansi, (c) Pencatatan transaksi, (d) Pengaruh transaksi terhadapa persamaan akuntansi, (c) Laporan keuangan dari persamaan akuntansi. c . Pelaksanaan Tindakan ; Pelaksanaan PTK ini dlakukan dengan tiga siklus, dan setiap siklus tiga kali pertemuan (tatap muka) yang diamati oleh guru kolabrator. Setelah itu dilakukan pertemuan untuk mendiskusikan temuan – temuan yang ada dalam pelaksanaan tindakan dan sebagai bahan refleksi untuk kegiatan berikutnya. Langkah pelaksanaan kegiatan pembelajaran dikelas yaitu : (1) pendahuluan, mencek kehadiran siswa, apresepsi dan motivasi, (2) kegiatan inti yang terdiri dari : pembagiam kelompok dalam menyelasaikan soal – soal persamaan akuntansi, guru membagikan LKS kepada setiap kelompok, (3) guru membuat catatan pribadi (catatan lapangan), (4) guru memberikan tes kepada siswa. d. Pengamatan (observasi) ; Pelaksanaan tindakan dan pengamatan (observasi) berlangsung bersamaan sebagai ciri penelitian kolaboratif. Demikian pula dalam peneltian ini, antara peneliti dan guru sebagai kolaborator saling berganti peran demi keakuratan data yang diperoleh. Pengamat melakukan kegiatan membuat catatan pribadi secara cermat sebagai bahan diskusi setelah selesai diterapkan dalam setiap pertemuan. Selama pengamatan berlangsung pengamat dilengkapi dengan instrumen pengumpul data dan catatan lapangan. Dengan demikian, semua indikator yang muncul dalam pembelajaran dapat diidentifikasi, direkam, dan didokumentasikan secara sistematis. Pengamatan (observasi) dilaksanakan terus menerus sejak tindakan pada siklus 1 sampai pada silklus berikutnya. Hasil pengamatan pada siklus 1, menjadi bahan pertimbangan pada siklus berikutnya. Setiap hasil pengamatan tersebut akan mempengaruhi penyusunan tindakan maupun tindakan pada siklus berikutnya.e. Refleksi untuk melihat kembali hal – hal yang telah dilaksanakan dalam setiap siklus, sehingga dapat ditemukan dimana kelebihan atau kekurangan tindakan tersebut. Oleh karena itu, refleksi dilakukan setiap akhir siklus. Dalam tahap ini diadakan diskusi dengan guru kolaborator untuk membahas (1) analisis hasil tindakan yang telah ditetapkan, (2) reevaluasi kesesuaian rencana yang telah disusun dengan tindakan yang diterapkan, termasuk temuan – temuan lain yang tak terduga, (3) menyimpulkan hasil tindakan pada siklus yang telah dilaksanakan dan menyusun rencana untuk siklus berikutnya.

HASIL PANALITIAN

1. Deskripsi kondisi awal siswa
Deskripsi kondisi awal responden atau subyek penelitian ini meliputi : jenis kelamin, dan tingkat pemahaman siswa kelas XI IPS.1 SMA Negeri 2 Bantaeng tahun ajaran 2007/2008.
a. Jenis kelamin
Berdasar data yang dihimpun melalui absen kelas, diperoleh jumlah responden 39 orang siswa kelas XI IPS.1 yang dijadikan sebagai subyek penelitian kali ini. Kemudian dari 39 orang tersebut 21 orang siswa (53 persen) jenis kelamin laki-laki dan 18 orang siswa (47 persen) jenis kelamin perempuan.
b. Tingkat pemahaman
Tabel 1.Deskripsi hasil belajar studi pendahuluan
Interval Kategori F %
0 - 55 kurang 34 87,16
56 - 75 cukup 5 12,72
76 - 85 baik 0 0
86 - 100 amat baik 0 0
Jumlah 39 100
Gambaran tersebut diatas menunjukkan bahwa 34 orang (87,18 persen) masih memiliki nilai kurang , 5 orang (12,72 persen ) cukup . Sedangkan rata-rata hasil belajar 4,8 alias lebih rendah dari nilai enam < 6.
Setelah selesai pengecekan secara keseluruhan maka peneliti bersama kelaborator bekerja sama untuk menyusun instrumen yang terdiri dari; lembar observasi, skenario pembelajaran, dan lembar kerja siswa (LKS). Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan yang dibagi menjadi tiga siklus. Tiap siklus terdiri tiga kali pertemuan secara berdaur ulang.
Tindakan awal guru bersama peneliti melakukan kegiatan : (1) memperkenalkan mengenai pendekatan belajar kelompok melalui sosiometri guna memudahkan dalam menyelesaikan soal-soal persamaan akuntansi, (2) mengajak siswa agar mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan pendekatan kelompok sosiometri dengan aktif, (3) membimbing siswa agar dapat memahami konsep transaksi, persamaan akuntansi dan laporan keuangan dengan pendekatan kerja kelompok, (4) memberi kesempatan pada siswa untuk mewakili kelompoknya dalam mengajukan pertanyaan dan saran-saran atau ide, pada setiap kegiatan pembelajaran, (5) tidak menutup kemungkinan adanya variasi bahasa agar siswa tidak terlalu tegang dalam KBM. Selain itu peneliti bersikap ramah, sabar, komunikatif, penuh perhatian terhadap siswa yang mengalami kesulitan dengan mendekati setiap kelompok , (6) memberi konsep dan praktek transaksi keuangan atau menjawab pertanyaan guru. Tidak terlupakan untuk memberi semangat bagi siswa yang belum berhasil, (7) menugaskan siswa untuk bekerja kelompok.
2. Deskripsi siklus pertama
Perencanaan tindakan : (1) Siswa akan diminta belajar kelompok untuk menyelesaikan soal-soal persamaan akuntansi ,(2) Guru akan membagikan LKS kepada tiap kelompok, (3) Guru akan mengamati proses berlangsungnya belajar kelompok, (4) Guru akan membuat catatan pribadi (catatan lapangan), (5) Guru akan memberikan tes kepada siswa.
Pelaksanaan 7–8–2007, semua kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dalam pembelajaran secara berkesinambungan selama tiga kali pertemuan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) mengabsen kehadiran siswa , kemudian mengimformasikan pokok bahasan yang menjadi fokus kajhian , (2) Guru melakukan apresepsi dan motivasi ,(3) memberi penjelasan singkat mengenai prosedur penyelesaian soal-soal persamaan akuntansi, (4) bersama kelaborator silih berganti membimbing ,mengamati siswa dalam kerja kelompok, (5) memberi kesempatan tiap kelompok untuk mempertanggung jawabkan hasil kerja kelompoknya ,dan kelompok lain diberi kesempatan untuk mengoreksi kesalahan, serta memberi penilaian .(6) setiap akhir pertemuan setiap siklus siswa diberi motivasi agar pada pertemuan berikutnya lebih aktif ,dan antusias, (7) siswa diberi kesempatan untuk mengajukan usul mengenai pelaksanaan kerja kelompok berdasarkan sosiometri , (8)kemudian peneliti bersama kelaborator membimbing kelompok untuk menyimpulkan materi ajar.
Pengamatan, berdasarkan dari catatan di lapangan pada saat berlangsungnya belajar kelompok ada beberapa siswa dari kelompok II yang main-main sambil melihat kelompok lain. Sementara itu seorang siswa pasif, karena ia murid terlambat hadir dikelas sehingga informasi awal tidak dimengerti. Guru memotivasi supaya aktif berinteraksi dengan kelompoknya. Pada setiap kelompok paling antusias menyelesaikan tugas rata-rata 2-3 orang. Sedangkan anggota yang lain cukup aktif apabila diawasi oleh guru.
Pengamatan diluar belajar kelompok, yaitu guru memeriksa buku cacatan masing-masing siswa setelah penyajian materi. Ternyata ada beberapa siswa yang tidak mencatat dengan alasan pulpen macet, tidak ada pulpen dan sebagainya. Ditinjau dari keaktifan siswa dalam belajar kelompok melalui lembar catatan lapangan, datanya dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel. 2. Keaktifan siswa dalam belajar kelompok pada siklus 1

No . Keaktifan Siswa belajar Siklus 1
Kelompok
F %
1. Aktif 17 50%
2. Cukup Aktif 14 38%
3. Tidak Aktif 8 12%
Jumlah 39 100%

Ditinjau dari keaktifan siswa mencatat materi pelajaran, datanya dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel .3. Keaktifan Siswa Mencatat pada Siklus 1.
No. Keaktifan Siswa Mencatat Siklus 1
Materi Pelajaran
F %
1. Aktif 26 67 %
2. Cukup Aktif 5 13 %
3. Kurang Aktif 8 20 %

Jumlah 39 100%

Ditinjau dari perolehan nilai hasil tes, dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel.4. Distribusi Frekuensi Data Perolehan Nilai Siswa pada Siklus 1.
Kelompok Interval Siklus 1 Kualitas
Nilai nilai nilai
F %
1. 0 - 55 28 71,79 Kurang
2. 56 - 75 11 28,21 Cukup
3. 76 - 85 0 0 Baik
4. 86 - 100 0 0 Amat baik

Jumlah 39 100

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang ada 28 orang (71,79 persen) dari 39 siswa.Sekalipun jika dibanding dengan nilai awal hanya ata – rata 4,8 .Sementara siklus pertama ini mengalami peningkatan menjadi 5,5 lengkapnya lihat lampiran 5 tabel 13.Sekalipun masih lebih kecil dari enam (< 6).
Refleksi berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan pada siklus 1 ditemukan kegagalan, yaitu : (1) Dilihat dari keaktifan belajar kelompok, siswa yang tidak aktif ada 8 orang (20 persen) dari 39 orang siswa. (2) Dilihat dari keaktifan mencatat materi yang diberikan, siswa yang kurang aktif mencatat 8 orang (20 persen) dari 39 siswa.(3) Dilihat dari perolehan nilai tes, siswa yang memperoleh nilai cukup (56 – 75) ada 11 orang(28,21 persen), tetapi memperoleh nilai kurang (0 – 55) ada 28 orang siswa (71,79 persen) dari 39 siswa.Hal ini terlihat siswa kategori nilai kuang semakin sedikit yakni dari 34 orang menjadi 28 orang.Selain itu nilai rata – rata meningkat dari 4,8 menjadi 5,5 sekalipun masih <6.
Memperhatikan kenyataan pada siklus I, ternyata siklus kedua merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan.

3. Deskripsi siklus kedua
Perencanaan tindakan : (1)Guru akan menyajikan materi pelajaran,(2) Siswa akan diminta belajar kelompok untuk membahas penyelesaian soal-soal persamaan akuntansi, (3) Guru akan membagi LKS kepada setiap kelompok, (4) Guru akan memberikan kesempatan kepada siswa secara kelompok untuk menanyakan hal–hal yang belum jelas,(5) Guru akan mengamati proses berlangsungnya belajar kelompok, (6) Guru akan memperhatikan pemahaman seluruh siswa terhadap materi yang diberikan dan memeriksa catatan siswa setelah materi disajikan,(7) Guru akan membuat catatan pribadi , (8) Guru akan memberikan tes kepada siswa.
Pelaksanaan 28–8–2007, semua kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dalam pembelajaran secara berkesinambungan selama tiga kali pertemuan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) mengabsen kehadiran siswa , kemudian mengimformasikan pokok bahasan yang menjadi fokus kajian , (2) Guru melakukan apresepsi dan motivasi ,(3) memberi penjelasan singkat mengenai prosedur penyelesaian soal-soal persamaan akuntansi, (4) bersama kelaborator silih berganti membimbing ,mengamati siswa dalam kerja kelompok, (5) memberi kesempatan tiap kelompok untuk mempertanggung jawabkan hasil kerja kelompoknya ,dan kelompok lain diberi kesempatan untuk mengoreksi kesalahan, serta memberi penilaian .(6) setiap akhir pertemuan setiap siklus dilakukan evaluasi secara menyeluruh sebagai motivasi agar pada pertemuan berikutnya lebih aktif ,dan antusias, (7) siswa diberi kesempatan untuk mengajukan usul mengenai pelaksanaan kerja kelompok berdasarkan sosiometri ,kemudian menyimpulkan materi ajar. (8) peneliti dan kelaborator bersama – sama memberi penguatan mengenai hasil kerja kelompok agar kepercayaan diri siswa lebih mantap.
Pengamatan : Berdasarkan dari catatan lapangan, pada saat berlangsungnya belajar kelompok seorang siswa melempar step ex kearah temannya berulang ulang, guru menegur dan menyuruh aktif berinteraksi dengan kelompoknya masing – masing. Dua orang siswa lainnya berbincang – bincang tentang hal diluar diskusi. Sementara itu seorang siswa melamun dan ditegur oleh guru. Pada setiap kelompok yang paling antusias membahas tugas yang diberikan rata – rata ada 2 atau 3 orang, dan anggota yang lain cukup aktif.
Adapun pengamatan diluar proses belajar kelompok yaitu guru memeriksa buku catatan setiap siswa setelah materi diberikan. Ternyata masih ada siswa yang tidak mencatat dengan alasan bukunya salah bawa dan sebagainya. Ditinjau dari keaktifan siswa dalam belajar kelompok, datanya dapat dilihat pada tabel 5. Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa ada 3 orang (8 persen) yang tidak aktif dari 39 siswa. Agar lebih jelas maka berikut ini :


Tabel 6. keaktifan siswa dalam belajar kelompok pada siklus II
Siklus II
NO Kategori
F %
1. Aktif 21 54
2. Cukup Aktif 15 38 3. Tidak Aktif 3 8

Jumlah 39 100

Ditinjau dari keaktifan siswa mencatat materi yang diberikan melalui pengamatan lembar catatan lapangan dapat dilihat pada tabel 7, sebagai berikut :

Tabel 7. Keaktifan siswa mencatat pada siklus II
Siklus II
NO Kategori F %

1. Aktif 27 69
2. Cukup Aktif 10 26 3. Kurang Aktif 2 5

Jumlah 39 100

Dari tabel 7, dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang tidak aktif yaitu 2 orang (5 persen) dari 39 orang.
Ditinjau dari perolehan nilai tes dapat dilihat pada tabel 8. dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang tersisa 2 orang (5,13 persen) dari 39 orang siswa, tetapi mendapat nilai cukup bertambah dari 11 orang menjadi 37 orang. Agar lebih jelas perhatikan tabel 8 berikut :
Tabel 8. distribusi Frekuensi Data Perolehan Nilai Pada Siklus II
Kelompok Interval Kategori Siklus II
Nilai Nilai
F %
1. 0 - 55 Kurang 2 5,13
2. 56 - 75 Cukup 37 94,87
3. 76 - 85 Baik 0 0
4. 86 - 100 Amat Baik 0 0

Jumlah 39 100

Refleksi. Berdasarkan hasil pelaksanaan pada pengamatan pada siklus II, ada sedikit peningkatan dibandingkan siklus I yaitu : (1) Dilihat dari keaktifan siswa dalam belajar kelompok yang tidak aktif 3 orang (8 persen) dari 39 orang,(2) Dari keaktifan siswa mencatat materi pelajaran, yang tidak aktif 2 orang (5 persen) dari 39 orang ,(3) Dilihat dari perolehan nilai, yang memperoleh nilai cukup 37 orang (94,87 persen) dari 39 siswa , walaupun siswa memperoleh nila kurang masih ada 2 orang (5,13 persen). Sehingga untuk siklus III perlu perbaikan guna mencapai yang lebih baik lagi dari pada silklus I dan II. Sekalipun jika dilhat dari rata-rata perolehan nilai terjadi peningkatan dari 4,8 menjadi 5,5 kemudian 6,6 .

4. Deskripsi siklus Ketiga
Perencanaan Tindakan : (1) Guru akan menyajikan materi pelajaran ,(2) Siswa akan diminta belajar kelompok untuk membahas penyelesaian soal – soal persamaan akuntansi, (3) Guru akan membagikan LKS kepada setiap kelompok,(4) Siswa akan diberi kesempatan secara kelompok untuk menanyakan hal – hal yang belum jelas,(5) Guru akan membimbing setiap kelompok yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian soal –soal akuntansi,(6) Guru akan membuat catatan pribadi, (7) Guru akan memberikan tes kepada siswa.
Pelaksanaan 23–10–2007, semua kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dalam pembelajaran secara berkesinambungan selama tiga kali pertemuan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) mengabsen kehadiran siswa , kemudian mengimformasikan pokok bahasan yang menjadi fokus kajian , (2) Guru melakukan apresepsi dan motivasi ,(3) memberi penjelasan singkat mengenai prosedur penyusunan laporan keuangan perusahaan jasa ,dengan suber data dari persamaan akuntansi, (4) bersama kelaborator silih berganti membimbing ,mengamati siswa dalam kerja kelompok, (5) memberi kesempatan tiap kelompok untuk mempertanggung jawabkan hasil kerja kelompoknya ,dan kelompok lain diberi kesempatan untuk mengoreksi kesalahan, serta memberi penilaian .(6) setiap akhir pertemuan setiap siklus siswa diberi motivasi agar pada pertemuan berikutnya lebih aktif ,dan antusias, (7) siswa diberi kesempatan untuk mengajukan usul mengenai pelaksanaan kerja kelompok berdasarkan sosiometri ,kemudian menyimpulkan materi ajar. (8) pada pertemuan terakhir siklus ketiga peneliti dan kelaborator melakukan evaluasi secara menyeluruh (9) peneliti dan kelaborator bersama – sama memberi penguatan mengenai hasil kerja kelompok agar kepercayaan diri siswa lebih mantap.
Pengamatan : Berdasarkan catatan lapangan, pada setiap berlangsungnya belajar masing – masing kelompok. Peneliti dan guru berkeliling melihat – lihat cara kerja masing – masing kelompok. Secara bergantian guru membimbing bagaimana cara yang benar dalam menyelesaikan soal – soal persamaan akuntansi yang diberikan. Pada saat bersamaan, sewaktu guru memberikan bimbingan kepada kelompok IV, ada seorang siswa dari kelompok II sedang bercermin dan guru menegurnya supaya aktif berinteraksi dengan kelompoknya. Seperti biasa Dodi(nama samaran) pasif dan guru maklum kerena dia agak ada kelainan.
Adapun pengamatan diluar proses belajar kelompok yaitu guru memeriksa catatan setiap siswa setelah materi disajikan. Ternyata semua siswa mencatat kecuali yang tidak hadir. Ditinjau dari keaktifan siswa dalam belajar kelompok melalui lembar catatan lapangan, dapat dilihat pada tabel 9, sebagai berikut :
Tabel 9. Keaktifan siswa dalam belajar kelompok pada siklus III
Siklus
NO Kategori
F %
1. Aktif 28 71
2. Cukup Aktif 10 26
3. Tidak Aktif 1 3

Jumlah 39 100

Tabel 10. Keaktifan siswa mencatat materi pelajaran pada siklus III
Siklus
NO Kategori
F %
1. Aktif 33 85
2 Cukup Aktif 5 12
3. Kurang Aktif 1 3

Jumlah 39 100

Tabel 11. Distribusi Frekuensi perolehan nilai siklus III
Kelompok Interval Kategori Siklus III
Nilai Nilai
F %
1. 0 - 55 Kurang 1 3
2. 56 - 75 Cukup 2 5
3. 76 - 85 Baik 14 36
4. 86 - 100 Amat Baik 22 56

Jumlah 39 orang 100

Refleksi. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dan pengamatan pada siklus III terlihat adanya peningkatan dibandingkan dengan siklus I dan II Dengan demikian, pelaksanaan siklus III dapat dikatakan berhasil. Hal ini dibuktikan dari nilai rata – rata siklus II. 6,6 meningkat menjadi 7,9 pada siklus III.

PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas (PTK) siklus pertama, kedua dan ketiga mengenai pembelajaran akuntansi dengan menggunakan pendekatan kelompok yang dibentuk melalui sosiometri menunjukkan hasil menggembirakan yakni keaktivan siswa baik dalam kerja kelompok, mencatat materi persamaan akuntansi, maupun hasil belajar akuntansi pada pokok bahasan persamaan akuntansi secara berangsung-angsur ikut meningkat.
Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa pada permulaan tindakan pembelajaran dengan pendekatan kelompok sosiometri menunjukkan bahwa keaktivan siswa cukup baik. Ditandai oleh perhatian siswa dalam mencatat materi persamaan akuntansi, kerja kelompok.
Pelaksanaan siklus pertama, siswa sudah mulai tertarik mengikuti kegiatan belajar kelompok sosiometri. Keaktifan siswa dalam kerja kelompok sudah mulai nampak. Begitu pula dalam menjawab pertanyaan guru, dan menanggapi jawaban kelompok lainnya sudah mulai nampak. Menanyakan pada guru dan peneliti jika ada yang belum dimengerti, ataupun kepada teman-temannya ikut mewarnai kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung. Seklaipun jumlahnya masih belum memadai yang berani mengemukakan pendapatnya kepada guru. Siswa kurang aktif di setiap kelompok masih sangat jelas kelihatan, dan bahkan ada juga masih pura-pura aktif sehingga pada saat evaluasi siklus kedua sudah rampung terdapat 8 orang (20 persen) tidak aktif dan 14 orang (30 persen) cukup aktif, 17 orang (50 persen) aktif dalam belajar kelompok. Selain itu hasil observasi diluar belajar guru masih menemukan 8 orang siswa (20 persen) tidak aktif mencatat materi pelajaran persamaan akuntansi. Begitu pula perolehan hasil tes masih ditemukan 28 orang (71,79 persen) masih bernilai kurang , sedangkan nilai rata – rata 5,5.
Sedangkan pada siklus kedua, motivasi belajar siswa meningkat. Hal ini ditandai dengan berkurangnya siswa yang tidak aktif kerja kelompok hanya 3 orang (8 persen). Sementara hasil observasi di luar proses pembelajaran siswa yang kurang aktif mencatat materi pelajaran persamaan akuntansi tersisa 2 orang (5,13 persen). Selain itu perolehan nilai hasil tes siswa bernilai kurang 2 orang (5,13 persen) serta siswa bernilai cukup 37 orang (94,87 persen).dari 39 siswa.Sedangkan nilai rata – rata 6,6.
Berdasarkan hasil analisis tersebut menandakan bahwa suasana proses pembelajaran dengan pendekatan kelompok sosiometri nampak bergairah dan berkembang. Jumlah siswa yang berani menjawab pertanyaan baik untuk mewakili kelompoknya maupun secara individu semakin meningkat. Mengajukan pendapat atau berdiskusi mengenai persamaan akuntansi semakin meningkat. Kondisi proses belajar mengajar semakin bergairah, hal ini sebagai akibat dari peningkatan motivasi, dan aktivitas peserta belajar semakin meningkat. Pada siklus kedua ini siswa mulai dapat menyusun rangkuman materi pelajaran persamaan akuntansi dalam bentuk catatan.
Selanjutnya siklus ketiga, kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan kelompok sosiometri sudah cukup optimal. Lembar catatan persamaan akuntansi sebagai alat untuk menyusun laporan keuangan baik neraca, laporan laba rugi, maupun laporan perubahan modal ikut lebih mengaktifkan siswa sehingga suasana kegiatan belajar mengajar semakin antusias. Keaktifan siswa dan optimisme juga semakin ikut meningkat. Pembelajaran model ini semakin menarik, semangat optimis dan inovatif semakin menajam. Pertanyaan dan usulan mengenai KBM semakin bertambah. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan siswa dalam belajar kelompok bertambah 28 orang (71 persen ) dan cukup aktif 10 orang ( 16 persen ) sedangkan tidak aktif hanya satu orang (3 pesen ) kaena siswa tersebut ada kelainan .Begitupula keaktifan dalam mencatat materi pelajaran sebanyak 33 orang (85 persen ) dan cukup aktif 5 orang (12 persen ) sedangkan kurang aktif hanya satu orang . Selain itu perolehan nilai amat baik sebanyak 8 orang (20,51 persen ),nilai baik sebanyak 15 orang ( 38,46 pesen ) sedangkan 16 orang ( 41,03 persen )
Memperoleh nilai cukup .Rata – rata nilai evaluasi hasil belajar meningkat dari 6,6 menjadi 7,9. Dengan demikian jika digambarkan secara keseluruhan mulai dari stadi pendahuluan ,rata – rata nilai 4,8 ,siklus I rata – rata nilai 5,5 siklus II rata – rata nilai 6,6 kemudian pada siklus III rata – rata nilai menjadi 7,9.
Pada siklus ketiga ini siswa semakin antusias untuk mewakili kelompok sebagai pembicara mengenai hasil kerja kelompoknya semakin mengalami peningkatan. Keaktifan siswa berdasarkan hasil pengamatan kelaborator baik dalam proses belajar maupun di luar proses pembelajaran menunjukkan bahwa, untuk kerja kelompok hanya satu orang tidak aktif, sedangkan keaktifan dalam mencatat materi akuntansi juga tersisa satu orang kurang aktif. Begitu pula perolehan nilai hasil tes memperoleh nilai kurang yakni bagi yang tidak aktif kerja kelompok karena diduga ada kelainan. Dengan demikian, pelaksanaan siklus ke III dikatakan berhasil meningkatkan keterampilan siswa menyelesaikan soal-soal persamaan akuntansi kelas XI IPS.1 SMA Negeri 2 Bantaeng semester ganjil tahun ajaran 2007/2008.
Berdasar dari hasil analisis dari kuesioner yang dibagikan kepada siswa terteliti diperoleh hasil bahwa sebagian besar siswa menyatakan : (1) belajar dengan pendekatan kelompok yang dipilih berdasarkan sosiometri dapat memotivasi siswa untuk aktif kerja berkelompok, (2) belajar kelompok dapat saling membantu untuk memahami permasalahan pelajaran yang dihadapi, (3) dapat menanamkan semangat persatuan, (4) menumbuhkan persaingan positif, (5) belajar kelompok dapat meningkatkan kualitas kepribadian dalam hal kerja sama.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari kajian pustaka, dan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) maka peneliti berkesimpulan bahwa : Pembelajaran akuntansi dengan pendekatan kelompok berdasarkan sosiometri dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal-soal persamaan akuntansi .
Saran

Berdasarkan hasil – hasil penelitian, maka dalam pembentukan kelompok belajar yang berdasarkan sosiometri, guru hendaknya dalam mengadakan pengamatan secara cermat dan lebih teliti mengenai alasan – alasan pentingnya pemilihan teman belajar bersama. Hal itu bertujuan agar kelompok yang terbentuk betul – betul yang heterogen, terutama dalam kemampuan akademisnya. Selain itu jumlah anggota setiap kelompok hanya sekitar 4 – 5 orang .

DAFTAR PUSTAKA
Alipandi. 1984. Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya : Usaha Nasional.


Arikunto Suharsimi. 1992. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara.

_______________. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara.


Aqib Zainal, 2006. Penelitian tindakan kelas untuk guru. Bandung : CV.Yrama Widya.


__________, 2004. Karya tulisilmiah bagi pengembangan profesi guru. Bandung : CV. Yrama Widya.


Depdiknas. 2003. Penelitian Tindakan Kelas SMP. Jakarta : Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.


Haryanto. 1989. Akuntansi Untuk SMA. Surakarta : PT Intanpariwara.


Madya Suwarsih, 2006. Teori dan praktik penelitian tindakan (Action Research). Bandung : Alfabeta.


Mantja, W. 2003. Etnograf : Disain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan. Malang : Wineka Media.


Nasution, 2003. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.


Nataatmadja. 1988. Akuntansi Untuk SMA. Bandung : Ganeca Exact.


Sudjana. 1988. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.


Sukardi. 1983. Psikologi Pendidikan. Bandung : FIP. FKIP.


_______. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.


Soemarno. R. 1993. Akuntansi Untuk SMTA. Jakarta : Salemba empat.


Walgito, Bimo. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah. Yogyakarta : Audi Off Set.


Winataputra dkk, 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Universitas Terbuka.


Zuriah Nurul, 2003. Penelitian tindakan Publishing. Malang : Bayu Media.

Tidak ada komentar: